Candi di Probolinggo Ini Dulu Tempat Istirahat Hayam Wuruk saat Mengembara, Begini Potretnya Sekarang
Potret terbaru tempat istirahat Raja Hayam Wuruk saat mengembara keliling Jawa Timur.
Cocok jadi tujuan wisata sejarah atau sekadar foto-foto
Candi di Probolinggo Ini Dulu Tempat Istirahat Hayam Wuruk saat Mengembara, Begini Potretnya Sekarang
Kitab Nagarakertagama menyebutkan candi ini dengan nama Bajrajinaparamitapura. Kitab Pararaton menyebut bangunan ini sebagai pendharmaan Raden Sumana.
(Foto: Disporaparbud Kabupaten Probolinggo)
-
Kapan Raja Hayam Wuruk mengunjungi Candi Jabung? Berdasarkan catatan Kakawin Negarakertagama, saat mengunjungi Keta pada tahun 1359, para penguasa dan agamawan Keta menyambut Raja Hayam Wuruk dengan berbagai jamuan.
-
Dimana Candi Jabung berada? Candi Jabung terletak di Desa Candi, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
-
Dimana lokasi situs bersejarah Candi Borobudur? Candi Borobudur, yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, adalah candi Buddha terbesar di dunia dan dibangun pada abad ke-9 selama masa dinasti Syailendra.
-
Siapa yang membangun Candi Jabung? Lima tahun sebelum kunjungan itu, Desa Kalayu baru saja membangun sebuah bangunan megah untuk tempat pendarmaan.
-
Dimana Candi Borobudur? Candi Borobudur, salah satu situs warisan dunia UNESCO, terletak di Magelang, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Yogyakarta.
-
Dimana Candi Bogang ditemukan? Kini situs penemuan arca Buddha raksasa itu dinamakan Situs Candi Bogang, letaknya di Desa Selomerto, Wonosobo.
Dikunjungi Hayam Wuruk
Candi ini didirikan pada tahun 1276 Saka (1354 M) yang merujuk pahatan angka tahun pada ambang pintu candi. Bangunan suci ini didirikan pada periode seni Majapahit.
Saat mengembara ke Pulau Jawa bagian timur pada tahun 1359, Hayam Wuruk sempat singgah ke candi ini, sebagaimana dilansir dari laman kebudayaan,kemdikbud.go.id.
Bentuknya Unik
Candi yang terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo ini dikenal dengan nama Candi Jabung.
Bangunan suci bercorak Buddha Mahayana itni menghadap ke barat dengan sebuah anak tangga di sisi depan.Candi Jabung terdiri dari tiga bagian yaitu kaki, badan dan atap. Kaki candi berupa batur tinggi, badan candi berbentuk silinder dan atapnya yang sebagian telah runtuh diperkirakan berbentuk stupa. Bangunan berbahan bata merah ini memiliki ukuran 13,13 meter x 9,6 meter dan tinggi tersisa 15,58 meter.
Dulu Candi Jabung dikelilingi pagar berbahan bata merah. Kini pagar bata merah hanya tersisa di sisi barat daya candi dengan sebuah menara candi. Menara candi berukuran 2,55 meter x 2,55 meter dengan tinggi 6 meter.
Relief-relief yang terukir pada kaki candi atau di bagian lain kebanyakan menggambarkan bunga teratai yang melambangkan kejayaan Majapahit. Relief berbentuk persegi empat dan ditenga-tengahnya terdapat gambar kala. Di atas kala terukir relief surya Majapahit.
Pada bagian langit-langit terdapat batu berbentuk bulat yang tidak lain adalah perisai lambang kejayaan
Majapahit yang waktu itu menguasai
Nusantara.
Di atas pintu bilik terdapat relief yang
menunjukkan angka tahun 1276 saka (1354 Masehi), tahun di mana kerajaan Majapahit berkuasa dibawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk.
Fondasi bagian kaki Candi Jabung berbentuk segi
empat. Pada sisi depan terdapat bagian menjorok ke luar yang mendukung tangga naik.
(Foto: Disporaparbud Kabupaten Probolinggo)
Bagian tubuh candi terbagi menjadi bagian duduk tubuh dan bagian tubuh. Pada bagian duduk tubuh
mulai tampak peralihan bentuk dari bagian kaki candi
yang persegi menuju ke bagian tubuh candi yang bulat
(silinder).
Tampilan ketiga sisi (utara, timur
dan selatan) Candi Jabung masih tampak jelas bentuk persegi, tetapi
pada bagian sudut-sudutnya sudah berbentuk bulat.
Di tengah-tengah bagian bulat dipahatkan ragam hias kala
dan sulur gelung di kanan kirinya. Kala dari ketiga sudut dan ragam hias sulurnya berbeda-beda.
Di tengah-tengah bagian tubuh candi terdapat ban melingkar seperti ikat pinggang selebar 14 lapis batu merah.
Pada tiap-tiap penampil sisi utara, timur dan selatan terdapat bagian yang menjorok keluar berbentuk
pintu semu. Di atas pintu semu dipahatkan bentuk kala
yang diukir secara halus dan meriah. Di bagian bawah, ambang pintu berbentuk segi empat lebih menonjol
keluar, di tengahnya terdapat pahatan kepala naga atau yang sering disebut “Kala Naga”.
Bagian atap candi Jabung berbentuk stup. Sayang, atap candi ini sudah tidak lengkap karena sebagian bagian sudah hilang, sebagaimana dikutip dari repository.unej.ac.id.
(Foto: Kemdikbud RI)