Penampakan Batu Malin Kundang Kini, Objek Wisata Paling Tersohor di Kota Padang
Malin Kundang merupakan cerita rakyat asal Sumatera Barat yang berkisah tentang seorang anak durhaka kepada orang tuanya hingga dikutuk menjadi batu.
Objek wisata ini terletak di Pantai Air Manis, Kota Padang, Sumatera Barat.
Penampakan Batu Malin Kundang Kini, Objek Wisata Paling Tersohor di Kota Padang
Sumatera Barat memiliki beragam objek wisata yang menarik perhartian untuk dikunjungi baik bersama dengan keluarga ataupun sendirian. Mulai dari wisata alam, religi, hingga cerita rakyat, salah satunya adalah Batu Malin Kundang.
Objek wisata ini terletak di Pantai Air Manis, Kota Padang, Sumatera Barat, dan merupakan objek wisata paling tersohor di mata netizen Indonesia.
Batu ini menyerupai bangkai kapal berserta alat-alatnya. Salah satunya yang terlihat nyata yakni tali pengait kapal serta manusia yang disebut Malin Kundang sedang telungkup.
merdeka.com mendatangai lokasi tersebut pada Senin, (11/9) sore untuk melihat kondisi terkini objek wisata itu. Di sekeliling objek wisata Batu Malin Kundang juga terdapat lapak cinderamata, mulai dari baju, kaca mata, gantungan kunci, hingga topi.
Objek wisata ini tidak dapat terpisahkan dari cerita rakyat yang begitu melekat pada masyarakat Minang. Tetapi, batu yang ada di lokasi hanyalah relief semata. Bukan kejadian yang benar-benar terjadi di Ranah Minang.
Cerita Malin Kundang
Singkat cerita, Malin Kundang merupakan sebuah cerita rakyat asal Sumatera Barat yang berkisah tentang seorang anak durhaka kepada orang tuanya hingga dikutuk menjadi batu. Malin Kundang merupakan anak semata wayang yang tinggal bersama Ibunya di Pantai Air Manis, dengan latar belakang yang berasal dari keluarga miskin.
Kemudian pada saat menginjak remaja Malin ingin mengubah hidupnya dan keluar dari garis kemiskinan, hingga memutuskan untuk merantau. Berkat kegigihan dan ketekunannya dalam bekerja, dia mampu menjadi saudagar kaya raya hingga menikah.
Bertahun-tahun kemudian, Malin Kundang memboyong istrinya untuk berlayar dan berlabuh di tanah kelahirannya hingga sang ibu menyaksikan anaknya yang pulang dengan penampilan berbeda.
Lalu ia mendekat dan membuat Malin marah. Malin tidak mau mengakui wanita tua tersebut sebagai ibunya karena berpenampilan lusuh dan kotor.
Mendapat perlakuan itu dari anaknya, Ibu Malin marah sehingga menyumpahi anaknya menjadi batu. Namun Malin tidak mengindahkan sumpah tersebut, sehingga datanglah badai dasyat yang menghancurkan kapalnya kemudian tubuhnya berubah menjadi kaku dan akhirnya menjadi batu.