Cerita Tentang Keajaiban Doa Sunan Prapen, yang Memunculkan Ribuan Tawon dan Membuat Pasukan Majapahit Panik
Sunan Prapen merupakan keturunan Sunan Giri yang diyakini merupakan waliyullah yang memiliki karomah

Sunan Prapen adalah sosok yang dianggap sebagai waliyullah dengan karomah yang dimilikinya. Menurut catatan sejarah, ia adalah cucu dari Sunan Giri dan merupakan generasi keempat dari dinasti Giri Kedaton.
Ia dilahirkan sekitar tahun 1412 Saka, dan ayahnya bernama Sunan Dalem atau Syekh Maulana Zainal Abidin. Pada masa kepemimpinannya, Giri Kedaton tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga memiliki struktur pemerintahan dan kekuasaan. Hal ini membuat kerajaan Majapahit, yang pada saat itu dipimpin oleh Raja Brawijaya V—raja terakhir dari Majapahit—merasa cemas, karena Sunan Prapen menolak untuk tunduk pada kekuasaan Majapahit.
Diserang oleh Tentara Majapahit.

Menurut informasi dari nugresik.or.id, berdasarkan Babad Tanah Jawi dan Serat Centhini, pasukan Majapahit yang dipimpin oleh Patih Maudara melancarkan serangan ke Giri Kedaton.
Mereka berhasil menguasai sebagian besar wilayah Giri Kedaton dan banyak santri yang tewas dalam pertempuran tersebut. Seluruh bangunan di area Giri dibakar hingga habis, menjadikan Giri Kedaton sebagai lautan api.
Harta benda dijarah, dan para wanita mengalami kekerasan. Sunan Prapen beserta pengikutnya kemudian mundur ke makam Sunan Giri, di mana Sunan Prapen berdoa kepada Allah SWT di kompleks makam tersebut.
Doa Sunan Prapen Menghasilkan Ribuan Lebah Beracun.

Setelah selesai berdoa, juru kunci diperintahkan untuk membuka pintu kayu jati di area makam, dan tiba-tiba ribuan tawon atau lebah beracun keluar. Ribuan serangga tersebut terbang tinggi, membentuk gumpalan hitam yang menyerang pasukan Majapahit yang sedang merayakan kemenangan mereka.
Para prajurit Majapahit panik dan melarikan diri, tubuh mereka dipenuhi lebam akibat sengatan lebah beracun, dan banyak di antara mereka yang tewas.
Dalam situasi yang semakin tidak terkendali, beberapa prajurit memilih untuk menyelamatkan diri dengan berlari ke dalam hutan. Namun, kawanan lebah yang semakin banyak itu terus mengejar rombongan Patih Maudara hingga mencapai Kerajaan Majapahit. Lebah beracun tersebut kemudian menyerbu istana, mengakibatkan kepanikan di antara semua penghuni yang berada di dalamnya.
Raja Majapahit Mengakui Kekalahannya.

Menyaksikan peristiwa tersebut, Prabu Brawijaya V mengangkat kedua tangannya ke langit dan bersumpah untuk tidak mengganggu para santri serta Sunan Prapen, kecuali terhadap hal-hal yang telah terjadi.
Setelah menyelesaikan sumpahnya, seluruh barisan lebah beracun berbalik dan melesat ke udara menuju arah barat laut. Langit pun menjadi cerah.
Kejadian inilah yang membuat Brawijaya V memutuskan untuk membiarkan Giri Kedaton sebagai wilayah bebas di luar kekuasaannya.
Di kemudian hari, berkat kewibawaan dan karomahnya, Sunan Prapen bersama Sunan Kalijaga memberikan restu kepada Raden Patah untuk memimpin Demak Bintoro, menggantikan Majapahit.
Sunan Prapen juga melantik Hadiwijaya (Jaka Tingkir) sebagai sultan Pajang, menggantikan Kesultanan Demak Bintoro di tanah Jawa. Bahkan, Sunan Prapen memberikan restu kepada Panembahan Senopati untuk menjadi raja penguasa Tanah Jawa (Kesultanan Mataram), yang menggeser kekuasaan Pajang.
Selain itu, Sunan Prapen bertindak sebagai mediator dalam konflik antara Panembahan Senopati dan Jayalengkara Bupati Surabaya pada tahun 1588, yang disebabkan oleh penolakan para bupati Jawa Timur terhadap kekuasaan Mataram.
Sejak saat itu, berkat karomah dan kewibawaannya, Sunan Prapen hampir selalu menjadi pelantik atau pemberi restu bagi raja Islam yang naik tahta di Pulau Jawa, baik di kerajaan-kerajaan bawahan Mataram maupun di sejumlah kesultanan di wilayah Indonesia Timur. Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Tonton Video yang Direkomendasikan Ini:
Berikut adalah versi yang berbeda dari kalimat tersebut tanpa mengubah konteks:
Silakan tonton video ini yang menampilkan Bupati Banjarnegara yang mengatakan, "Saya baik-baik saja, doakan saya."