Jadi Danau Terbesar Kedua di Sumatra, Ini Asal-usul Terbentuknya Danau Singkarak
Jika anda sedang berada di Sumatera Barat jangan lupa untuk mampir ke Danau Singakarak.
Jika anda sedang berada di Sumatera Barat jangan lupa untuk mampir ke Danau Singakarak.
Jadi Danau Terbesar Kedua di Sumatra, Ini Asal-usul Terbentuknya Danau Singkarak
Danau Singkarak memiliki luas kurang lebih 108 Km persegi yang membentang di antara dua wilayah kabupaten yaitu Tanah Datar dan Solok. Tempat ini cukup terkenal dengan gelaran balap sepeda yang bernama "Tour de Singkarak".
Danau kedua terluas di Sumatra setelah Danau Toba ini menjadi salah satu wisata unggulan selain Istana Basa Pagaruyuang. Selain luas, danau ini juga berada di ketinggian kurang lebih 363,5 meter di atas permukaan laut.
-
Dimana letak Danau Biru Singkawang? Tempat wisata ini terletak di Jalan Wonosari, Roban, Singkawang Tengah, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
-
Kenapa Danau Biru Singkawang jadi tempat wisata? Kerennya, tempat wisata Pontianak berupa danau ini disebut-sebut sebagai lokasi wisata terbaik yang ada di kota Singkawang, memang terbentuk secara tidak sengaja. Pemandangan airnya yang berwarna biru mencolok menciptakan kesan keunikan tersendiri di mata wisatawan.
-
Bagaimana Danau Toba terbentuk dari mitos? Mengetahui suaminya melanggar aturan atau syarat dari sang istri sebelum anaknya lahir, Istri Toba merasa sangat sangat sedih dan kecewa. Beberapa saat kemudian, Samosir dan ibunya menghilang. Tak berselang lama, hujan deras mengguyur desa mereka hingga seluruh wilayah direndam banjir yang dahsyat, membentuk sebuah danau yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba.
-
Bagaimana Danau Sipin terbentuk? Terlepas dari legenda Danau Sipin. danau ini merupakan sebuah fenomena alam yang menarik yang terbentuk berkat topologi unik sungai Batanghari. Fenomena ini terjadi ketika aliran sungai Batanghari mengalami perubahan bentuk yang disebut 'ladam' atau oxbow lake dalam terminologi topografi.
-
Bagaimana danau biru terbentuk? Dilansir dari Ntbprov.go.id, danau itu terbentuk karena pertemuan dua sungai yang mengalir dan terkumpul menjadi telaga besar atau danau.
-
Bagaimana Danau Banaran terbentuk? Sebenarnya Danau Banaran bukanlah danau yang terbentuk secara alami. Ia hanyalah DAM milik PTP Banaran yang digunakan untuk keperluan perkebunan.
Tak hanya dengan pesona wisatanya yang indah, Danau Singkarak ini juga menyimpan cerita sejarah ketika danau ini terbentuk. Konon, asal usul terbentuknya danau ini berawal dari kisah sebuah keluarga yang hidup di tepi laut.
Penasaran dengan asal-usul terbentuknya Danau Singkarak? Simak rangkumannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Danau Bermanfaat
Sebelum menilik lebih jauh asal-usul terbentuknya Danau Singkarak, ternyata danau ini begitu bermanfaat bagi masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan sumber dayanya sangat potensial untuk kehidupan.
Danau Singkarak digunakan oleh masyarakat sebagai sumber pengairan untuk lahan pertanian. Selain itu, masyarakat juga memanfaatkan danau ini untuk pembangkit listrik di PLTA Singkarak, dekat Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman.
Suguhkan Pemandangan Indah
Pemandangan alam di Danau Singkarak pun tak kalah indah dan menakjubkan. Tak heran jika danau ini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan yang ada di Sumatra Barat.
Danau ini indah karena dikelilingi oleh lanskap bukit-bukit yang hijau nan memanjakan mata. Salah satu ikon di Danau Singkarak ini adalah spesies endemik yang bernama Ikan Bilih.
Keunikan dari Ikan Bilih ini karena hanya dapat hidup di Danau Singkarak. Apabila kamu menangkap dan membawa pulang untuk hiasan akuarium, ikan ini tidak bisa bertahan lama.
(Foto: mail.solokkab.go.id)
Berasal dari Sebuah Keluarga
Melansir dari liputan6.com, cerita sejarah yang berkembang di masyarakat terkait lahirnya Danau Singkarak ini bermula dari sebuah keluarga yang hidup di tepi laut bernama Pak Buyung bersama sang istri beserta anak tunggalnya bernama Indra
Kehidupan mereka saat itu begitu makmur dan sejahtera. Pak Buyung sendiri bisa meraup keuntungan lebih banyak saat musim ikan tiba. Sementara Indra, kerap membantu ayahnya di hutan maupun di laut.Indra pun menjadi anak yang penurut. Namun, Pak Buyung dan istrinya begitu khawatir dengan pola makan Indra. Porsi makannya melebihi rata-rata anak seusianya dan bahkan Indra biasa makan dengan porsi orang dewasa.
Musim Paceklik
Pada suatu saat keluarga Pak Buyung mengalami musim paceklik yang memaksa mereka harus menghemat makanan. Mereka tak lagi makan nasi, melainkan ubi yang pasti akan habis apabila dibutuhkan terus menerus.
Musim paceklik yang begitu panjang dan lama, akhirnya Pak Buyung dan istrinya tak lagi memedulikan pola makan Indra. Mereka berdua hanya peduli dengan perut masing-masing.
Suatu ketika, Indra meminta makanan kepada Pak Buyung tetapi ia justru dimarahi dan menyuruhnya untuk mencari di hutan. Seharian mencari makan, Indra pulang dengan tangan kosong. Pak Buyung pun menyuruhnya untuk mencari di laut.
Indra yang terus berusaha mencari bahan makanan membuat Pak Buyung dan istrinya hanya bermalas-malasan di gubuk. Kemudian, ibunya menemukan makanan kerang air tawat berukuran kecil.
Sontak, mereka berdua menyantap habis kerang tersebut. Ketika Indra kembali ke rumah, ia kaget melihat ayah dan ibunya sudah terbaring di dapur dengan beberapa kerang di sekitarnya.
Parahnya, orang tua Indra sama sekali tidak menyisakan makanan untuk Indra yang sudah susah payah mencari makanan di hutan dan laut.
Ungkap Kesedihan
Indra yang merasa kecewa dengan orang tuanya itu ia curahkan kepada Taduang (Ayam). Kemudian ayam tersebut berkokok berulang kali sambil mengepakkan sayap seakan menyimbolkan rasa sedih dan kecewa Indra.
Saat Indra memegang kaki ayam tersebut, tak disangka ayam itu terbang dan membawa Indra beserta batu yang didudukinya. Semakin tinggi terbangnya, si ayam tidak kuat lagi membawa Indra dan batu tadi.
Ketika Indra menaruh kakinya di atas batu, sontak batu itu terhempas ke bumi dan menghantam salah satu perbukitan. Dengan cepat air laut pun mengalir deras di lubang itu melewati bukit di sekitarnya.
Dari cerita inilah, muncul Sungai Ombilin yang mengalir di Riau. Sedangkan laut yang airnya mengisi lubang tersebut kini semakin surut. Saat ini, laut itu dikenal dengan Sungai Singkarak.