Kisah di Balik Batu Betarup yang Melegenda di Sambas, Konon Bentuk Kutukan Warga Miskin yang Tak Diundang Pesta
Sekilas bentuk batu mirip atap tenda hajatan yang memanjang. Kabarnya, bentuk ini dikaitkan dengan kejadian pemilik pesta pernikahan yang mendapat kutukan.
Ada sebuah tempat unik di Dusun Parit Kongsi, Desa Tempapan Hulu, Kecamatan Galin, bernama Batu Betarup. Saat ini, lokasi tersebut menjadi salah satu destinasi wisata budaya dan sejarah yang populer di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Bagi masyarakat sekitar, tempat ini dianggap sakral sehingga perlu menjaga etika dan sopan santun saat berkunjung. Warga juga masih menyimpan cerita tentang asal muasal batu yang kabarnya merupakan kutukan.
-
Apa cerita rakyat mitos di Sumatera Utara? Legenda Danau Toba adalah salah satu cerita rakyat yang paling terkenal dari Sumatera Utara. Kisah ini bercerita tentang seorang pemuda yatim piatu bernama Toba yang suatu hari menangkap ikan mas raksasa di sungai.
-
Apa yang unik dari tradisi Tabot di Bengkulu? Konon tradisi ini sudah ada sejak abad ke-14 melalui proses akulturasi.
-
Apa yang membuat Situ Batu Karut misterius? Namun, di balik keindahannya terdapat sisi misterius dari Situ Batu Karut. Berdasarkan cerita dari warga, lokasi ini kerap menelan korban jiwa dengan kasus tenggelam yang tak wajar.
-
Apa legenda Pulau Dedap Durhaka? Kisah-kisah inilah sudah tersaji dalam sebuah legenda bernama Malin Kundang. Sang anak telah dikutuk ibunya menjadi batu. Di Sumatera, kisah legenda mirip Malin Kundang itu terdapat di sebuah pulau bernama Dedap atau biasa disebut dengan Dedap Durhaka.
-
Dimana Situs Batu Rompe berada? Tumpukan batu di area sawah Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, memiliki banyak keunikan.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
Sekilas bentuk batu menyerupai atap dari sebuah tenda hajatan yang memanjang. Letaknya persis ada di wilayah perkebunan sawit, serta cukup berjarak dari permukiman warga Tempanan Hulu.
Kabarnya, bentuk ini turut dikaitkan dengan adanya kejadian pemilik pesta pernikahan yang tertimpa sial karena tak mengundang warga miskin di masa silam. Berikut informasinya.
Batu Berukuran Besar dan Memanjang Menyerupai Bentuk Atap
Merujuk kanal Youtube milik Dinas Pariwisata, Kepemudaan Dan Olahraga Kabupaten Sambas, bentuk batu betarup ini memang cukup unik dan berbeda. Menurut warga sekitar, bentuknya dipercaya mirip dengan atap dari sebuah tenda hajat yang miring dan datar.
Tarup sendiri dalam bahasa Sambas berarti tenda dan bisa diartikan bahwa bantu ini menyerupai atap tenda yang memanjang.
Di sepanjang area cukup teduh, karena masuk ke dalam kawasan kebun kelapa sawit. Fasilitasnya juga sudah terbilang nyaman, dengan adanya jalan setapak yang dibuat dari beton.
Keanehan Batu Betarup yang Berada di Lahan Datar
Keunikan batu betarup terlihat dari posisinya yang berada di area tanah datar perkebunan. Ini sangat berbeda dari batu-batu besar kebanyakan yang biasanya terletak di wilayah pegunungan, dengan kontur yang didominasi tanah liat serta tebing-tebing karst.
Ukuran batunya bervariasi, dari ujung pintu gerbang batu tampak sejajar namun lambat laun posisinya terus meninggi hingga ketinggiannya mencapai kurang lebih 3 meter.
Untuk panjang batu diperkirakan sekitar 20 sampai 40 meter, dengan bagian ujung yang meninggi seperti tebing.
Legenda Warga Miskin yang Tak Diundang Pesta Pernikahan
Adapun asal usul batu ini bermula dari adanya pesta pernikahan yang digelar besar-besaran oleh seorang warga kaya di kampung yang kini menjadi Parit Kongsi. Seluruh penduduk di sana turut diundang untuk memeriahkan perayaan tersebut.
Sayangnya, seorang janda miskin yang tinggal tak jauh dari pemilik hajat justru tak diundang. Bahkan, ia pun tak dibagi makanan dari perayaan itu padahal kondisinya sangat membutuhkan makanan.
Kemeriahan pesta membuat anak dari janda penasaran dan mendatangi lokasi hajatan. Bukannya mendapat makanan, anak tersebut justru diejek tamu undangan hingga dilempari tulang sisa makanan.
“Dulu orang tua bercerita, ada penduduk miskin yang tidak diundang pesta, semuanya diundang. Lalu anaknya di sana dilempari tulang ayam dan ia kembali untuk mengadu ke ibunya,” kata warga setempat, Zikri, mengutip Youtube TVRI Kalbar.
Pesta Pernikahan Terkena Kutukan
Setelah anak tersebut kembali pulang dan mengadu kepada sang ibu. Ibunya merasa kaget anaknya dipermalukan oleh tamu undangan di sana, hingga ia merasa marah.
Sang ibu dari anak tersebut kemudian mendadani seekor kucing dengan diberi kalung dan dipakaikan baju kecil. Kucing kemudian dibawa ke lokasi hajat dan dilempar ke dalam tenda yang berisi tamu undangan.
Hal yang sama terjadi. Kucing kecil itu ditertawakan, karena tingkahnya dianggap lucu hingga kucing berlari menjauh. Tak berapa lama muncul gemuruh petir hingga hujan yang sangat lebat di hari itu.
“Setelahnya, hari menjadi gelap dan tendanya terkena petir. Anak dan ibu miskin menjauhi lokasi. Hujan tak berhenti selama tujuh hari, hingga si miskin tadi naik ke atas dan melihat seluruh tenda telah menjadi batu,” katanya.
Menjadi Tempat Wisata
Berkembangnya legenda Batu Bertarup Sambas menjadikan daerah tersebut sebagai salah satu tempat wisata di Kalimantan Barat yang ramai dikunjungi. Untuk menuju ke sana, perjalanan bisa ditempuh melalui perjalanan sungai memakai perahu dari Kecamatan Galing. Dermaganya ada di Pasar Galing, dengan perjalanan sekitar 10 menit saja.
Kemudian, di lokasi juga terdapat bangunan serba guna yang bisa dijadikan tempat untuk salat dan beristirahat bersama rombongan. Tak kalah penting di sana juga terdapat toilet, sehingga bisa memudahkan siapapun yang berkunjung.
Menukil diahaksaeng.wordpress, biasanya, tempat ini tidak ada yang menjaga namun saat hari-hari tertentu terdapat penjaga loket dengan harga tiket masuk yang ramah di kantong.