Mengenal Sedekah Rame, Tradisi Gotong Royong dari Melayu Lahat dalam Kegiatan Pertanian
Mengenal Sedekah Rame, Tradisi Gotong Royong dari Melayu Lahat dalam Kegiatan Pertanian.
Salah satu upacara adat di Palembang ini masih mengusung konsep gotong royong dan rangkaian acara ini dilakukan oleh para petani.
Mengenal Sedekah Rame, Tradisi Gotong Royong dari Melayu Lahat dalam Kegiatan Pertanian
Indonesia dengan berbagai macam suku bangsa tentunya memiliki upacara adat, budaya, dan tradisi yang berbeda-beda.
Lebih dari itu, kebudayan dari tiap suku tersebut sudah menjadi bagian dari identitas serta sudah mendarah daging di setiap diri masyarakatnya.
Di Sumatera Selatan kebudayaan tentu sangat kaya dan beragam. Beberapa di antaranya memiliki makna hidup yang mungkin relevan dengan zaman sekarang ini.
Salah satunya yaitu Sedekah Rame yang masih mengusung konsep gotong royong.
-
Bagaimana warga Demak merayakan Sedekah Bumi? Keseruan tradisi itu terlihat dalam sebuah reportase dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (22/5). Dalam video liputan, terlihat warga saling berebut hasil bumi yang berada di gunungan itu.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Apa yang dirayakan dalam Sedekah Bumi Demak? Mengutip Demakkab.go.id, Apitan atau sedekah bumi digelar sebagai ikhtiar masyarakat Demak serta ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah di tahun sebelumnya.
-
Siapa yang mengadakan tradisi Momong Pedet? Pada hari Minggu, 27 Agustus 2023, para peternak sapi yang tergabung dalam kelompok peternak Andini Mulyo mengadakan sebuah upacara adat.
-
Siapa yang membantu petani rempah? “Kami menindaklanjuti MoU dengan Sido Muncul beberapa waktu lalu. Isi kerjasamanya, melingkupi para petani penghasil rempah yang tergabung dalam koperasi akan menjadi bagian dari rantai di industri jamu Sido Muncul,“ kata Menkop dan UKM, Teten di Pabrik Sido Muncul.
-
Bagaimana prosesi Sedekah Merapi? Prosesi upacara tradisional Sedekah Merapi diawali dengan menyediakan satu kepala kerbau yang dibalut kain mori, serta sesajen tumpeng gunung dari nasi jagung yang dibuat menyerupai gunung atau gunungan yang diarak keliling kampung oleh puluhan warga menuju Joglo Merapi 1. Setelah itu mereka memanjatkan doa bersama-sama agar warga kawasan Merapi diberi perlindungan dari bencana maupun wabah penyakit serta hasil pertanian yang melimpah. Setelah doa bersama selesai, kepala kerbau dan sesaji dibawa oleh sejumlah warga diiringi barisan pembawa penerangan obor menuju puncak Merapi. Selanjutnya, kepala kerbau tersebut dilabuhkan di Puncak Merapi, tepatnya di lokasi Pasar Bubrah atau empat kilometer dari Joglo Merapi. Namun karena status Gunung Merapi masih siaga maka ritual itu dilaksanakan hanya dua kilometer dari Joglo Merapi.
Sedekah Rame biasa dilakukan oleh masyarakat Melayu Lahat yang sudah menetap di Sumatera Selatan.
Dari upacara ini kita bisa menilai jika mereka masih sangat mengandalkan tuhan dalam bercocok tanam.
Seperti apa pelaksanaan Sedekah Rame khas Melayu Lahat ini? Simak informasi selengkapnya yang dihimpun merdeka.com dari berbagai sumber berikut.
Arti Sedekah Rame
Setiap upacara adat pasti diwariskan secara turun-temurun, begitu juga halnya dengan Sedekah Rame ini.
Mengutip dari berbagai sumber, arti dari Sedekah Rame yaitu sedekah bersama-sama.
Hal ini terlihat dari setiap pelaksanaannya yang melibatkan setiap masyarakat khususnya petani yang memiliki lahan persawahan.
Budaya gotong royong begitu kental dalam upacara ini, setiap orang akan mengucap doa dan syukur ketika waktu tanam hingga panen padi.
Asal-usul Sedekah Rame
Melansir dari situs warisanbudaya.kemdikbud.go.id, ada seorang bernama Kriye Mambul. Ia mempelajari Sedekah Rame ini didapatnya ketika sedang bermalam atau menginap di Kesultanan Palembang.
Kriye Mambul melalui jalur sungai menuju Palembang menggunakan perahu. Setiap bermalam di Kesultanan Palembang, ia mempelajari beberapa upacara adat atau tradisi masyarakat termasuk Sedekah Rame ini.
Kemudian Kriye Mambul tetap konsisten mempelajari Sedekah Rame ini sampai menguasainya. Lalu, setelah memahami dan menguasainya, upacara ini mulai diterapkan di Batu Urip.
Sedekah Rame dilaksanakan secara berkala sesuai dengan situasi dan kondisi di Batu Urip. Bahkan, sampai saat ini upacara tersebut masih tetap bertahan dan lestari.
Tahap Pelaksanaan Sedekah Rame
Ada beberapa tahapan dalam setiap pelaksanaan Sedekah Rame ini.
Pertama, mengadakan pertemuan para pemuka masyarakat untuk meminta izin. Kemudian pertemuan pemuka masyarakat dengan para pemilik sawah untuk menentukan tanggal pelaksanaan.
Lalu pertemuan antara Rie dan tetua kampung untuk pembagian tugas.
Tahap kedua yaitu pelaksanaan upacara, pertama meletakkan perlengkapan upacara dan membakar menyan.
Lalu pemberian kesempatan untuk sambutan, kemudian penyampaian amanat dan aliksah puyang, lalu memanjatkan doa penutup dan terakhir menyantap hidangan bersama-sama.
Tahap ketiga atau terakhir ini dilakukan setelah upacara, mubus babak yang dibagi dua bagian yaitu pengeringan air dan bersih-bersih saluran air, dan kedua adalah penangkapan ikan yang boleh di bawa pulang atau dijual kembali