Kisah Ki Ageng Tirta dari Grobogan, Punya Karomah Mengubah Desa yang Tandus Jadi Melimpah Air
Berdasarkan silsilahnya, Ki Ageng Tirta masih satu keturunan dengan Prabu Brawijaya V
Berdasarkan silsilahnya, Ki Ageng Tirta masih satu keturunan dengan Prabu Brawijaya V
Kisah Ki Ageng Tirta dari Grobogan, Punya Karomah Mengubah Desa yang Tandus Jadi Melimpah Air
Alkisah di masa lalu, di Grobogan pernah hidup seorang ulama bernama Ki Ageng Tirta. Menurut mitologi masyarakat setempat, ia punya karomah yang luar biasa, yaitu merubah wilayah yang dulunya kering kerontang jadi berlimpah air.
-
Bagaimana Ki Ageng Kiringan mengatasi banjir bandang? Melihat banjir itu mengancam keberadaan masjid tempat ia dan jamaah lain biasa beribadah, Ki Ageng Kiringan membawa salah satu tongkat itu dan menancapkannya pada tempat yang dilanda banjir.
-
Bagaimana Ganjar menyelesaikan masalah air dan listrik di desa itu? Ganjar mengaku akan segera mencari solusi atas persoalan air tersebut bekerja sama dengan camat setempat. Ia meminta camat untuk mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan agar bisa mengalirkan air bersih ke permukiman warga.
-
Siapa yang memanfaatkan Mata Air Abadi di Desa Treko? Mata air tersebut dimanfaatkan warga sekitar untuk kebutuhan sehari-hari.
-
Bagaimana Gunungkidul mengatasi kekeringan? “Anggaran di BPBD masih tersedia sehingga belum meminta tambahan melalui BTT,“ katanya.
-
Apa yang membuat mata air di desa itu istimewa? Wanita paruh baya itu bercerita kalau di desanya terdapat banyak mata air. Salah satu mata air biasanya ramai dikunjungi orang pada malam Jumat Kliwon dan malam Satu Suro. Lalu ada satu mata air lagi yang digunakan warga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
-
Apa yang diajarkan Ki Ageng Suryomentaram di Desa Kroyo? Dilansir dari kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe, dulunya di desa itu Ki Ageng Suryomentaram hidup sebagai petani. Di desa itu pula ia menjadi guru ilmu kebatinan bernama 'Kawruh Bejo'.
Tempat tinggal Ki Ageng Tirta di Desa Kanoman, Grobogan sendiri sebuah wilayah yang tidak pernah mengalami kekeringan di musim kemarau.
Berkat perannya, tanah desa itu menjadi subur dan air dari mata air di Gunung Muria bisa sampai ke Desa Karangasem. Dalam menjalani karomahnya, ia dipercaya dibantu oleh dua pusaka yaitu patrem dan landak putih.
Untuk mengalirkan air dari Gunung Muria, Ki Ageng Tirto membuat lubang-lubang kecil dengan bantuan landak putih. Ada beberapa air di desa itu yang bersumber dari Gunung Muria.
Ia juga telah mendapatkan izin dari Sunan Muria dan Sunan Prawoto untuk mengalirkan air dari Gunung Muria sampai Desa Kanoman.
Tokoh masyarakat sekaligus juru kunci Makam Ki Ageng Tirto, Jumadi, mengatakan bahwa pada saat masih hidup, Ki Ageng Tirto merupakan tokoh wali penyebar agama Islam di wilayah Kabupaten Grobogan khususnya di Desa Karangasem, Kecamatan Wirosari.
Berdasarkan silsilahnya, ia masih keturunan Prabu Brawijaya IV dari Majapahit. Ia juga masih ada hubungan dengan Ki Ageng Selo dan Ki Ageng Getas Pendowo yang makamnya juga berada di Kabupaten Grobogan.
Ramai Peziarah
Makam Ki Ageng Tirto yang berada di area sawah Dukuh Sambak, Kerap dikunjungi perziarah. Hari yang menjadi hari penting bagi para peziarah yang ingin menunjungi makam Ki Ageng Tirto adalah pada setiap malam Kamis pahing.
Biasanya pada malam hari ada pembacaan wirid dan zikir Ratib Al-Hada. Acara dilanjutkan dengan pembacaan Al Qu’ran yang kita-kira diikuti 60 orang.
Pada saat Bulan Ramadan, kompleks makam itu cukup ramai setiap menjelang berbuka dan sahur. Pada malam hari, sejumlah warga memilih untuk menghabiskan waktu di kompleks pemakaman tersebut.