Kisah Syekh Jangkung dan Karomahnya, Ulama Karismatik dari Pati Murid Sunan Kalijaga
Syekh Jangkung merupakan salah satu tokoh yang sangat melegenda dalam sejarah Islam di Indonesia.
Syekh Jangkung merupakan salah satu tokoh yang sangat melegenda dalam sejarah Islam di Indonesia.
Kisah Syekh Jangkung dan Karomahnya, Ulama Karismatik dari Pati Murid Sunan Kalijaga
Syekh Jangkung merupakan salah satu tokoh yang sangat melegenda dalam sejarah Islam di Indonesia.
Syekh Jangkung dikenal sebagai seorang ulama yang bijaksana dan disegani oleh banyak orang. Ia sangat gigih dalam upayanya untuk mendakwahkan agama Islam kepada masyarakat di sekitarnya.
Peranannya yang begitu besar membuatnya dikenal sebagai tokoh yang berjasa dan memiliki pengaruh yang kuat dalam perkembangan agama Islam di wilayah tersebut.
-
Siapa Sunan Kalijaga? Brandal Lokajaya memiliki keinginan berguru pada Sunan Bonang. Ia lalu dikenal sebagai murid yang sangat patuh pada gurunya.
-
Siapa Syekh Nurjati? Syekh Maulana Idhofi Mahdi Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati menjadi tokoh penyebar Agama Islam yang berpengaruh di sekitar abad ke-14. Ia bergerak mengenalkan Islam ke wilayah barat pulau Jawa melalui semenanjung Malaka hingga ke pelabuhan Nagari Singapura yang saat ini merupakan wilayah Cirebon, Jawa Barat.
-
Siapa Sunan Gunung Jati? Sunan Gunung Jati lahir dengan nama Syarif Hidayatullah pada tahun 1448 Masehi di Makkah Al-Mukarramah. Ibunya, Nyai Rara Santang, adalah putri dari Prabu Siliwangi, raja Kerajaan Padjajaran yang kemudian memeluk Islam dan berganti nama menjadi Syarifah Mudaim.
-
Bagaimana Sunan Kalijaga berdakwah? Sunan Kalijaga terkenal dengan cara berdakwahnya yang memanfaatkan media lokal dari suatu daerah.Salah satu yang ia jadikan alat untuk mengenalkan ajaran Islam adalah wayang, dengan tetap mempertahankan sisi ketradisionalannya.
-
Siapa nama asli Sunan Gunung Jati? Sunan Gunung Jati memiliki nama asli Syarif Hidayatullah, yang juga masih keturunan Kerajaan Sunda Pajajaran dari sang ibu bernama Nyai Rara Santang, puteri dari Raja Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja).
-
Siapa yang Sunan Kalijaga ajak berdakwah? Di sini, ia bersama Sunan Gunung Jati mengenalkan cara berdakwah melalui kesenian yang ketika itu digandrungi masyarakat.
Syekh Jangkung merupakan putra dari Sunan Muria. Dia dikenal warga sebagai ulama karismatik dan ahli Tasawuf. Selama belajar agama Islam, ia berguru dengan Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga.
Sebelum bernama Syekh Jangkung, dia terkenal dengan nama Saridin. Berikut kisah hidup Syekh Jangkung yang merdeka.com lansir dari berbagai sumber:
Asal-usul Nama Syekh Jangkung
Nama asli Syekh Jangkung adalah Syarifuddin. Untuk memudahkan masyarakat Jawa mengucapkannya sesuai logat, nama “Syarifuddin” berubah menjadi “Saridin”.
Gelar “Syekh” bagi Saridin sendiri merupakan pemberian dari negeri Andalusia. Adapun nama “Syekh Jangkung” merupakan pemberian gurunya, Sunan Kalijaga.
Selama menjadi muridnya, Syekh Jangkung selalu “dijangkung” oleh Sunan Kalijaga. Makna kata “dijangkung” sendiri adalah dilindungi, diayomi, dipelihara, dididik, dan selalu dalam naungan.
Dituduh Lakukan Pembunuhan
Setelah sekian lama berguru dengan Sunan Kalijaga, Syekh Jangkung diminta menyiarkan Islam pertama kali di sebuah desa bernama Desa Miyono.
Saat menyiarkan ajaran Islam, Syekh Jangkung sempat dituduh membunuh Branjung, lelaki kaya raya di desa itu.
Saat ditanya hakim, Syekh Jangkung membantah tuduhan tersebut. Dia bercerita, semalam sebelumnya memang telah terjadi pembunuhan di kebun belakang rumah Branjung.
Pada saat itu, terbesit niat licik Branjung untuk menakuti Syekh Jangkung. Dia menyamar sebagai macan. Karena mengira itu macan sungguhan, Syekh Jangkung mengambil bambu runcing dan menusukkannya ke perut Branjung berulang kali hingga tewas.
Dihukum Mati
Atas tindakan ini, Syekh Jangkung dihukum mati di hutan Pati. Namun Syekh Jangkung ternyata masih hidup dan lari dari hutan untuk selanjutnya pergi ke Kudus. Di Kudus inilah ia bertemu dan berguru dengan Sunan Kudus.
Setelah berguru dengan Sunan Kudus, Syekh Jangkung kembali menjalani masa pelarian dan akhirnya pulang ke Pati. Di rumahnya, Syekh Jangkung memelihara kerbau jantan yang cukup besar bernama Kebo Dhungkul Landoh. Kerbau ini dibawa ke mana-mana dan menjadi terkenal di Pati.
Karomah Syekh Jangkung
Selain dengan Sunan Kalijaga, Syekh Jangkung juga pernah menjadi salah satu santri Sunan Kudus.
Pada suatu hari, Sunan Kudus menguji kesaktian Syekh Jangkung atau Saridin yang saat itu dianggap paling pintar di perguruannya.
Saat itu Sunan Kudus bertanya,”Apakah setiap air pasti ada ikannya?”
Saridin menjawab,”Ada, Kanjeng Sunan.”
Buah itu kemudian dipecah. Jawaban Saridin terbukti. Ternyata di air buah kelapa itu terdapat sejumlah ikan.
Sunan Kudus tersenyum. Namun santri lain menganggap Saridin lancang dan pamer kepintaran.
Kisah Syekh Jangkung dan Sultan Agung
Semasa hidupnya, Syekh Jangkung melakukan pengembaraan ke mana-mana, termasuk ke wilayah Kulonprogo. Di sana, terdapat sebuah makam yang diduga merupakan makam Syekh Jangkung.
Tak hanya itu, Syekh Jangkung pernah bekerja sama dengan Raja Mataram, Sultan Agung untuk menumpas kejahatan dan menyebarkan agama Islam di masyarakat.
Dilansir dari Kulonprogokab.go.id, dalam hubungan keluarga sendiri Syekh Jangkung merupakan kakak ipar dari Sultan Agung, karena dia menikah dengan kakak dari Sang Raja Mataram itu, Retno Jinoli.
Kisah Syekh Jangkung yang Sakti Mandraguna dan Ahli Berdakwah
Kisah tentang kehebatan dan keterampilan berdakwah Syekh Jangkung menceritakan tentang seorang ulama yang memiliki karisma luar biasa dalam menyebarkan agama Islam.
Syekh Jangkung dikenal sebagai seorang Ahli Berdakwah yang mampu memengaruhi banyak orang dengan keilmuannya.
Dengan kekuatannya tersebut, Syekh Jangkung mampu menunjukkan mukjizat-mukjizat kecil yang membuat orang-orang terpesona dan tertarik mendengarkan ajaran Islam.
Dikisahkan bahwa Syekh Jangkung mampu mengislamkan ribuan orang hanya dalam waktu yang singkat. Ia menggunakan metode dakwah yang persuasif dan ramah, membuat orang-orang merasa nyaman dan terbuka untuk menerima ajaran Islam.
Keberhasilannya dalam mencapai hasil yang signifikan dalam penyebaran agama ini menjadikan Syekh Jangkung sebagai contoh teladan bagi para dai dan pengikutnya.
Peran Besar Syekh Jangkung dalam Penyebaran Agama Islam di Pati
Setelah menyelesaikan masa studi di pesantren Sunan Kalijaga, Syekh Jangkung kembali ke Pati untuk menyebarkan agama Islam. Beliau menjadi tokoh utama dalam penyebaran agama Islam di wilayah Pati dan sekitarnya.
Beliau mengajarkan ajaran Islam kepada masyarakat setempat dan membantu membangun masjid-masjid serta pesantren-pesantren.
Kisah kepulangannya sebagai ulama ternama yang pernah menjadi murid Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga tersebar luas dan menginspirasi banyak orang untuk mengikuti jejaknya dalam mencari ilmu agama dan menyebarkan Islam.