Calon Menhan AS Pete Hegseth Tidak Tahu Apa Itu ASEAN
Pete Hegseth berjanji untuk menumbuhkan budaya pejuang di Pentagon sebagai Menteri Pertahanan.
Dalam sesi uji kepatutan dan kelayakan di Senat Amerika Serikat kemarin, calon Menteri Pertahanan AS pilihan Presiden terpilih Donald Trump yaitu Pete Hegseth menghadapi cecaran pertanyaan dari sejumlah anggota Senat.
Senator Tammy Duckworth dari Negara Bagian Illinois yang merupakan anggota Komite Angkatan Bersenjata meminta Hegseth, 44 tahun, yang mantan presenter stasiun televisi Fox News, menyebut salah satu negara di ASEAN yang menjalin kerja sama dengan Amerika Serikat.
"Anda menyinggung soal kerja sama Indo-Pacific, bisakah Anda sebutkan satu negara di ASEAN dan kerja sama apa yang kita bangun dengan negara itu dan ngomong-ngomong ada berapa negara di ASEAN?" cecar Tammy, seperti dilansir laman CNN, Selasa (15/1).
"Saya tahu kita punya sekutu di Korea Selatan, Jepang, Australia," kata Hegseth.
"Tuan Hegseth, tidak satupun dari negara yang Anda sebutkan itu ada di ASEAN," ujar Senator Tammy memotong jawaban calon menhan termuda AS itu.
Senator Tammy mengatakan Hegseth tidak layak untuk memimpin Pentagon dan dia rentan dimaanfatkan oleh musuh-musuh Amerika.
ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi geopolitik dan ekonomi yang didirikan pada 8 Agustus 1967 oleh lima negara pendiri: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Tujuan utama ASEAN adalah mempromosikan kerjasama ekonomi, sosial, dan kebudayaan antara negara-negara anggotanya serta memajukan perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara. Saat ini, ASEAN memiliki sepuluh anggota, termasuk Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.
Latar Belakang Hegseth
Dalam kesempatan itu Hegseth juga tidak menanggapi tuduhan pelecehan seksual dan pandangan kontroversialnya terkait perempuan, saat para senator mempertimbangkan kelayakannya. Fokus utama Hegseth adalah pada pengalaman tempurnya di Garda Nasional Angkatan Darat, yang dianggap sebagai modal penting untuk memimpin. Ia menegaskan, 'Sudah waktunya memberi seseorang yang telah berkarir untuk mengambil alih kepemimpinan. Seorang agen perubahan,' dalam pidato pembukaannya.
Dalam sidang tersebut, para senator mulai menyelidiki berbagai pertanyaan mengenai Hegseth. Ketua Komite Angkatan Bersenjata dari Partai Republik, Senator Roger Wicker, menyatakan bahwa pilihan ini 'tidak konvensional.' Di sisi lain, para petinggi Partai Demokrat memperingatkan tentang tuduhan 'yang sangat mencemaskan' terhadap Hegseth. Meskipun demikian, Wicker membandingkan Hegseth dengan Trump, yang juga menghadapi berbagai tuduhan dan menolak semua tuduhan tersebut.
Menanggapi tuduhan pelecehan seksual, Hegseth menyebutnya sebagai 'kampanye kotor' dan serangan yang tidak adil. Ia menekankan bahwa pengalamannya di lapangan adalah yang paling relevan untuk memimpin militer. Hegseth juga berjanji untuk tidak mengonsumsi alkohol jika ia dikukuhkan sebagai Menteri Pertahanan, sebuah langkah yang dianggap penting untuk memperbaiki citranya di mata publik.
Hegseth, 44 tahun, berasal dari generasi baru veteran perang Irak dan Afghanistan. Pengalaman militernya dianggap sebagai jaminan, namun tindakan dan pernyataan masa lalu sering kali menjadi sorotan. Meskipun demikian, dukungan dari veteran dan elemen lain di masyarakat menunjukkan bahwa ada harapan untuk perubahan dalam kepemimpinan militer.
Dengan latar belakang yang beragam dan pengalaman tempur yang signifikan, Hegseth berusaha untuk membuktikan bahwa ia layak memimpin Pentagon. Harapannya adalah untuk membawa energi dan gagasan segar ke dalam birokrasi militer. Keputusan akhir mengenai pengukuhannya sebagai Menteri Pertahanan akan sangat menentukan arah kebijakan pertahanan AS di masa mendatang.