Mengenal Tradisi Ratiban di Brebes, Arak-Arakan Jalan Kaki Menuju Telaga demi Perkuat Tali Silaturahmi
Ratiban merupakan sebuah tradisi yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.

Ratiban merupakan sebuah tradisi yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.
Dalam tradisi itu, warga mengarak gunungan berisi nasi tumpeng dan hasil bumi dari Balai Desa Pandansari menuju obyek wisata Telaga Ranjeng. Mereka berjalan menyusuri lereng Gunung Slamet sejauh 1 kilometer.
Setiba di obyek wisata, gunungan tumpeng dan hasil bumi itu disambut warga. Mereka pun langsung berebut tumpeng begitu gunungan tumpeng dan hasil bumi itu dibagikan.
Berikut selengkapnya:
Sejarah Tradisi Ratiban

Mengutip situs Rri.co.id, Tradisi Ratiban pertama kali dicetuskan oleh seorang ulama bernama Kyai Sirpan Reksayuda. Ia merupakan kepala desa pertama di Desa Pandansari yang menjabat antara tahun 1892 hingga 1917. Pada mulanya, tradisi itu dilaksanakan pada bulan Suro atau Muharram yakni jatuh pada bulan pertama dalam kalender Hijriyah tepatnya hari Kliwon. Hari Kliwon dipercaya karena pada hari tersebut banyak mengandung unsur mistis.
Hingga kini, tradisi itu dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Pandansari. Menurut mereka, tradisi itu merupakan wujud ungkapan syukur kepada Allah SWT atas kesuburan tanah yang dipijak dan sebagai bentuk permohonan tolak bala agar dijauhkan dari segala bentuk marabahaya dan penyakit.
Ajang Silaturahmi

Selain ungkapan rasa syukur, Tradisi Ratiban juga menjadi ajang silaturahmi bagi sesama warga. Apalagi acara itu juga diakhiri dengan acara makan bersama. Di akhir acara, warga juga diajak untuk memberi makan pada ikan yang hidup di Telaga Ranjeng.
“Acara ini merupakan wujud rasa syukur masyarakat Pandansari atas nikmat yang sudah diberikan Allah SWT atas melimpahnya dan suburnya tanah yang ada di Pandansari. Ungkapan rasa syukur itu kita implementasikan pada festival budaya ini,” kata Kepala Desa Pandansari, Irwan Susanto, dikutip dari YouTube Liputan6 pada Kamis (8/8).
Diisi Hiburan Kesenian

Acara Ratiban itu juga dimeriahkan dengan berbagai macam pagelaran seni di antaranya seni tari, gamelan sampai karnaval mengarak nasi tumpeng, gunungan sayur hasil bumi, hingga pameran domba.
Acara kesenian itu diisi oleh berbagai lapisan masyarakat mulai dari ibu-ibu, kelompok pemuda, hingga anak-anak.
Salah satu kesenian tradisional yang dibawakan pada acara itu adalah tari kolosal dengan tema “Ratiban” yang dibawakan oleh sanggar Andaka dari SMA Negeri 1 Paguyangan di bawah naungan bapak Haris Zulfikar.