Kisah Heroik Ki Arsantaka, Tokoh Leluhur Purbalingga yang Terlupakan
Ia sempat ikut berperang untuk membela Kadipaten Banyumas dalam peristiwa Perang Jenar.
Ki Arsantaka merupakan leluhur para pemimpin Purbalingga. Menurut sejarah, ia menurunkan tokoh-tokoh Bupati Purbalingga. Ia pun sempat ikut berperang untuk membela Kadipaten Banyumas dalam peristiwa Perang Jenar.
Namun seiring waktu, sosoknya makin terlupakan. Para pegiat seni masa kini pun berupaya memperkenalkan sosok Ki Arsantaka kepada masyarakat luas sebagai bagian dari pengenalan sejarah masa lalu.
-
Apa karomah Ki Ageng Tirta? Menurut mitologi masyarakat setempat, ia punya karomah yang luar biasa, yaitu merubah wilayah yang dulunya kering kerontang jadi berlimpah air.
-
Dimana Ki Ageng Kiringan dimakamkan? Selain bangunan masjid, di Masjid Jami’ Kiringan juga terdapat kompleks pemakaman tempat dimakamkannya Ki Ageng Kiringan.
-
Kenapa Kang Hartas datang ke Purbalingga? Ia datang bersama para konten kreator lainnya dari berbagai tempat.
-
Siapa tokoh terkenal dari Desa Pocong? Dua tokoh terkenal dari Desa Pocong ialah Nyai Pocong dan anaknya, Ke' Lessap.
-
Kenapa Ki Anom Suroto terkenal? Dengan karyanya sudah dikenal dunia, hal ini sebagai bentuk kesuksesan dirinya dalam memperkenalkan budaya Indonesia.
-
Siapa yang membantu Ki Ageng Tirta? Dalam menjalani karomahnya, ia dipercaya dibantu oleh dua pusaka yaitu patrem dan landak putih.
“Salah satu upaya yang kami lakukan adalah dengan mengikuti arakan karnaval di Kecamatan Kaligondang, Purbalingga yang digelar pada Sabtu (31/8),” kata salah satu pegiat seni yang tergabung dalam Kie Art, Slamet Santosa, seperti dikutip dari ANTARA.
Lalu seperti apa kisah perjalanan hidup Ki Arsantaka? Berikut selengkapnya:
Sosok Ki Arsantaka
Mengutip situs Purbalinggakab.go.id, Ki Arsantaka merupakan putra dari Bupati Onje II, pemimpin Kadipaten Onje (cikal bakal Kabupaten Purbalingga). Saat dewasa Ki Arsantaka berkelana menuju ke arah timur hingga sampai di Desa Masaran (sekarang Kecamatan Bawang, Banjarnegara). Sesampainya di desa itu, ia diangkat menjadi anak oleh Kiai Wanakusuma yang masih anak keturunan Ki Ageng Giring dari Mataram.
Di sana, ia diangkat menjadi seorang Demang. Saat itu banyak riwayat yang menceritakan tentang heroism Ki Arsantaka saat terjadi peristiwa Perang Jenar, yang merupakan bagian dari Perang Mangkubumen antara Pangeran Mangkubumi dengan kakaknya, Pakubuwono II dikarenakan Pangeran Mangkubumi tidak puas terhadap sikap kakaknya yang lemah terhadap kompeni Belanda.
Dalam perang ini, Ki Arsantaka berada di dalam pasukan Kadipaten Banyumas yang membela Pakubuwono II.
Leluhur Purbalingga
Adipati Banyumas, R. Tumenggung Yudanegara, mengangkat anak Ki Arsantaka yaitu Ki Arsayuda menjadi menantunya. Seiring berjalannya waktu, Ki Arsayuda diangkat menjadi pemimpin di Karangwelas bergelar Tumenggung Dipayuda III. Saat ia memimpin, pusat pemerintahan ia pindahkan dari Karangwelas ke Desa Purbalingga yang diikuti dengan pembangunan pendapa Kabupaten dan alun-alun. Sejak saat itulah wilayah Purbalingga makin berkembang dan menjadi wilayah kabupaten sendiri.
Mengutip Purbalingga.go.id, nama Purbalingga sebelumnya sudah banyak dijumpai pada kisah-kisah babad. Adapun beberapa babad yang menyebut nama Purbalingga antara lain Babad Onje, Babad Purbalingga, Babad Banyumas, dan Babad Jambukarang.
Diperingati Lewat Pertunjukan Seni
Guna memperkenalkan masyarakat sekitar tentang tokoh masa lalu, para pegiat seni Purbalingga menghadirkan kembali sosok Ki Arsantaka dalam bentuk pertunjukan seni. Pertunjukan itu sendiri mengangkat cerita Perang Jenar di mana Ki Arsantaka tampil sebagai tokoh utamanya. Selain itu, ratusan gulungan surat juga disebar ke masyarakat luas untuk menceritakan sosok Ki Arsantaka.
“Kami menampilkan sebuah arakan karnaval yang dibalut dengan pertunjukan seni. Pengenalan kembali sejarah masa lalu ini bertujuan untuk dapat memperkenalkan kembali kepada generasi muda dan mengapresiasi para leluhur kita,” kata Slamet Santosa dikutip dari ANTARA pada Senin (2/9).