Peutron Aneuk, Tradisi Lokal Masyarakat Aceh untuk Bayi yang Baru Lahir
Mengenal Peutron Aneuk, kearifan lokal turun-temurun masyarkat Aceh ketika kelahiran seorang bayi.
Sebuah tradisi yang sudah dilaksanakan turun-temurun oleh suatu masyarakat sudah menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan, sama seperti tradisi dari Aceh yang satu ini.
Peutron Aneuk, Tradisi Lokal Masyarakat Aceh untuk Bayi yang Baru Lahir
Provinsi Aceh terkenal dengan masyarakat penganut agama Islam terbesar di Indonesia. Beberapa tradisi yang berkembang di masyarakat tentunya tidak jauh dari unsur-unsur Islam.
Salah satu tradisinya bernama Peutron Aneuk atau biasa disebut Turun Tanah. Tradisi ini sudah menyatu dengan masyarakat Aceh sebab Peutron Aneuk sudah menjadi sebuah keharusan ketika melahirkan seorang anak.
Peutron Aneuk berubah menjadi kearifan lokal di lapisan masyarakat Aceh. Simak ulasan tradisi lokal yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
-
Kenapa tradisi Meugang di Aceh dilakukan? Tradisi Meugang merupakan tradisi Iduladha yang sangat populer di Aceh. Tradisi yang sudah ada di Aceh sejak ratusan tahun lalu identik dengan makan daging sapi atau kerbau bersama beraneka makanan olahan lainnya. Tradisi ini pertama kali muncul pada masa Kerajaan Aceh. Saat itu hewan kurban dipotong dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Tradisi ini merupakan wujud rasa syukur atas kemakmuran tanah Aceh.
-
Apa itu Tradisi Ancakan? Tradisi Ancakan merupakan tradisi yang rutin diadakan masyarakat Demak pada malam Iduladha. Tradisi ini merupakan bentuk sedekah ahli waris kepada para peziarah atau masyarakat luas yang merupakan tradisi sebelum penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga.
-
Kenapa Tradisi Ancakan dilakukan? Mereka percaya jika mendapatkan bagian dari ancakan ini kita akan mendapatkan keberkahan atas izin dan rida Allah SWT.
-
Apa nama tradisi unik ini? Di Aceh Tamiang, masyarakat sekitar telah mempertahankan tradisi memanen madu yang bernama Dendang Lebah.
-
Kapan Tradisi Ancakan dilakukan? Tradisi Ancakan rutin diadakan masyarakat Demak pada malam Iduladha.
-
Dimana Tradisi Ancakan berlangsung? Kegiatan ancakan berlangsung di Kadilangu.
Ada Unsur Agama Hindu
Mengutip dari beberapa sumber, asal usul Peutron Aneuk merupakan bagian dari kebudayaan agama Hindu.
Secara periodisasi, memang agama Hindu lebih dulu memasuki wilayah Aceh ketimbang Islam.
Namun, saat unsur agama Islam mulai masuk di Aceh, budaya Hindu pun masih tetap bertahan.
Seiring berjalannya waktu, prosesi Peutron Aneuk pun berubah dan menyesuaikan dengan kaidah-kaidah yang ada di agama Islam. Adapun beberapa tradisi asli Aceh yang terpengaruh dengan agama Hindu, seperti Peusijuek, Boh Gaca, dan Kanduri Blang.
Sejarah Peutron Aneuk
Upacara Peutron Aneuk sudah dilakukan sejak pertengahan abad ke-13 tepatnya di masa Kerajaan Samudera Pasai. Tradisi ini juga masih bertahan saat Kerajaan Aceh Darussalam hingga saat ini.
Konon, saat kelahiran Sultan Iskandar Muda tradisi ini turut dilaksanakan, tetapi dengan suasana yang sangat meriah.
Prosesinya diiringi dengan tembakan meriam secara bergantian apabila bayi tersebut berkelamin laki-laki.
Tak hanya itu, Peutron Aneuk ini juga menyajikan pertunjukan pendekar yang memotong tiga batang pisang menggunakan pedang.
Artinya, bayi laki-laki tersebut kelak akan menjadi orang pemberani saat berada di medan peperangan dan memiliki jiwa kesatria.
Proses Pelaksanaan
Melansir dari situs resmi nu.or.id, tradisi Peutron Aneuk akan dilaksankan apabila kelahiran anak sudah mencapai hari-hari tertentu, biasanya dalam kurun waktu 44 hari atau lebih.
Peutron Aneuk sendiri diartikan sebagai Turun Tanah yang bertujuan untuk memperkenalkan anak kepada lingkungan luas termasuk kepada seluruh keluarga besar dan masyarakat sekitar untuk pertama kalinya.
Pelaksanaan Peutron Aneuk ini ada yang bermacam-macam, mulai dari saat bayi berusia tujuh hari dilakukan cukur rambut, Aqiqah, dan pemberian nama.
Selain itu, ada juga orang tua yang melaksanakan tradisi ini ketika sang anak sudah menginjak usia satu sampai dua tahun. Hal ini dikarenakan anak pertama biasa dilaksanakan dengan prosesi yang cukup besar dibanding anak kedua atau ketiga dan seterusnya.
Tradisi Sarat Makna
Wujud pelaksanaan Peutron Aneuk ini tak hanya sekedar tradisi turun-temurun saja. Tetapi, tradisi ini memiliki makna dan arti yang begitu mendalam khususnya bagi tumbuh kembang anak di masa depan.
Bagi anak yang sudah melakukan Peutron Aneuk disimbolkan sebagai doa dan harapan. Ketika sudah dewasa kelak, si anak memiliki keberanian, kerja keras, juga semangat untuk mengarungi kerasnya kehidupan.
Dalam hubungan keluarga, pelaksanaan Peutron Aneuk ini juga berpengaruh. Pasalnya, pelaksanaan ini menjadi salah satu kegiatan kumpul keluarga dan memelihara tali silaturahmi.
- Mantan Bupati Bogor Iwan Setiawan Turun Gunung jadi Bantu Pemenangan Rudy-Jaro
- Manusia Purba Gunakan Anak Panah Beracun Saat Berburu 54.000 Tahun Lalu, Mangsa Lebih Mudah Dilumpuhkan
- Mengenal Janis Rosalita Suprianto, Atlet Selam Kebanggaan Jawa Timur yang Dijuluki The Golden Mermaid
- Laparoskopi Bisa Jadi Pilihan untuk Atasi Masalah GERD
- Momen Bahagia Ifan Seventen saat Jenguk Anak Gadisnya yang Mondok di Pesantren: Rasanya Kayak Ngecharge Hati
Berita Terpopuler
-
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Bahlil Minta Jokowi Naikkan Gaji PNS Kementerian ESDM, Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024