Mengunjungi Gua Suran di Klaten, Konon Lorongnya Bisa Sampai Tembus ke Tanah Suci
Dulunya Gua Suran digunakan sebagai tempat sujud dan semedi Kyai Ageng Gribig saat belum membuat masjid.

Dulunya Gua Suran digunakan sebagai tempat sujud dan semedi Kyai Ageng Gribig saat belum membuat masjid.

Mengunjungi Gua Suran di Klaten, Konon Lorongnya Bisa Sampai Tembus ke Tanah Suci

Di Kecamatan Jatinom, Klaten, terdapat sebuah gua yang oleh penduduk setempat dinamakan Gua Suran. Konon lorong guanya bisa tembus sampai ke tanah suci.

Dulunya Gua Suran digunakan sebagai tempat sujud dan semedi Kyai Ageng Gribig saat belum membuat masjid. Konon, saat bersemedi di gua itu, Kyai Ageng Gribig ditemani oleh macan putih dan naga hijau.

Kyai Ageng Gribik sendiri merupakan tokoh penyebar agama Islam di wilayah Jatinom, Klaten pada masa Sultan Agung Mataram. Tak jauh dari gua itu terdapat Masjid Agung serta makam Kyai Ageng Gribig.
Gua Suran berbentuk leter L dengan kedalaman kurang lebih 4 meter. Di samping gua terdapat Sendang Suran yang dulu dimanfaatkan Kyai Ageng Gribig untuk berwudu. Lokasi ini sekarang digunakan sebagai tempat pembagian kue apem yang dilakukan setiap bulan Sapar.

Untuk menuju mulut gua, pengunjung harus melewati jalan setapak serta sebuah tangga batu. Pada hari-hari biasa, lokasi di sekitar gua tersebut sepi.
Di sekitar Gua Suran terdapat berbagai tempat wisata lain seperti Gua Belan yang merupakan terowongan dengan kedalaman kurang lebih delapan meter, Sendang Plampeyan, dan Taman Rekreasi Anak.

Selain itu, wisata Gua Suran bisa dibilang menjadi sebuah wisata gua yang memiliki fasilitas dan pelayanan antara lain area parkir kendaraan, musala, kamar mandi, penginapan, dan masih banyak lagi.
