Mengunjungi Candi Jabung, Portal Tersembunyi Majapahit Mahakarya Era Raja Hayam Wuruk
Candi Jabung merupakan salah satu candi yang membuat Thomas Raffles kagum akan kemegahannya.
Candi Jabung merupakan salah satu candi yang membuat Thomas Raffles kagum akan kemegahannya.
Mengunjungi Candi Jabung, Portal Tersembunyi Majapahit Mahakarya Era Raja Hayam Wuruk
Dalam bukunya berjudul “History Of Java”, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Thomas Stamford Raffles menulis bahwa di tanah Jawa, terdapat banyak sekali candi yang indah. Salah satu yang membuat Raffles terpukau adalah sebuah candi yang tinggi menjulang di timur Pulau Jawa bernama Candi Jabung. Berikut kisah di balik berdirinya candi itu:
-
Kapan Hayam Wuruk singgah di Candi Jabung? Saat mengembara ke Pulau Jawa bagian timur pada tahun 1359, Hayam Wuruk sempat singgah ke candi ini.
-
Candi Jabung, apa itu? Candi Jabung, atau yang dikenal dengan nama Bajrajinaparamitapura, terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.
-
Dimana Candi Jabung berada? Candi yang terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo ini dikenal dengan nama Candi Jabung.
-
Mengapa Candi Jabung menarik untuk dikunjungi? Candi ini didirikan pada tahun 1276 Saka (1354 M) yang merujuk pahatan angka tahun pada ambang pintu candi.
-
Di mana Candi Jawi berada? Candi Jawi berada di Desa Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.
-
Apa fungsi Candi Jawi? Candi ini berfungsi sebagai tempat Pendharmaan Raja Kertanegara yang wafat pada 1292 Masehi, mengutip skripsi Sugeng Aji Putro yang berjudul Makna Simbolis Candi Jawi di Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan (Unej, 2012).
Desa Keta di timur Pulau Jawa adalah salah satu wilayah yang ditaklukkan Kerajaan Majapahit. Saat itu atas perintah sang ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi, Gadjah Mada dan Ra Kembar beserta pasukannya, menggempur dua desa berdaulat di timur Jawa yaitu Desa Keta dan Sadeng. Dua wilayah itu akhirnya berhasil dikuasai.
Seperempat abad kemudian, saat Raja Hayam Wuruk bertahta, penduduk Desa Keta justru sangat mengelu-elukan sang raja. Berdasarkan catatan Kakawin Negarakertagama, saat mengunjungi Keta pada tahun 1359, para penguasa dan agamawan Keta menyambut Raja Hayam Wuruk dengan berbagai jamuan.
Tak lagi ada dendam di antara mereka. Bahkan rakyat Keta berebut ingin bercengkrama dengan rombongan Majapahit sambil menikmati aneka hiburan. Bahkan mereka mengiring perjalanan rombongan Majapahit hingga ke Desa Kalayu.
Lima tahun sebelum kunjungan itu, Desa Kalayu baru saja membangun sebuah bangunan megah untuk tempat pendarmaan. Bangunan itu bernama Bajrajinaparimitapura yang kemudian lebih dikenal dengan nama Candi Jabung. Di candi itulah, Hayam Wuruk menggelar sebuah upacara keagamaan dengan khusuk.
Candi Jabung terletak di Desa Candi, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Candi itu menghadap ke arah barat. Bagian dari bangunan kuno itu ada tiga, yaitu batur candi, kaki candi, dan badan candi. Ukurannya yang sangat tinggi membuat tangga untuk naik ke badan candi sangat curam. Sayangnya tangga itu tak dapat lagi digunakan.
Walaupun waktu terus berganti, kemegahan Candi Jabung seolah tak pernah pudar oleh arus zaman. Buktinya pesona candi ini banyak diabadikan dalam bidikan kamera dan juga lukisan dari tahun 1840.
Berdasarkan Kitab Pararaton, Candi Jabung dibangun sebagai pendarmaan terhadap seorang perempuan bernama Bhra Gundal. Di salah satu dinding candi itu ada relief Sri Tanjung.
Tokoh Sri Tanjung merupakan cerita romansa kuno di era Majapahit yang menceritakan kesetiaan perempuan pada suaminya. Biasanya candi-candi yang dilengkapi relief sosok Sri Tanjung merupakan candi pendarmaan terhadap bangsawan yang telah meninggal.
Keunikan lain yang terdapat di Candi Jabung adalah bentuk bangunannya yang silinder. Bahkan candi berbentuk silinder itu merupakan satu-satunya di Pulau Jawa
Selain itu, dari jauh bentuk Candi Jabung seperti perpaduan lingga yoni berukuran raksasa. Di beberapa bagian dindingnya juga terdapat relief singa yang jumlahnya cukup banyak