Mengunjungi Pertapaan Mandalasari, Situs yang Disakralkan Masyarakat Dieng hingga Jadi Tujuan Ziarah
Situs pertapaan itu berada di antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon.
Situs pertapaan itu berada di antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon.
Mengunjungi Pertapaan Mandalasari, Situs yang Disakralkan Masyarakat Dieng hingga Jadi Tujuan Ziarah
Di Dataran Tinggi Dieng, ada beberapa tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat. Salah satunya adalah Pertapaan Mandalasari.
Pertapaan itu berada di antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon. Di kawasan pertapaan itu ada lima tempat yang bisa dijadikan tujuan ziarah.
-
Apa yang menjadi daya tarik utama wisata Dieng? Dieng merupakan daerah yang sering dijuluki sebagai Negeri Atas Awan. Hal ini dikarenakan banyaknya pemandangan indah yang bisa dinikmati oleh wisatawan di wilayah tersebut.
-
Apa yang membuat Dieng terkenal? Dieng terkenal karena keindahan alamnya yang memukau.
-
Dimana Dieng berada? Pada 22 April lalu, dataran tinggi Dieng dipilih menjadi tempat peringatan Hari Bumi tingkat Provinsi Jawa Tengah.
-
Kenapa orang bertapa di Gunung Kendali Sodo? Pak Rabin mengatakan, sebelum melakukan pertapaan, biasanya para petapa akan terlebih dahulu melakukan pensucian diri.
-
Di mana letak Dieng? Kawasan ini terletak di dataran tinggi yang menjadikannya sebagai tempat yang sempurna untuk menikmati pemandangan pegunungan yang menakjubkan dan udara segar yang menyegarkan.
-
Dimana makam Dinger berada? Makam Dinger tampak menonjol karena merupakan satu-satunya bangunan di tengah area perkebunan.
Tempat pertama adalah Batu Tulis. Dari samping, batu besar tersebut akan terlihat seperti perwujudan Semar.
Menurut sejarah yang beredar di masyarakat sekitar, Batu Tulis merupakan tempat Eyang Purba Wasesa yang merupakan leluhur masyarakat Dieng, mendapat pencerahan.
Tempat itu sering menjadi tempat ziarah orang tua atau pelajar yang mengalami kesulitan dalam studi.
Lokasi selanjutnya adalah Gua Semar. Lokasi ini sering dikunjungi para peziarah untuk bersemedi. Dilansir dari situs Indonesiakaya.com, gua itu dinamakan Gua Semar karena orang yang bermeditasi di sana dipercaya akan mendapatkan wahyu kasampurnaning jati (ilmu yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk).
Lokasi selanjutnya adalah Gua Pengantin. Nama “pengantin” disematkan pada gua itu karena banyak laporan pasangan yang datang ke gua itu kemudian melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.
Selanjutnya adalah Gua Sumur. Di dalam gua itu terdapat sumber mata air yang disebut Sendang Kamulyaan. Sumber air di sana dianggap suci oleh pemeluk agama Hindu.
Sebelum diadakan upacara Melasti atau Nyepi, umat Hindu dari Bali akan datang ke sumber air itu dan mengambil air sucinya untuk keperluan upacara.
Situs yang terakhir adalah Gua Jaran. Dalam Bahasa Jawa, “jaran” artinya kuda. Gua ini dipercaya dijaga oleh seorang resi atau orang sakti yang bernama Kendali Seto yang artinya penunggang kuda putih.
Dilansir dari situs Indonesiakaya.com, ada sebuah legenda terkait gua tersebut.
Pada suatu hari, ada seekor kuda betina berwarna putih yang masuk ke dalam gua itu. Saat keluar keesokan harinya, kuda putih itu sudah dalam keadaan mengandung.
Dari legenda itulah banyak pasangan yang kesulitan mendapat keturunan ziarah ke Gua Jaran.
Gua-gua yang ada di kawasan itu dibatasi dengan gerbang yang dikunci gembok, kecuali gua pengantin. Untuk dapat masuk ke gua, pengunjung harus meminta izin dulu pada pemangku adat setempat.