Balamati Pasukan Elite Kerajaan Pajajaran, Tangguh & Sulit Dikalahkan
Mereka dipilih dari para petarung terbaik. Siap mati melindungi Tatar Sunda.
Mereka dipilih dari para petarung terbaik. Siap mati melindungi Tatar Sunda.
Balamati Pasukan Elite Kerajaan Pajajaran, Tangguh & Sulit Dikalahkan
Kerajaan Pakuan Pajajaran berdiri di Jawa Barat dan berpusat di Bogor.
Mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja yang memerintah tahun 1482-1521.
Orang Sunda memanggilnya Prabu Siliwangi.
-
Apa nama pasukan elite Kerajaan Pajajaran? Surawisesa memiliki pasukan elite dari Kerajaan Pakuan Pajajaran.Pasukan itu bernama Balamati.
-
Bagaimana benteng Pajajaran dibobol? Pada suatu hari, terjadi pembobolan benteng kokoh oleh 'orang dalam'. Parit yang sangat dalam dan besar, serta benteng kokoh nan tinggi berhasil ditembus oleh Ki Joglo yang merupakan kepercayaan dari Sultan Maulana Yusuf raja dari Kesultanan Islam Banten.
-
Apa penyebab runtuhnya Pajajaran? Di masa berikutnya, terjadi perpecahan besar hingga internal kerajaan berhasil ditembus dan kerajaan sudah tidak bisa diselamatkan.
-
Kenapa Kerajaan Pajajaran runtuh? Terlebih setelah itu, batu untuk penobatan raja kemudian diambil alih oleh pasukan Kesultanan Banten sehingga di masa-masa setelahnya tidak ada lagi penobatan. Sejak itu, Kerajaan Pajajaran jadi mudah diserang hingga akhirnya runtuh pada 1579.
-
Siapa yang memimpin Kerajaan Pajajaran saat runtuh? Di masa ini, Raga Mulya gagal mempertahankan keutuhan kerajaan Pajajaran.
-
Bagaimana para jawara banten melawan penjajah? Luar biasanya, para jawara tersebut mampu melawan kekuatan senjata berteknologi tinggi Belanda dan Jepang hanya dengan tangan kosong. Mereka sudah terkenal kebal sejak dulu, melalui ilmu tradisional yang digunakan dengan bijak.
Dalam Prasasti Batu Tulis, ditulis Sri Baduga Maharaja antara lain membuat parit pertahanan.
Keraton Pakuan Pajajaran memang saat itu diperkuat oleh struktur alami seperti sungai, jurang dan parit yang sulit ditembus musuh.
Pakuan Pajajaran Digambarkan Sebagai Kerajaan Makmur
Hal ini terdapat dalam laporan penjelajah Portugis Tomme Pires.
Para pria Sunda digambarkan berbadan tegap dengan wajah rupawan.
Pajajaran telah menjalin hubungan dagang dengan dunia internasional ke Malaka saat itu. Hasil panen mereka melimpah
Istana Raja digambarkan megah dengan ratusan tiang kayu sebesar tong anggur.
Sejarawan Bogor, Saleh Danasasmita menulis jika wilayah inti dan keraton Pajajaran dipertahankan oleh Pasukan Balamati.
Pasukan ini merupakan pasukan elite. Jumlahnya 1.000 orang dan dipilih dari orang-orang terbaik.
Setelah Sri Baduga meninggal dunia, tahta Pajajaran dipegang oleh putranya yang bernama Surawisesa.
Di zaman inilah Pajajajaran berkali-kali bertempur melawan Cirebon dan Banten.
Balamati selalu setia bertempur di sebelah Surawisesa.
Dalam naskah kuno Carita Parahyangan disebutkan selama bertahta 14 tahun, Surawisesa terlibat tak kurang dari 15 kali peperangan.
Pasukan Balamati tak terkalahkan dalam setiap pertempuran di darat. Namun di laut, Pajajaran sulit menandingi Armada Cirebon-Banten dan Demak.
Dalam sebuah serangan, pasukan musuh pernah menyusup hingga alun-alun luar Pakuan Pajajaran.
Serangan mendadak itu sangat mengejutkan. Namun para panglima perang dan pasukan Balamati sekali lagi menyelamatkan Keraton.
Setelah Era Sri Baduga Maharaja dan Surawisesa, Pakuan Pajajaran Mengalami Kemunduran
Satu per satu wilayahnya berhasil direbut oleh kekuatan Islam dari Cirebon dan Banten. Sebagian lagi memisahkan diri dari wilayah Pajajaran.
Naskah Carita Parahyangan menyebut tentang raja-raja penerus yang tidak mampu memimpin dan hanya memikirkan kemewahan.
Pajajaran di ambang kehancurannya.
Benteng Pajajaran masih terlalu sulit untuk ditembus. Hingga seorang komandan kawal Istana yang sakit hati kemudian membocorkan jalan masuk rahasia pada pasukan Banten.
Serangan itu terjadi tahun 1579. Berakhirlah era Pakuan Pajajaran.