Kisah Situ Sangiang yang Pernah Hilang di Masa Silam, Punya Pemandangan Indah
Konon, ikan-ikan di sana bukan hewan asli melainkan jelmaan. Kemudian, terdapat larangan memancing apalagi mengonsumsi ikan dari Situ Sangiang.

Konon, ikan-ikan di sana bukan hewan asli melainkan jelmaan. Kemudian, terdapat larangan memancing apalagi mengonsumsi ikan dari Situ Sangiang.

Kisah Situ Sangiang yang Pernah Hilang di Masa Silam, Punya Pemandangan Indah
Pernah dengar kisah danau yang hilang di masa lalu? Jawabannya adalah Situ Sangiang di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Lokasi ini memang terkenal dengan cerita legendanya yang dipercaya masyarakat Majalengka secara turun-temurun.
Konon, ikan-ikan di danau tersebut bukanlah hewan asli melainkan jelmaan. Kemudian, terdapat larangan untuk memancing apalagi mengonsumsi ikan dari Situ Sangiang.
Di samping kisah mistis, Situ Sangiang rupanya memiliki pemandangan yang memanjakan mata. Sebab di sekelilingnya terdapat perbukitan hijau, dengan objek utamanya Gunung Ciremai yang menjulang dan terlihat gagah.
Danau ini jadi salah satu spot yang asyik untuk dikunjungi dengan sejumlah fasilitas keluarga seperti outbound, melihat satwa burung sampai susur hutan.
Yuk, kenalan lebih dekat dengan Situ Sangiang yang terletak persis di Desa Sangiang, Kecamatan Banjaran.

Melewati Hutan Menuju Situ Sangiang
Sejak masuk pintu parkir, pengunjung langsung diarahkan menuju Situ Sangiang yang berada di dalam hutan.
Suara burung dan hewan-hewan alam juga terdengar jelas, menambah kesan alami destinasi wisata tersebut.
Kabarnya, danau di Situ Sangiang tercipta secara alami sejak sebelum masa Kerajaan Talaga Manggung.
Mengutip Disparbud Majalengka, objek wisata ini belakangan dikelola oleh Mitra Pengelola Wisata Gunung Ciremai (MPGC) Sunan Parung yang dimiliki masyarakat setempat.
Banyak Ikan yang Tak Boleh Dipancing
Dalam kanal YouTube Bolokotono TV, terdapat sejumlah pantangan yang bersifat kearifan lokal di sana. Yang paling terkenal dari mitos dari nenek moyang, yakni pengunjung dilarang memancing atau mengambil ikan di danau tersebut.
Ikan-ikan besar seperti nila, emas, lele dan lain-lain di sana merupakan jelmaan dari prajurit Kerajaan Talaga Manggung yang dulu menguasai seluruh wilayah Majalengka.
Bagi pengunjung yang melanggar konon akan mendapat hukuman gaib hingga paling fatal adalah meninggal dunia.
Bila terdapat ikan yang mati, maka wajib dikubur oleh warga setempta degan prosesi mirip manusia.
Danau Pernah Hilang
Menurut legenda, danau ini diyakini sebagai tempat "ngahiang" (moksa) dari Sunan Talaga Manggung.
Ketika itu dirinya mendapati kondisi dikhianati oleh menantunya bernama Patih Palembang Gunung pada abad ke 15.
Berada di masa-masa sulit, Sunan Talaga Manggung lantas melakukan perenungan di danau yang kini menjadi Situ Sangiang dengan cara moksa. Di saat yang bersamaan, tempat ini pun ikut raib dan baru ditemukan kembali di masa penjajahan Belanda.

Di lokasi juga terdapat sebuah pohon besar bernama Pohon Nunuk. Dipercaya jika Pohon Nunuk merupakan gerbang kerajaan Talaga Manggung. Gerbang tersebut dijaga oleh para ikan yang merupakan para prajurit.

Jadi Peramal Musim
Mengutip ksdae.menlhk.go.id, selain sebagai destinasi wisata keluarga dan religi, tempat ini juga kerap dijadikan tempat penelitian oleh kalangan akademis.
Ini terkait munculnya fenomena aneh di mana saat musim kemarau, air danau justru akan penuh dan menggenang hingga ke bibir danau. Sedangkan saat musim hujan, air danau justru menyusut hingga berkurang secara drastis.
Adanya fenomena tak biasa ini yang kemudian dimanfaatkan warga sekitar untuk meramal cuaca dalam pengelolaan air hutan.
Lestarikan Tradisi Ziarah
Di lokasi juga terdapat sebuah makan keramat yang dijaga oleh juru kunci alias kuncen. Dahulu, tempat ini menjadi petilasannya Sunan Parung yang menyebarkan agama Islam.
Untuk berziarah, wajib didampingi oleh juru kunci dan menjalankan sejumlah kegiatan seperti mandi menggunakan kain putih dan memberi makan ikan-ikan di sana.

Waktu ramai kunjungan adalah saat tanggal 1 Syura dalam kalender Islam atau Jawa. Di waktu tersebut, sejumlah peziarah dari berbagai daerah menjalankan serangkaian kegiatan spiritual dan lokal selama beberapa waktu.
Situ Sangiang di Majalengka menawarkan kombinasi sempurna antara keindahan alam, cerita sejarah dan suasana alam yang menenangkan.