Menyusuri Gua Kemang di Deliserdang, Ada Pahatan Relief Berbentuk Manusia
Apabila dilihat langsung, gua ini memiliki pintu berbentuk segi empat yang ukurannya sangat kecil.
Apabila dilihat langsung, gua ini memiliki pintu berbentuk segi empat yang ukurannya sangat kecil.
Menyusuri Gua Kemang di Deliserdang, Ada Pahatan Relief Berbentuk Manusia
Di Pulau Sumatra ada berbagai macam peninggalan dari zaman megalitikum, salah satunya ada di Kabupaten Deliserdang yaitu Gua Kemang atau disebut juga Gua Umang. Salah satu dari sekian banyak peninggalan dari zaman megalitikum ini penuh dengan cerita yang dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai tempat tinggal mahluk halus. Gua ini sampai saat ini masih sesuai dengan bentuk aslinya, tetapi permukaannya kerap dipenuhi lumut hijau sehingga menutuip beberapa bagian gua. Apabila dilihat langsung, gua ini memiliki pintu berbentuk segi empat yang ukurannya sangat kecil. Konon, di dalamnya terdapat bagian-bagian ruangan yang digunakan untuk menyimpan senjata.
Simak penyusuran Gua Kemang di Deliserdang yang dirangkum merdeka.com berikut ini.
Berbentuk Tidak Simetris
Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Gua Kemang sendiri berbeda dari gua-gua lainnya yakni memiliki bentuk yang tidak simetris.
Gua ini terletak di bawah rindangnya pepohonan sehingga menimbulkan udara lembap yang menyebabkan permukaan gua tertutup oleh lumut.
-
Di mana lukisan gua tersebut ditemukan? Gambar yang cukup detil itu memperlihatkan seseorang sedang memanjat tali untuk mencapai sarang lebah--atau lebih tepatnya ingin mengambil madu. Usia gambar itu sekitar 7.500 tahun.
-
Di mana lukisan gua itu ditemukan? Lukisan yang ditemukan di dinding gua di Karoo, Afrika Selatan memperlihatkan bentuk hewan bertaring misterius yang menggambarkan spesies purba yang diawetkan di wilayah itu.
-
Di mana letak gua prasejarah? Berlokasi di Umm Jirsan, para peneliti menemukan banyak bukti yang sudah ada sejak periode Neolitikum hingga Chalcolithic/ Zaman Perunggu atau sekitar 10.000-3.500 tahun yang lalu.
-
Apa yang ditemukan di Gua Leang Karampuang? Lukisan gua tertua di dunia ditemukan ilmuwan di Gua Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan dan diperkirakan berusia 51.200 tahun.
-
Apa yang ditemukan di situs gua? Tim arkeolog menemukan perkakas dan tulang hewan yang berasal dari empat periode Zaman Paleolitikum/Batu mulai dari Periode Epipaleolitik, Paleolitikum Atas, Paleolitikum Tengah, dan Paleolitikum Bawah, menunjukkan sejarah yang kaya.
Gua ini merupakan sebuah batu tufaan yang terletak di lereng perbukitan tepatnya di Dusun Turin Tani, Desa Sembahe, Kabupaten Deliserdang. Bagian depan gua menghadap ke selatan serta bagian belakangnya menghadap ke utara.
Bentuk tidak simetris gua ini semakin terlihat dari bagian sisi barat dan timur gua yang belum dipangkas.
Relief Manusia
Pada bagian luar gua, terdapat sebuah pahatan di bongkahan batu yang cukup besar dengan bentuk pahatan relief berbentuk manusia.
Pahatan manusia itu dalam posisi sikap mengangkang dan tangannya terbuka lebar di bagian samping kanan dan kiri badannya. Pada tangan bagian kiri, terlihat membawa sebuah benda yang tidak jelas bentuknya.Sementara itu, di sisi barat pahatan relief manusia ini digambarkan dalam posisi tubuhnya menyamping, kepalanya mengarah ke kanan dan memiliki kepala yang berukuran besar dengan tonjolan di bagian belakang.
Sampai saat ini, belum teridentifikasi secara pasti dari sosok yang digambarkan dalam pahatan batu tersebut dan benda yang ada di tangannya
Dipercaya Jadi Tempat Tinggal Mahluk Halus
Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, Gua Kemang dianggap sebagai tempat tinggal mahluk halus. Dalam bahasa masyarakat, arti kata "Umang" sendiri adalah mahluk halus.
Bagian ceruk-ceruk di sekitar gua pun dianggap dulunya menjadi tempat penyimpanan senjata dan tempat memasak. Kemudian, Gua ini juga disebut sebagai Sembahe atau "Sembah ini".
Arti dari kata Sembahe ini diibaratkan sebagai tempat singgah. Mereka percaya bahwa setiap orang yang singgah di Sembahe harus memberikan persembahan. Maka dari itu, sampai saat ini banyak orang yang datang untuk memberikan persembahan di Gua Kemang ini, seperti menyalakan Hio.