Terkenal Tangguh dan Cerdas Pimpin Kerajaan Majapahit selama 12 Tahun, Ini Sisi Lain Ratu Tribhuwana Tunggadewi
Sosok Tribhuwana Tunggadewi dikenal sebagai saah satu pemimpin perempuan era kerajaan yang disegani.
Kemampuannya memimpin kerajaan tak diragukan lagi.
Terkenal Tangguh dan Cerdas Pimpin Kerajaan Majapahit selama 12 Tahun, Ini Sisi Lain Ratu Tribhuwana Tunggadewi
Sosok Sang Ratu
Pada abad XIV Masehi, kerajaan Majapahit menjadi salah satu kerajaan terbesar di Nusantara. Salah satu pemimpinnya yang terkenal adalah Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Ratu yang memerintah Kerajaan Majapahit selama 12 tahun ini bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi Jayawisnuwardhani. Ia dikenal sebagai sosok yang berkepribadian kuat.
-
Kapan Tribhuwana Tungga Dewi berkuasa? Tribhuwana Tungga Dewi adalah Ratu Majapahit yang berkuasa sekitar tahun 1328 hingga 1351.
-
Siapa yang memimpin kerajaan Majapahit? “Dewi Suhita is the 6th King of the Majapahit Kingdom, who has the title Ratu Ayu Kencono Wungu, He led the Majapahit kingdom from 1429 AD - 1447 AD, The beauty and beauty of DEWI SUHITA made everyone admire and fall in love with him“ - Millen
-
Siapa Ratu terakhir Majapahit? Dewi Suhita adalah ratu terakhir Majapahit yang naik takhta saat kondisi kerajaan itu tidak baik-baik saja.
-
Kapan Dewi Suhita memimpin Majapahit? Pada masa Ratu Suhita dampak Perang Paregreg mulai mereda.
-
Siapa istri pertama dari Raja pertama Kerajaan Majapahit? Gayatri adalah salah satu istri dari Raja pertama kerajaan Majapahit, Raden Wijaya.
-
Apa yang dilakukan Dewi Suhita untuk Majapahit? Ratu Suhita menghidupkan kembali kearifan lokal yang sempat terabaikan selama masa ricuh Perang Paregreg.
Tribhuwana Tunggadewi memerintah Kerajaan Majapahit pada tahun 1328–1351. Ia merupakan buah hari Raden Wijaya dan Gayatri. Ia mempunyai adik kandung bernama Dyah Wiyat dan kakak tiri bernama Jayanagara, penguasa Kerajaan Majapahit sebelumnya.
(Foto: wikimedia.org)
Pengalaman
Pada masa pemerintahan sang kakak, Jayanagara, Tribhuwana diangkat sebagai penguasa bawahan di Jiwana dengan gelar Bhre Kahuripan. Pengalaman ini menempanya jadi pemimpin.
Kisah Cinta
Meninggalnya Jayanagara pada tahun 1328 menimbulkan persaingan hebat di antara para kesatria yang ingin menikahi dua adik perempuan mendiang raja, Dyah Gitarja (nama asli Tribhuwana) dan Dyah Wiyat. Pihak Kerajaan Majapahit akhirnya menggelar sayembara. Chakradhara yang bergelar Kertawardhana Bhre Tumapel, menjadi suami Dyah Gitarja. Dari perkawinan tersebut, lahirlah Hayam Wuruk dan Dyah Nertaja.
Pemerintahan
Tribhuwana memerintah Majapahit atas perintah ibunya, Gayatri (Rajapatni), yang saat itu telah menjadi pendeta Buddha. Selama menjalankan pemerintahan, Tribhuwana didampingi oleh suaminya, Kertawardhana Bhre Tumapel.
(Foto: TikTok @ainusantara)
Selain memperluas wilayah kerajaan, Tribhuwana juga mengirim utusan ke luar negeri untuk membicarakan persoalan ekonomi dan kedaulatan negeri dalam mengatur tata tertib pemerintahan. Pemberontakan dalam negeri juga dapat diatasi dengan baik selama masa pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi, sebagaimana dilansir dari jurnal Berkala Arkeologi berjudul Tokoh Wanita Di Jawa Sekitar Abad VII - XIV Masehi (R. Istari, 2004).
Tribhuwana Tunggadewi mengeluarkan undang-undang tentang pertanahan yang disebut "Pratigundala". Pembuatan undang-undang tersebut bertujuan untuk mengokohkan dan mengatur kelangsungan hidup masyarakat yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani.
(Foto: Freepik tawatchai07)
Estafet Kekuasaan
Setelah turun takhta, Tribhuwana Tunggadewi digantikan oleh anaknya yang bernama Hayam Wuruk. Selama memerintah Kerajaan Majapahit, Hayam Wuruk meneruskan apa-apa yang sudah dirintis ibunya. Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk bersama Mahapatih Gajah Mada.