Melihat Tradisi Mamanukan Khas Pantura Jawa Barat, Hadirkan Patung Burung Besar untuk Kendaraan Anak yang Disunat
Mamanukan akan dinanti oleh masyarakat di sepanjang wilayah pantura Jawa Barat.
Mamanukan akan dinanti oleh masyarakat di sepanjang wilayah pantura Jawa Barat.
Ada banyak tradisi pengantin sunat di Indonesia. Masing-masing daerah memiliki ciri khas yang unik, salah satunya mamanukan di wilayah pesisir utara (pantura) Jawa Barat.
Mamanukan merupakan arak-arakan patung berbentuk burung untuk menghibur pengantin sunat atau anak laki-laki yang akan dikhitan. Anak yang menaiki patung itu kemudian dibawa keliling kampung, sembari diiringi musik orkes tarling khas pantura.
Acara ini biasanya menarik banyak warga sekitar, sehingga mengikuti pengantin sunat keliling. Tak jarang warga juga ikut berjoget sesuai irama lagu yang dibawakan.
Mengutip laman Napak Jagat Pasundan, tradisi mamanukan diketahui populer di wilayah sepanjang jalur pantura, mulai dari Cirebon, Indramayu, Subang sampai Kabupaten Karawang.
Hampir semua masyarakat di sepanjang wilayah itu memiliki kebiasaan menanggap ini untuk menghibur anaknya agar mau dikhitan.
Anak-anak juga akan tertawa, melihat warga yang ikut mengantar berjoget dan bersenda gurau. Di sini terjalin tali silaturahmi untuk menguatkan ikatan antar lapisan masyarakat.
Sebagai musik pengiring, digunakanlah kesenian tarling atau orkes dangdut khas pantura Cirebonan.
Biasanya terdapat pemain orkes di bagian belakang arak-arak yang diangkut menggunakan mobil truk atau pick up. Di sana terdapat nayaga yang memainkan kendang, organ, gamelan, gitar listrik, suling dan sinden yang menyanyi.
Agar audionya terdengar keras, di mobil truk itu juga mengangkut speaker besar yang terdengar hingga radius ratusan meter dari lokasi arak-arakan mamanukan.
Tak jarang empat orang yang menggotong patung burung berbahan kayu dan kain itu juga melakukan atraksi.
Biasanya mereka membentuk formasi, atau mengangkat-ngangkat patung tersebut.
Biasanya, penggotong dari burung yang lain juga menampilkan kebolehannya seperti berdiri di atas dan lain sebagainya.
Merujuk laman budaya-indonesia.org, warga setempat mempercayai jika anak-anak yang diberi hiburan mamanukan secara tiba-tiba langsung ingin disunat. Padahal sebelumnya mereka akan menolak.
Namun di luar terdapat unsur magis atau tidak, kesenian ini jadi salah satu kearifan lokal khas masyarakat pesisir utara Jawa Barat.
Keluarga besar dari pengantin sunat juga biasanya akan hadir, dan membantu pelaksanaan prosesi hiburan.
Menurut beberapa sumber, seni mamanukan merupakan perkembangan dari kesenian sisingaan yang sudah populer lebih dahulu.
Masyarakat mulai melirik mamanukan karena dirasa lebih ramai, dengan daya tarik pada iringan lagu tarling yang banyak disukai masyarakat. Anak-anak yang akan disunat juga jadi lebih terhibur.
Sedangkan sisingaan merupakan kesenian pengantin sunat yang sudah lebih dulu aja, bahkan sejak zaman penjajahan. Dulunya, warga menggunakan ini untuk menyidir pasukan kolonial dengan bahasa Sunda yang tidak dimengerti.
Pantun merupakan salah satu tradisi dan budaya Nusantara yang patut untuk dilestarikan.
Baca SelengkapnyaKetika seseorang telah pergi untuk selamanya, bagi kelompok Suku Batak Toba orang tersebut layak untuk mendapatkan penghormatan.
Baca SelengkapnyaNgalungsur Geni, tradisi turun-temurun pembersihan benda pusaka di Kabupaten Garut.
Baca SelengkapnyaTradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam dan bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.
Baca SelengkapnyaDalam menyambut bulan penuh berkah, masyarakat Pasaman Barat memiliki salah satu tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaNenek berusia 86 tahun ini merupakan satu-satunya perajin mainan tradisional yang masih eksis bertahan hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaTulak Bala, tradisi menolak bala dari bencana maupun wabah khas masyarakat pesisir Pantai Barat Aceh.
Baca SelengkapnyaTradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan
Baca SelengkapnyaKenalan lebih dekat dengan tradisi Papajar untuk menyambut bulan suci Ramadan ala masyarakat Sunda.
Baca Selengkapnya