Gua Selomangleng Tulungagung, Peninggalan Era Majapahit di Tengah Hutan Belantara yang Eksotis
Gua peninggalan era Majapahit ini jadi tempat favorit para resi (orang suci) untuk bertapa.
Spot wisata alam kental nuansa sejarah
Gua Selomangleng Tulungagung, Peninggalan Era Majapahit di Tengah Hutan Belantara yang Eksotis
Cagar Budaya
Gua Selomangleng terletak di Desa Sanggrahan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Pada tahun 2019, gua ini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Bupati Tulungagung melalui SK Nomor SK 188.45/96/013/2019.
-
Di mana letak gua prasejarah? Berlokasi di Umm Jirsan, para peneliti menemukan banyak bukti yang sudah ada sejak periode Neolitikum hingga Chalcolithic/ Zaman Perunggu atau sekitar 10.000-3.500 tahun yang lalu.
-
Dimana lokasi wisata sejarah Goa Selomangleng? Goa Selomangleng Kediri merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Kediri atau Panjalu.
-
Di mana lokasi lubang misterius prasejarah? Arkeolog di Inggris menemukan 25 lubang di pedalaman Bedfordshire, utara London, yang hingga kini masih diliputi misteri kegunaannya untuk apa.
-
Apa yang ditemukan di gua Tam Pà Ling? Dalam penggalian sebelumnya, ditemukan fosil manusia yang tersimpan di gua tersebut sejak sekitar 86.000 dan 30.000 tahun yang lalu.
-
Apa yang ditemukan di dalam gua tersebut? Sebanyak 7.000 tulang berasal dari zaman Neolitikum sampai Zaman Perunggu ditemukan di Cova dels Xaragalls atau Gua Jurang, dekat Barcelona Spanyol. Ribuan tulang ini menunjukkan tradisi penguburan dari dua zaman tersebut.
-
Apa yang ditemukan di situs gua? Tim arkeolog menemukan perkakas dan tulang hewan yang berasal dari empat periode Zaman Paleolitikum/Batu mulai dari Periode Epipaleolitik, Paleolitikum Atas, Paleolitikum Tengah, dan Paleolitikum Bawah, menunjukkan sejarah yang kaya.
Bentuk Fisik
Gua ini terdiri dari dua buah gua yang dipahatkan pada sebuah batu gunung besar. Mulut gua pertama menghadap ke barat dan berbentuk segi empat.
Gua pertama memiliki panjang 395 cm, lebar 325 cm, dengan kedalaman 380 cm, tinggi langit-langit 195 cm, dan tinggi dari tanah sekitarnya 80 cm.
Pada dinding kanan dan kiri mulut gua pertama, ada relief manusia dalam posisi berdiri. Di bagian atas mulut gua pertama, terdapat relief Kala besar yang hampir meliputi seluruh bagian atas batu.
Sisi utara mulut gua memiliki pahatan tangga naik dengan 8 anak tangga.
Gua kedua terletak di selatan gua pertama dan berbentuk segi empat.
Gua ini memiliki panjang 400 cm, lebar 200 cm, dengan kedalaman 380 cm, tinggi langit-langit 200 cm, dan tinggi dari tanah sekitarnya 2,30 cm. Gua ini tidak memiliki relief atau hiasan.
(Foto: Kemdikbud RI)
Relief Arjuna Wiwaha
Pada ketiga sisi dinding gua pertama terdapat relief yang bercerita tentang Arjuna Wiwaha.
Relief tersebut menggambarkan adegan saat Indra memerintahkan bidadari untuk menggoda Arjuna di Gunung Indrakila. Ada juga penggambaran adegan ketika bidadari menuruni awan dari kahyangan ke bumi.
Relief-relief di gua ini, terutama yang menggambarkan cerita Arjuna Wiwaha, mencerminkan kaitan dengan wiracarita Hindu. Gua ini kemungkinan besar berkaitan dengan agama Hindu.
(Foto: Kemdikbud RI)
Tahun Pembuatan
Menurut Bernet Kempers, gua ini dibuat sekitar abad X Masehi. Didasarkan pada pahatan relief tokoh-tokoh dengan ciri-ciri Majapahit.
Sementara itu, Satyawati Sulaiman menyatakan bahwa gua ini berasal dari masa awal Majapahit, menunjukkan kedekatan dengan wiracarita gubahan para pujangga sejak zaman Kerajaan Kediri.
Tempat Bertapa
Dulu, Gua Selomangleng di perbukitan Wajak ini digunakan oleh para resi (pertapa) untuk bertapa.
Mereka tinggal di tempat jauh dari keramaian, seperti hutan dan perbukitan untuk menempa spiritualitas, seperti dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id.