Dulu Jadi Peradaban Tanah Jawa, Candi Gunung Wukir di Magelang Ini Lebih Tua dari Borobudur
Di candi itulah ditemukan Prasasti Canggal yang menceritakan masa emas pemerintahan Raja Sanjaya
Di Candi Gunung Wukir ditemukan Prasasti Canggal yang menceritakan masa emas pemerintahan Raja Sanjaya.
Dulu Jadi Peradaban Tanah Jawa, Candi Gunung Wukir di Magelang Ini Lebih Tua dari Borobudur
Di sebuah bukit kecil di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Magelang, terdapat sebuah kompleks percandian berukuran 50x50 meter. Itulah yang disebut kompleks Candi Gunung Wukir.
Akses menuju kompleks candi itu cukup terpencil di puncak bukit sehingga pengunjung harus meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki setelah parkir kendaraan di perkampungan warga terdekat.
Menariknya, kompleks Candi Gunung Wukir dulunya pernah jadi pusat spiritualitas suatu peradaban besar di tanah Jawa. Bahkan usia candi ini lebih tua dibandingkan Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
-
Siapa yang menduga Candi Bogang lebih tua dari Borobudur? Banyak masyarakat yang mengaitkan bahwa keberadaan situs tersebut dikaitkan dengan Kerajaan Holing Ratu Sima yang lebih tua dari Borobudur.
-
Kapan Candi Borobudur dibangun? Menurut catatan sejarah, Candi Borobudur dibangun pada abad ke-9 oleh Dinasti Syailendra yang dipimpin oleh Raja Samaratung.
-
Dimana lokasi situs bersejarah Candi Borobudur? Candi Borobudur, yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, adalah candi Buddha terbesar di dunia dan dibangun pada abad ke-9 selama masa dinasti Syailendra.
-
Apa yang istimewa dari Candi Borobudur? Candi Borobudur merupakan monumen Budha terbesar di dunia, sebuah situs kuno yang secara luas dianggap sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
-
Kapan Candi Borobudur ditetapkan sebagai situs warisan dunia? Pada tahun 1991, Borobudur ditetapkan sebagai salah satu situs warisan dunia oleh UNESCO.
-
Dimana mitos Candi Borobudur berasal? Candi Borobudur, yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, adalah salah satu keajaiban dunia yang diakui UNESCO dan merupakan warisan budaya yang kaya akan sejarah dan misteri.
Berbeda dengan Candi Borobudur dan Prambanan yang megah, Candi Gunung Wukir lebih menyerupai puing-puing kuno di atas bukit. Berada di antara puing-puing itu serasa melintasi lorong waktu.
Candi Gunung Wukir terdiri dari satu candi induk dan tiga candi pewara atau pengiring. Namun yang tersisa pada candi induk tinggal alas kakinya. Itupun hasil pemugaran Belanda pada tahun 1939.
Sementara itu bagian tengah candi diisi batu-batu kali. Dan di puncaknya ada artefak lingga-yoni. Lingga di candi itu cukup istimewa karena terdapat ukiran naga.
Selain satu candi induk dan tiga candi pengiring, di kompleks itu juga terdapat puing-puing batuan candi yang disusun rapi di halaman. Beberapa puing terdapat ukiran seperti bunga astadala, purnakalasa, lalu ada puing kemuncak, dan puing penampungan air atau biasa disebut jedingan.
Candi Gunung Wukir menjadi penting keberadaannya dalam sejarah Nusantara karena di sanalah ditemukan Prasasti Canggal.
Prasasti Canggal sendiri berisi tentang deskripsi Pulau Jawa yang makmur, kaya tambang emas, dan padi.
Di sana juga diceritakan tentang seorang raja bernama Sanjaya yang memerintah rakyatnya dan membuat kehidupan kala itu sangat sejahtera.
Dikutip dari kanal YouTube Asisi Channel, pada masanya Raja Sanjaya menjadikan Candi Gunung Wukir sebagai poros spiritual Kerajaan Medang.
Dijelaskan pada Prasasti Canggal pula, pada saat itulah Raja Sanjaya membangun sebuah lingga di atas bukit, yang diduga bertempat di kompleks Candi Gunung Wukir.
Dengan mendirikan lingga di atas bukit, Raja Sanjaya menjadikan Gunung Wukir sebagai pusat kosmos dari Kerajaan Medang. Sayang, kini lingga itu telah raib entah ke mana.
Tak jauh dari kompleks Candi Gunung Wukir, terdapat sebuah petirtaan kuno bernama Petirtaan Mantingan. Namun petirtaan itu kini hanya menyisakan berbagai artefak tak terawat, di antaranya artefak gana diapit dua medalion, ada juga antefik-antefik yang berhias motif purnakalasa. Diduga di sanalah para leluhur bersuci terlebih dahulu sebelum melakukan ritual di Candi Gunung Wukir.