Mengenang Kejayaan PSS Sleman Tahun 2004, Sempat Diperkuat Trio Brasil Mematikan
Pada waktu itu, PSS Sleman berhasil menembus empat besar selama dua musim berturut-turut.
Pada waktu itu, PSS Sleman berhasil menembus empat besar selama dua musim berturut-turut
Mengenang Kejayaan PSS Sleman Tahun 2003-2004, Sempat Diperkuat Trio Brasil Mematikan
Saat ini, klub PSS Sleman tengah berjuang dalam kompetisi BRI Liga 1 2023. Namun sejauh ini sejak promosi ke strata teratas Liga Indonesia pada tahun 2019, klub ini belum pernah mendapatkan hasil yang memuaskan. Prestasi terbaik mereka peroleh saat berhasil mengakhiri musim 2019 dengan menduduki peringkat delapan klasmen.
Namun di masa lalu, klub berjuluk Super Elang Jawa pernah menorehkan kejayaan. Tepatnya pada tahun 2003 dan 2004, tatkala mereka diperkuat trio pemain Brasil mematikan. Berikut kisahnya:
-
Siapa yang direkrut PSS Sleman? Salah satunya adalah Elvis Kamsoba.
-
Dimana PSS Sleman main di BRI Liga 1? Hampir semua klub peserta BRI Liga 1 sudah bersiap diri untuk mengarungi jalannya musim kompetisi 2023/2024.
-
Siapa yang memuji jersey PSS Sleman? “Kandidat jersey terbaik Liga 1 musim ini,“ tulis @mitraadian_14.
-
Apa prestasi Pasuruan yang didapat 4 tahun berturut-turut? Pemkot Pasuruan kembali berhasil mempertahankan predikat Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK Republik Indonesia.
-
Kenapa jersey PSS Sleman dikritik? Ada yang memuji, namun ada pula yang memberi kritik.
-
Kenapa PSS Sleman pakai jersey baru? Menyambut musim baru 2024-2025, PSS Sleman meluncurkan jersey baru.
Pada waktu itu, PSS dilatih oleh Daniel Roekito. Kesuksesan PSS pada waktu itu tak lepas dari kehadiran pemain Brasil. Banyak pihak menyebut prestasi mentereng PSS kala itu karena Brasil-sentris.
Dalam setiap pertandingan, ketiga pemain itu memiliki kontribusi besar. Manajer PSS Sleman kala itu, Hendrikus Mulyono, punya cerita menarik tentang kehebatan mereka.
Hendrikus menceritakan, PSS mendapatkan Anderson saat perwakilan klub datang ke Brasil. Perjudian PSS jauh-jauh datang ke Brasil terbayarkan. Anderson mampu membuktikan diri sebagai bek tangguh kala itu.
“Pak Ibnu Subiyanto (Bupati Sleman kala itu) memang menyuruh langsung dari negaranya. Termasuk mengambil Anderson juga dari Brasil. Rp75 juta per musim, sangat murah dan sesuai kemampuan finansial kami,” kata Hendrikus dikutip dari Bola.net.
Sebelum merekrut Anderson Da Silva, PSS Sleman sudah merekrut pemain Brasil lainnya, Deca Dos Santos. Deca Dos Santos yang menjadi buangan Persebaya mampu dimanfaatkan oleh PSS. Ia sukses menjadi nyawa permainan PSS. Sebagai gelandang jangkar, peran Deca begitu sentral dengan kejeniusan bermainnya.
Selain itu PSS juga merekrut Marcelo Braga. Meski postur tubuhnya tidak begitu tinggi, namun ia punya insting kuat dalam urusan mencetak gol. Ia berhasil mencetak 21 gol pada masa keemasannya.
“Selain Marcelo Braga ada juga Lekke dari Brasil. Mereka ini datang lewat Deca Dos Santos saat pulang ke Brasil dan sekalian membawanya ke Sleman. Sangat murah, sekitar Rp75 juta per bulan. Hadirnya mereka membuat PSS Sleman hampir juara,” kata Hendrikus.
Hendrikus mengatakan bahwa saat itu PSS terhitung berani bertaruh dalam mencari pemain. Pemainnya tidak harus punya nama besar, namun punya rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat.
Saat laga krusial melawan tuan rumah Persebaya Surabaya, surat kabar setempat menulis PSS akan menjadi lumbung gol. Waktu itu Hendrikus menawarkan bonus Rp3 juta kepada setiap pemain apabila menang. Dan akhirnya PSS Sleman berhasil memenangkan pertandingan lewat sundulan Anderson.
“Hingga akhirnya menang di Surabaya. Saya harus merogoh kocek habis hampir Rp95 juta. Tapi semua puas ini perjuangan dan kebersamaan. Di Padang juga demikian, tandukan Anderson Da Silva kembali membungkam tuan rumah,” ujar Hendrikus.