Tradisi Nyeraye, Simbol Gotong Royong Masyarakat Aceh
Mengenal Tradisi Nyeraye, bentuk rasa kerjasama dan gotong royong yang tumbuh di lapisan masyarakat Aceh khususnya di Kabupaten Tamiang.
Gotong Royong merupakan warisan budaya dari nenek moyang yang terus berkembang sampai saat ini. Tak heran, masyarakat Indonesia memiliki jiwa atau rasa gotong royong yang begitu tinggi, sama halnya dengan tradisi Nyeraye dari Aceh.
Tradisi Nyeraye, Simbol Gotong Royong Masyarakat Aceh
Apa Itu Nyeraye
Masyarakat Aceh memiliki ragam jenis tradisi dan budaya. Tak dipungkiri jika pengaruh-pengaruh budaya Melayu dan agama Islam begitu kental di wilayah ini. Salah satu tradisi yang masih dekat dengan unsur Melayu adalah Tradisi Nyeraye. Lazimnya, tradisi ini masih berlangsung di Kabupaten Tamiang.
Tradisi Nyeraye adalah bentuk kerjasama yang dilakukan masyarakat setempat ketika mengadakan sebuah hajatan oleh masyarakat lainnya.
-
Apa arti dari gotong royong? Gotong royong adalah konsep semangat kebersamaan dan kerja sama dalam masyarakat Indonesia.
-
Mengapa tradisi Peutron Aneuk penting bagi masyarakat Aceh? Wujud pelaksanaan Peutron Aneuk ini tak hanya sekedar tradisi turun-temurun saja. Tetapi, tradisi ini memiliki makna dan arti yang begitu mendalam khususnya bagi tumbuh kembang anak di masa depan.
-
Apa makna tradisi Nyambat di Betawi? Namun tradisi Nyambat yang dimiliki warga Betawi bukanlah bentuk ekspresi kekesalan maupun mengeluh, melainkan sebuah aktivitas sosial gotong royong.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Apa tradisi khas Kampung Yudha Asri? Jika selama ini Banten terkenal dengan desa budaya di Baduy, mungkin bisa bergeser sedikit ke Kampung Seni Yudha Asri di Kabupaten Serang. Di lokasi yang masuk Desa Mander, Kecamatan Bandung ini warganya kompak menjaga alam dan melestarikan kebudayaan leluhur. Ini tercermin dari mudahnya menemukan ikon-ikon khas adat Sunda seperti pertunjukan seni musik angklung, rampak bedug sampai tradisi ngaruwat bumi yang diturunkan ke generasi muda.
-
Apa makna tradisi Boh Gaca di Aceh? Meski pelaksanaan Boh Gaca terkesan rumit dan melibatkan banyak orang, namun tradisi ini merupakan simbol atau melambangkan kecantikan dan kesucian sang pengantin wanita.
Melansir dari buletin "Haba" repositori.kemdikbud.go.id, asal muasal Tradisi Nyeraye ini juga dari leluhur yang hidup di daerah Tamiang. Hal ini bertujuan untuk membangun kerukunan sosial antar masyarakat dan sebagai bentuk tolong menolong.
Namun, Tradisi Nyeraye berubah menjadi etika pergaulan sosial yang digambarkan dengan kegiatan gotong royong dalam berbagai upacara adat, seperti khitanan, potong rambut bayi, dan sebagainya.
Dari Kebiasaan Sehari-hari
Tradisi Nyeraye pun sudah melekat di masyarakat Tamiang. Pasalnya, tradisi ini dijalankan dalam kehidupan sehar-hari. Biasanya, Nyeraye dilakukan saat membangun rumah atau tempat ibadah, sampai kegiatan bersih-bersih desa.
Tradisi Nyeraye mengingatkan kita pada tradisi Rewang yang biasa diterjadi di masyarakat Jawa. Di mana awalnya bentuk gotong royong Nyeraye tenaga dibayar tenaga. Artinya tidak ada upah dalam bentuk uang ataupun materi.Seiring berkembangnya zaman, eksistensi Nyeraye sedikit demi sedikit memudar. Karena saat ini tenaga kerja sudah bertebaran dan sudah dibayar menggunakan uang. Namun, masyarakat Tamiang masih terus melestarikan tradisi tersebut. Contoh dari Tradisi Nyeraye ini ketika salah satu anggota keluarga sedang melaksanakan upacara pernikahan, masyarakat lainnya pun ikut bergotong royong agar acara bisa berjalan lancar dan sukses.
Kaum laki-laki biasanya mendirikan tenda, memotong hewan dan berbagai macam keperluan untuk acara tersebut. Sementara kaum perempuan atau ibu-ibu juga ikut andil dengan memasak makanan, membuat kue, cuci piring dan lain sebagainya.
Nilai Luhur
Tradisi Nyeraye membuat kehidupan sosial masyarakat Tamiang menjadi lebih harmonis. Dengan melestarikan kegiatan tersebut, masyarakat akan lebih sering berkumpul dan berkomunikasi. Sehingga membangun rasa kebersamaan, rasa persaudaraan dan juga menjaga tali silaturahmi.