Mengenal Upacara Adat Mitoni, Kearifan Lokal Jawa yang Dilakukan untuk Menekan Angka Stunting
Mitoni adalah upacara adat selamatan saat janin dalam kandungan berusia 7 bulan
Mitoni adalah upacara adat selamatan saat janin dalam kandungan berusia 7 bulan
Mengenal Upacara Adat Mitoni, Kearifan Lokal Jawa yang Dilakukan untuk Menekan Angka Stunting
Meskipun zaman telah berkembang sedemikian modern, namun masyarakat Jawa tidak meninggalkan budaya dari adat istiadat yang turun temurun masih berjalan hingga saat ini. Salah satunya upacara adat dan tradisi ‘Mitoni’.
-
Kenapa Jharna Bhagwani melakukan tradisi mitoni? Tradisi mitoni masih terus ada dan dilestarikan hingga saat ini. Banyak artis ibu kota melakoni tradisi ini guna menolak bala selama masa kehamilan.
-
Dimana Jharna Bhagwani melakukan tradisi mitoni? Melalui akun Instagram pribadi Jharna membagikan deretan momen pada saat mitoni dilakukan.
-
Bagaimana Jharna Bhagwani menjalani tradisi mitoni? Pada prosesi menjatuhkan kendi, siraman, hingga ganti baju semua dijalani Jharna dan suami dengan suka cita.
-
Apa saja yang dilakukan Jharna Bhagwani dalam tradisi mitoni? Pada prosesi mitoni, Jharna dan pihak keluarga kompak mengenakan busana berwarna ungu lilac. Anggota keluarga perempuan mengenakan kebaya, sedangkan beskap lengkap dengan blangkon dikenakan suami Jharna beserta ayahnya. Jharna tampil menawan dengan rangkaian melati di dada dan hiasan kepalanya. Raut bahagia tampak jelas di wajah Jharna dan suami yang tengah bersiap jadi orang tua.
-
Siapa yang dirayakan dalam acara mitoni? Pasangan ini terlihat sangat bahagia menyambut kedatangan buah hati mereka yang akan segera hadir dalam beberapa bulan mendatang.
-
Apa arti dari "jenang abang putih" dalam tradisi mitoni? Jenang abang putih merupakan gabungan dari jenang abang dan jenang putih yang ditaruh di atasnya.
Dilansir dari Surakarta.go.id, mitoni adalah upacara adat berupa selamatan saat janin dalam kandungan berusia 7 bulan.
Tradisi ini digelar dalam rangka untuk memohon keselamatan untuk ibu dan bayinya, serta memanjatkan doa-doa agar proses bersalin berjalan lancar dan bayi yang dilahirkan menjadi pribadi yang luhur di masa depan.
Terdapat beberapa prosesi utama dalam upacara mitoni antara lain siraman pada waktu siang hari, proses brojolan, yaitu memasukkan telur ke dalam jarik calon ibu, memasukkan sepasang kelapa gading muda ke dalam sarung dari atas perut calon ibu, lalu proses ganti pakaian sebanyak tujuh kali di mana calon ibu akan dipakaikan kemben atau kain jarik dengan tujuh motif yang berbeda oleh para sesepuh.
Tradisi ini telah berkembang secara turun-temurun khususnya di Pulau Jawa. Pemkot Yogyakarta secara khusus berencana menggelar acara ini pada 27 April 2024 nanti sebagai upaya menekan stunting.
Pejabat Ketua TP Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Yogyakarta, Atik Wulandari mengatakan bahwa acara ini akan melibatkan 200 orang terdiri dari ibu hamil beserta suami, remaja, calon pengantin, pasangan usia subur, serta ibu bayi di bawah usia 2 tahun.
“Ini merupakan kegiatan yang diselenggarakan Kota Yogyakarta untuk pertama kalinya dengan menggandeng seluruh pihak yang dapat membantu pemerintah dalam menurunkan angka stunting seperti remaja, pasangan usia subur, serta ibu hamil,”
kata Atik dikutip dari ANTARA.
antaranews.com
Terkait acara ini, Direktur Komunikasi, Informasi, dan Edukasi BKKBN Soetriningsih berharap bahwa tradisi “Mitoni” yang diadakan Pemkot Yogyakarta tak hanya bertujuan untuk melestarikan budaya Jawa, namun juga untuk membantu penurunan stunting di wilayah tersebut.
“Di upacara ini kita bisa mengambil banyak sekali manfaat. Contoh saja mandi atau siraman bagi ibu hamil untuk menjaga kebersihan, serta adat makan berdampingan dengan bahan makanan yang bergizi dan bernutrisi yang harus menjadi prioritas nilai gizi dan harus seimbang,”
kata Atik dikutip dari ANTARA
ANTARA