Kerajaan Majapahit Pernah Dipimpin Raja Beragama Islam, Begini Kisahnya
Kisah menarik di balik masuk Islamnya Raja Brawijaya V, raja terakhir Majapahit, terungkap melalui berbagai versi sejarah yang penuh misteri, cinta.

Siapa yang tidak kenal Brawijaya V, raja terakhir Majapahit? Di mana dan bagaimana ia memeluk Islam? Kapan peristiwa penting ini terjadi? Mengapa ia memilih Islam? Dan apa saja faktor yang mempengaruhinya?
Berbagai sumber sejarah mencatat momen bersejarah ini dengan beberapa versi berbeda, namun inti kisahnya tetap sama: pertemuan dan pengaruh Sunan Kalijaga menjadi kunci utama masuknya Brawijaya V ke dalam agama Islam.
Peristiwa penting ini terjadi di masa akhir kekuasaan Majapahit, menandai transisi kekuasaan dari kerajaan Hindu-Buddha ke kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Setelah masuk Islam dan berganti nama menjadi Maulana Hasanuddin, Brawijaya V dimakamkan dengan upacara Islam di Trowulan, dekat kolam Segaran.
Namun, perlu diingat bahwa beberapa aspek cerita ini masih diperdebatkan dan membutuhkan kajian lebih lanjut dari berbagai sumber sejarah. Bahkan status Brawijaya V sebagai raja terakhir Majapahit pun masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan.
Beberapa versi sejarah menawarkan sudut pandang yang unik tentang peristiwa ini. Ada yang menekankan peran Sunan Kalijaga dalam dakwahnya di Blambangan, ada pula yang mengaitkannya dengan kisah cinta Brawijaya V dan Dewi Sari, putri Kerajaan Campa yang beragama Islam. Perbedaan detail ini justru memperkaya pemahaman tentang konteks sejarah yang kompleks.
Beragam Versi Kisah Masuk Islamnya Brawijaya V
Versi Pertama: Potongan Rambut Sakral. Serat Darmogandul menceritakan Sunan Kalijaga memotong rambut panjang Brawijaya V yang dianggap sakral, sebagai simbol perubahan dan penerimaan Islam. Setelah itu, Brawijaya V memeluk Islam.
Versi Kedua: Cinta dan Keyakinan. Versi ini menghubungkan keputusan Brawijaya V masuk Islam dengan pertemuannya dengan Sunan Kalijaga dan rasa cintanya kepada Dewi Sari. Pertemuan ini membangkitkan ketertarikan Brawijaya V pada Islam, namun keputusan ini tak diterima semua pengikutnya, sehingga sebagian pindah ke Bali.
Versi Ketiga: Ketertarikan Awal. Versi ini menjelaskan Brawijaya V telah tertarik pada Islam sejak kedatangan Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Raja Cermain. Kecantikan Dewi Sari semakin memperkuat ketertarikan tersebut, meskipun awalnya mungkin lebih didorong keinginan menikahi Dewi Sari.
Versi Keempat: Dakwah Metaforis. Versi ini menonjolkan strategi dakwah Sunan Kalijaga yang menggunakan bahasa metafora dan simbolis di Gunung Lawu, membimbing Brawijaya V mengucapkan dua kalimat syahadat dengan sukarela.
Konteks Sejarah dan Dampaknya
Meskipun terdapat perbedaan detail, semua versi sepakat bahwa Sunan Kalijaga memainkan peran penting dalam proses Brawijaya V memeluk Islam. Peristiwa ini menjadi salah satu faktor yang mewarnai transisi kekuasaan dari kerajaan Hindu-Buddha ke kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Proses ini tentunya kompleks dan melibatkan berbagai faktor sosial, politik, dan budaya.
Setelah masuk Islam, Brawijaya V dimakamkan dengan upacara Islam di Trowulan, dekat kolam Segaran. Namun, perlu diingat bahwa beberapa aspek cerita ini masih diperdebatkan dan membutuhkan kajian lebih lanjut dari berbagai sumber sejarah. Status Brawijaya V sebagai raja terakhir Majapahit pun masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan.
Kesimpulannya, kisah masuk Islamnya Brawijaya V merupakan peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, yang hingga kini masih menyimpan misteri dan menarik untuk terus dikaji. Berbagai versi cerita yang ada menunjukkan kompleksitas sejarah dan pentingnya melihat peristiwa sejarah dari berbagai perspektif.