Prasasti Berusia 1.600 Tahun di Bogor, Ceritakan Raja Perkasa Tak Terkalahkan
Sosoknya menjadi salah satu raja terbesar di Nusantara.
Sosoknya menjadi salah satu raja terbesar di Nusantara.
Prasasti Berusia 1.600 Tahun di Bogor, Ceritakan Raja Perkasa Tak Terkalahkan
Purnawarman adalah raja ketiga, sekaligus raja terbesar dari Kerajaan Tarumanagara.
Dia diperkirakan memerintah antara tahun 395 - 434 M. Selama masa pemerintahannya, Tarumanagara berada pada puncak Kejayaannya.
-
Siapa yang membangun prasasti tersebut? Seorang petani di Ismailia, Mesir menemukan sebuah prasasti batu kuno berusia 2.600 tahun yang didirikan oleh Firaun Apries, yang memerintah Mesir dari tahun 589 hingga 570 SM.
-
Apa yang digambarkan dalam batu prasasti itu? Batu ini menggambarkan sosok manusia dengan hiasan kepala, kalung, dan dua pedang.
-
Apa isi prasasti tersebut? bahasa-bahasa Timur Tengah kuno di University College London, enam baris pertama dari teks paku-paku pada prasasti itu mengatakan, dalam bahasa Het, 'empat kota, termasuk ibu kota, Hattusa, berada dalam bencana,' sementara 64 baris sisanya adalah doa dalam bahasa Hurria yang memohon kemenangan.
-
Siapa yang menemukan prasasti tersebut? Sebuah prasasti seukuran telapak tangan ditemukan pada Mei 2023 oleh Kimiyoshi Matsumura, seorang arkeolog di Institut Arkeologi Anatolia Jepang.
-
Dimana prasasti itu ditemukan? Prasasti ini ditemukan di dekat Danau Bashplemi, di wilayah Dmanisi.
Di Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulan, Kabupaten Bogor, terdapat sebuah prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara.
Prasasti ini diperkirakan dibuat pada abad kelima. Isinya menerangkan tentang kebesaran Purnawarman.
“Inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki Dewa Wisnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.
Prasasti Ciaruteun Bukan Satu-Satunya Prasasti di Sana
Tak jauh dari Prasasti Ciaruteun, terdapat sebuah prasasti lagi yang sering disebut Prasasti Kebon Kopi I atau Prasasti Tapak Gajah.
Prasasti ini pun merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanagara.
“Di sini tampak tergambar sepasang telapak kaki …yang seperti Airawata, gajah penguasa Taruma yang agung
Prasasti Kebon Kopi I Berukir Tapak Gajah Airawata, yang Merupakan Tunggangan Purnawarman
Purnawarman Disebut Sebagai Raja Yang Tak Terkalahkan
Dalam buku Sundakala yang ditulis Doktor Ayatrohaedi, kekuasaan Purnawarman meliputi tidak kurang dari 50 kerajaan bawahan.
Wilayahnya membentang dari Selat Sunda di sebelah Barat, hingga Kali Brebes di sebelah Barat.
Tarumanagara pun sudah memiliki hubungan internasional dengan India, Tiongkok dan kawasan Asia Tenggara.
Dalam Prasasti Jambu disebutkan keperkasaan Purnawarman.
Baju zirahnya tak bisa ditembus. Dia menghormati kawan, tetapi keras terhadap orang-orang yang melawannya.
Purnawarman juga digambarkan selalu memimpin penyerbuan ke Kota musuh.
Purnawarman meninggal tahun 434 M. Dia digantikan puteranya Wisnuwarman sebagai Raja Keempat Tarumanagara.
Masa kekuasaan Wisnuwarman diwarnai dengan perang saudara besar melawan pamannya sendiri, Cakrawarman.
Cakrawarman adalah panglima perang sekaligus adik Purnawarman. Di masa kakaknya berkuasa, Cakrawarman banyak mengalahkan musuh-musuh Tarumanagara.
Setelah Purnawarman meninggal, sang paman berniat mengkudeta keponakannya sendiri.
Cakrawarman Berusaha Membunuh Wisnuwarman
Upaya tersebut gagal. Dia dan pasukannya meninggalkan istana dan memulai pemberontakan. Cukup banyak pihak yang mendukungnya.
Wisnuwarman berhasil memberantas pemberontakan tersebut. Dalam sebuah pertempuran, Cakrawarman tewas setelah tubuhnya terkena tombak dan panah.
Kekuasaan Wisnuwarman dipulihkan. Namun masa kejayaan Tarumanagara perlahan terus memudar.