Kisah Hidup Dewi Suhita, Ratu Terakhir Majapahit yang Menginspirasi
Dewi Suhita memimpin Majapahit saat kondisi kerajaan itu tidak baik-baik saja. Ia dihadapkan pada perang Paregreg. Pembawaannya yang tenang jadi sorotan.
Sosoknya disebut menginspirasi tokoh Alina Suhita dalam film Hati Suhita (2023)
Kisah Hidup Dewi Suhita, Ratu Terakhir Majapahit yang Menginspirasi
Dewi Suhita adalah ratu terakhir Majapahit yang naik takhta saat kondisi kerajaan itu tidak baik-baik saja. Namun, bekat kepemimpinannya keadaan Majapahit mulai membaik.
Misterius
Sangat sedikit literatur yang membahas sosok Dewi Suhita. Bahkan, literatur yang ada tidak terjamin kepastiannya. Ada beragam versi yang menceritakan silsilah Dewi Suhita.
Versi pertama menyebut Ratu Suhita adalah anak Wikramawardhana dan Kusumawardhani (Putri Raja Hayam Wuruk dengan istri sahnya). Versi lain menyebut Ratu Suhita adalah putri Wikramawardhana dengan istri selirnya yaitu Bhre Daha (putri dari Bhre Wirabhumi).
-
Siapa Ratu terkenal di Jawa? Salah satu tokoh Kerajaan Holing yang mencuri perhatian dunia adalah Ratu Shima.
-
Siapa istri pertama dari Raja pertama Kerajaan Majapahit? Gayatri adalah salah satu istri dari Raja pertama kerajaan Majapahit, Raden Wijaya.
-
Siapa Dewi Khotijah? Ia adalah satu-satunya wali perempuan asal Bali yang tersohor.
-
Siapa yang menginspirasi wanita Indonesia? Di hari yang istimewa ini, mari kita renungkan kembali semangat yang telah ditanamkan oleh Kartini, yang tidak hanya menjadi inspirasi bagi wanita Indonesia, tetapi juga bagi setiap individu yang bermimpi dan berusaha untuk mencapai kesetaraan di segala aspek kehidupan.
-
Kapan Dewi Sartika meninggal? Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat.
-
Kenapa Tribhuwana Tunggadewi penting bagi sejarah Majapahit? Selama menjalankan pemerintahan, Tribhuwana didampingi oleh suaminya, Kertawardhana Bhre Tumapel.
Perebutan Kekuasaan
Usai meninggalnya Hayam Wuruk, kondisi Majapahit tidak baik-baik saja. Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi berebut kekuasaan.
Baik Wikramawardhana maupun Bhre Wirabhumi masing-masing merasa lebih pantas melanjutkan kepemimpinan Raja Hayam Wuruk. Perselisihan itu meruncing hingga terjadi Perang Paregreg dengan tokoh utamanya Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi.Perang dimenangkan oleh Wikramawardhana, menanti Hayam Wuruk. Sejak saat itu estafet kepemimpinan Majapahit terus berjalan.
Meski demikian, dampak Perang Paregreg terus dirasakan sampai ke anak cucu Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi, hingga masa kepemimpinan Ratu Suhita pada tahun 1429. Pada masa Ratu Suhita dampak Perang Paregreg mulai mereda.
Kepemimpinan
Ratu Suhita bersama suaminya Ratnapangkaja memimpin Majapahit dalam kurun waktu cukup lama. Ratu Suhita menghidupkan kembali kearifan lokal yang sempat terabaikan selama masa ricuh Perang Paregreg. Pemerintahan Ratu Suhita tertandai anasir-anasir nusantara yang kembali eksis, seperti dilansir dari artikel Siti Nisrofah yang berjudul Dewi Suhita, Ratu Majapahit: Sosok di Balik Tegarnya Karakter Alina Suhita (mubadalah.id, 2023)
Ratu Suhita mendirikan berbagai tempat pemujaan di lereng-lereng gunung dan bangunan candi tersusun seperti punden berundak. Peninggalan tersebut masih dapat dijumpai di lereng Gunung Penanggungan, Gunung Lawu, dan sebagainya.
(Foto: cagarbudayajatim.com)
Akhir Hayat
Bhatara Parameswara Ratnapangkaja meninggal dunia pada tahun 1437. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1447 Dewi Suhita menyusul kepergian sang suami. Pasangan suami istri ini dibuatkan candi bersama di Singhajaya, sebagaimana dikutip dari p2k.stekom.ac.id.
Raja Selanjutnya
Rajnapangkaja dan Dewi Suhita tidak memiliki putra mahkota. Usai kematian keduanya, tampuk kepemimpinan tertinggi Majapahit diteruskan adik Suhita yang bernama Dyah Kertawijaya.