Uniknya Tradisi Memitu di Indramayu, Ketika Ibu Hamil Dipakaikan Kembang dan Dimandikan Air Doa
Tradisi ini tak sekedar menampilkan rasa bahagia dan ucapan syukur, namun turut dilaksanakan dengan sejumlah simbol yang dikaitkan dengan makna kebaikan.
Tradisi ini tak sekedar menampilkan rasa bahagia dan ucapan syukur, namun turut dilaksanakan dengan sejumlah simbol yang dikaitkan dengan makna kebaikan.
Uniknya Tradisi Memitu di Indramayu, Ketika Ibu Hamil Dipakaikan Kembang dan Dimandikan Air Doa
Ada banyak tradisi adiluhung di tanah Jawa Barat yang penuh simbol dan makna, salah satunya Memitu.
Ini merupakan adat yang berasal dari Kabupaten Indramayu untuk memperingati kehamilan seorang ibu yang memasuki usia kandungan 7 bulan.
Tradisi ini tak sekedar menampilkan rasa bahagia dan ucapan syukur, namun turut dilaksanakan dengan sejumlah simbol yang dikaitkan dengan makna kebaikan.
-
Apa itu Upacara Memayu? Upacara Memayu merupakan upacara yang secara rutin diadakan oleh masyarakat Cirebon.
-
Mengapa Upacara Memayu diadakan? Pelaksanaan Upacara Memayu dan ider-ideran ditujukan sebagai bentuk penghormatan masyarakat Trusmi terhadap leluhur yang telah banyak berjasa.
-
Apa itu tradisi Ngunjung di Indramayu? Secara bahasa, Ngunjung artinya mendatangi atau mengunjungi makam nenek moyang yang berpengaruh di desa tersebut. Warga berbondong-bondong mendatangi makam untuk mendoakan leluhur sekaligus mengucapkan terima kasih.
-
Dimana perayaan Hari Ibu Hamil digelar? Dalam acara penghargaan sekaligus perayaan Hari Ibu Hamil ke-19 yang dihadiri sekitar 150 ibu hamil dan anggota keluarga mereka di Glad Hotel, Yeouido, Seoul, seperti dilansir the Straits Times, Minggu (13/10).
-
Tradisi unik apa yang ada di Palembang? Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang unik dalam menyambut datangnya Idulfitri. Seperti halnya di Bumi Andalas atau Palembang yang memiliki tradisi bernama rumpak-rumpakan.
-
Kapan Upacara Memayu pertama kali dilaksanakan? Upacara ini diperkirakan mulai dilaksanakan pada 1615 dan berawal dari mengganti atap area situs makam Ki Buyut Trusmi.
Beberapa prosesi yang ada dalam Memitu di antaranya memakai kembang melati yang sudah dirajut dan dimandikan dengan air sembari dibacakan kidung maupun doa-doa.
Sampai saat ini tradisi tersebut masih terus dirawat oleh masyarakat di Kabupaten Indramayu hingga sebagian wilayah Cirebon, dan dijadikan sebagai warisan budaya yang wajib diadakan.
Gunakan Pakaian Bunga atau Kemben
Mengutip laman Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, tradisi ini dimulai dengan seorang ibu yang dipakaikan untaian bunga melati yang dirajut menyerupai baju, ataupun kain kemben.
Kemudian, ibu tersebut dibacakan doa oleh sesepuh yang ada di kampung tersebut dengan tujuan mengharap kebaikan dan keselamatan bagi ibu dan bayi yang sedang dikandung.
Di momen itu, suami turut mendampingi sang istri dan juga dipakaikan baju muslim dengan kain sarung. Setelah keduanya siap, mereka langsung dimandikan oleh masing-masing orang tua.
Dimandikan di Dalam Sekat Bambu
Salah satu keunikan dalam tradisi ini adalah adanya ruangan khusus yang digunakan untuk memandikan ibu hamil dan suami.
Ruangan ini dibuat menyerupai sekat dengan bahan utama berupa bambu dan kain batik.
Bambu disusun bangun ruang persegi dengan ukuran 2x1 meter, lalu disekelilingnya dilingkarkan kain batik yang biasa untuk menggendong bayi.
Selain itu, bagian atas juga dihias dengan kertas ataupun kain warna warni, dengan tambahan untaian bunga dan bendera merah putih. Biasanya, tradisi memitu digelar cukup meriah di kampung yang menyelenggarakan.
Makna Kata Memitu
Kata Memitu diketahui merujuk pada bahasa Jawa yakni Pitu. Pitu berarti angka tujuh yang merupakan usia kehamilan tujuh bulan dari si ibu yang dimandikan.
Selain itu, kata ini juga mengacu pada pergantian pakaian sebanyak tujuh kali selama proses memandikan hingga pembacaan kidung atau doa-doa oleh sesepuh di kampung yang mengadakan tradisi.
Biasanya momen suka dan haru tumpah di prosesi memandikan ini, karena seluruh anggota keluarga akan diizinkan menyiramkan air ke ibu hamil.
Mengandung Makna Kebaikan Bagi Ibu dan Anak di Masa Depan
Mengutip jurnal Belaindika: Pembelajaran dan Inovasi Pendidikan yang berjudul Makna dan Nilai Kidung Banyu Pitu pada Upacara Selamatan Memitu di Desa Kedokan Agung Kecamatan Kedokan Bunder Kabupaten Indramayu, tradisi ini memiliki banyak kebaikan bagi keselamatan ibu dan bayi dengan lantunan doa maupun macapat dengan nuansa Islami.
Di balik syair-syairnya, terkandung permohan agar sang ibu diberi keselamatan selama mengandung hingga melahirkan kelak.
Kemudian, bayi yang dilahirkan juga bisa turut menjadi pribadi yang luhur di masa depan serta berguna bagi nusa dan bangsa. Selain Kedokan Bunder, Memitu juga masih diadakan di Desa Panyindangan, Kecamatan Sindang.
Gambar: Youtube Sabin and Faimily