Kisah Hidup Anyakrawati, Raja Mataram yang Mendapat Gelar 'Panembahan Seda Ing Krapyak'
Pada masanya, Kerajaan Mataram Islam berhasil menumpas berbagai pemberontakan dan melakukan berbagai usaha penaklukkan
Pada masanya, Kerajaan Mataram Islam berhasil menumpas berbagai pemberontakan dan melakukan berbagai usaha penaklukkan
Kisah Hidup Anyakrawati, Raja Mataram yang Mendapat Gelar "Panembahan Seda Ing Krapyak"
Anyakrawati adalah raja kedua Mataram setelah Panembahan Senopati. Ia memerintah antara tahun 1601-1613 Masehi. Sosoknya terkenal akan kepiawaiannya dalam berperang dan berburu. Karena ini ia mendapat gelar “Senapati Ing Ngalaga”.
-
Siapa pendiri Kerajaan Mataram Islam? Panembahan Senapati (Danang Sutawijaya atau Dananjaya) adalah pendiri Kerajaan Mataram Sultanate.
-
Siapa pemimpin pertama Kerajaan Mataram Kuno? Bukti pertama kali mengenai keberadaan Kerajaan Mataram Kuno berasal dari Prasasti Canggal. Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan termasyhur yang pernah berdiri di tanah Jawa.
-
Apa peran Ki Juru Martani di Mataram Islam? Ki Juru Martani dikenal sebagai pengatur strategi yang jitu. Ia menjadi dalang terbunuhnya Arya Penangsang.
-
Kapan Kerajaan Mataram Islam berdiri? Berdiri sejak tahun 1584, Mataram Islam memainkan peran penting dalam sejarah Indonesia, khususnya dalam penyebaran agama Islam, pengembangan budaya Jawa, dan perlawanan terhadap kolonialisme Belanda.
-
Apa yang membuat Ratu Kalinyamat dikenal? Ratu Kalinyamat merupakan penguasa Jepara. Ia seorang yang patriot, pemberani, dan ahli strategi perang.
-
Siapa yang melindungi Kerajaan Mataram? Mitos ini mengisahkan tentang seorang raksasa yang diberi tugas oleh para dewa untuk melindungi Kerajaan Mataram dari bencana alam yang mungkin disebabkan oleh Gunung Merapi.
Anyakrawati nama aslinya adalah Raden Mas Jolang. Ia merupakan anak dari Panembahan Senopati dari permaisuri bernama Waskita Jawi, putri dari Ki Penjawi.
Saat kecil hingga tumbuh dewasa, ia punya hubungan dekat dengan ayahnya. Tak heran hobinya juga juga mewarisi hobi ayahnya yakni memanah dan berburu.
Pengangkatan Anyakrawati sebagai penerus tahta Mataram dilaksanakan saat Panembahan Senopati masih hidup.
Sebelum menerima tahta ia harus menghadapi ujian yang cukup berat, yaitu menghadapi pemberontakan Adipati Pragola.
Tugas untuk menghadapi Adipati Pragola membuatnya nyaris terbunuh dalam suatu pertempuran.
Adipati Pragola sendiri merupakan adik dari Waskita Jawi, dengan kata lain ia adalah paman dari Anyakrawati yang saat itu masih bernama Raden Mas Jolang.
Adipati Pragola melakukan pemberontakan karena sakit hati dengan Panembahan Senopati karena ia mengambil Retno Dumilah (putri dari pemimpin Madiun) sebagai permaisuri kedua. Adipati Pragola merasa takut kedudukan kakaknya sebagai permaisuri pertama terancam.
Namun Panembahan Senopati justru mengirim Raden Mas Jolang untuk menghadapi Adipati Pragola. Kedua pasukan bertemu di dekat Prambanan. Awalnya Adipati Pragola menolak untuk melawan keponakannya sendiri.
Ia meminta Panembahan Senopati sendiri yang menghadapinya.
Namun Raden Mas Jolang menolak. Hal ini membuat Adipati Pragola memukulkan gagang tombak hingga mengenai pelipis keponakannya hingga berdarah.
Pasukan Mataram berhasil dipukul mundur oleh Adipati Pragola. Akhirnya Panembahan Senopati dan pasukannya sendiri yang harus menghadapi pemberontak itu. Pertempuran terjadi di dekat Sungai Dengkeng dan Panembahan Senopati berhasil meredam pemberontakan itu.
Saat diangkat menjadi raja, Raden Mas Jolang memperoleh gelar nama Sunan Prabu Anyakrawati. Semasa bertahta ia berhasil meredam berbagai pemberontakan.
Pemberontakan pertama adalah dari Pangeran Puger. Sebagai putra pertama dari Panembahan Senopati, Pangeran Puger merasa sakit hati atas pengangkatan Anyakrawati dan tak mau menghadap ke pertemuan kenegaraan.
Menyadari hal itu, Anyakrawati mengangkat kakaknya sebagai Adipati Demak. Meski demikian Pangeran Puger tetap saja memberontak tahun 1602. Perang saudara tak terhindarkan. Akhirnya pada tahun 1605 Pangeran Puger ditangkap dan dibuang ke Kudus.
Pemberontakan selanjutnya terjadi pada tahun 1607 yang dilakukan Pangeran Jayaraga, adik Anyakrawati yang menjadi Bupati Ponorogo. Pemberontakan ini berhasil diredam dan Pangeran Jayaraga dibuang ke Nusakambangan.
Pada tahun 1610, Anyakrawati melanjutkan usaha ayahnya, yaitu menaklukan Surabaya yang saat itu menjadi musuh terkuat Mataram. Serangan demi serangan dilakukan, namun hingga akhir hayatnya serangan itu hanya mampu melemahkan perekonomian Surabaya, tidak sampai menaklukkan wilayah tersebut.
Pembangunan Mataram pada Masa Anyakrawati
Meskipun masa pemerintahan Anyakrawati hanya berlangsung 12 tahun, namun ia punya peran besar dalam membangun fasilitas kota kerajaan Mataram Islam.
Dilansir dari Kemdikbud.go.id, pada tahun 1603 M ia memerintahkan pembangunan Prabayaksa di Keraton, dua tahun kemudian ia membangun kompleks pertamanan yang dinamakan Taman Danalaya. Taman ini berada di sebelah barat keraton dan dilengkapi dengan kolam.
Pada tahun 1606, ia membangun kompleks pemakaman Kotagede. Selain itu ia juga membuat lumbung di Gading, membuat Krapyak di Beringan, dan menggalakkan usaha pertanian seperti pohon merica, kemukus, dan kelapa.
Mendapat Gelar “Panembahan Seda Ing Krapyak”
Dikutip dari Edunitas.com, Anyakrawati meninggal pada tahun 1613 karena kecelakaan waktu berburu kijang di Hutan Krapyak. Ia kemudian dimakamkan di Astana Kapura Kotagede. Karena meninggal pada saat berburu, ia mendapat gelar “Panembahan Seda Ing Krapyak”.