Gua Ini Dibangun Warga Biasa Sebelum Era Kerajaan Majapahit, Tak Sembarang Orang Bisa Masuk
Gua ini dibangun oleh warga biasa jauh sebelum masa Kerajaan Majapahit.
Gua ini adalah milik perseorangan.
Gua Ini Dibangun Warga Biasa Sebelum Era Kerajaan Majapahit, Tak Sembarang Orang Bisa Masuk
Gua Gembyang di Kabupaten Mojokerto sering dikaitkan dengan Raden Wijaya. Banyak pihak menduga Raden Wijaya dulunya bertapa di gua ini. Ada pula yang menyebut gua ini merupakan tempat bertapa Hayam Wuruk. Namun, informasi tersebut dibantah sang pemilik gua.
(Foto: jejakpiknik.com)
-
Di mana letak gua prasejarah? Berlokasi di Umm Jirsan, para peneliti menemukan banyak bukti yang sudah ada sejak periode Neolitikum hingga Chalcolithic/ Zaman Perunggu atau sekitar 10.000-3.500 tahun yang lalu.
-
Kapan manusia tinggal di gua? 'Temuan kami di Umm Jirsan memberikan pandangan langka dalam kehidupan masyarakat kuno di Arab, mengungkapkan fase berulang pendudukan manusia dan menjelaskan kegiatan pastoralis (kehidupan pedesaan) yang pernah berkembang di fase ini,' kata Dr. Mathew Stewart, peneliti utama dan Research di Fellow ARCHE.
-
Kapan gua digunakan sebagai tempat pemakaman? Tulang paling tua umurnya sekitar 6.250 tahun sedangkan yang termuda berusia sekiatr 3.450 tahun.
-
Siapa yang menemukan gua tersebut? Para arkeolog dari Institut Arkeologi Islandia baru-baru ini menemukan struktur yang saling terhubung, yang tidak hanya jauh lebih besar dari perkiraan awal, tetapi juga jauh lebih tua, selama penggalian di gua buatan manusia era Viking di dekat Oddi, Islandia selatan.
-
Bagaimana manusia menggunakan gua? 'Temuan kami di Umm Jirsan memberikan pandangan langka dalam kehidupan masyarakat kuno di Arab, mengungkapkan fase berulang pendudukan manusia dan menjelaskan kegiatan pastoralis (kehidupan pedesaan) yang pernah berkembang di fase ini,' kata Dr. Mathew Stewart, peneliti utama dan Research di Fellow ARCHE.
-
Mengapa manusia membangun jembatan kuno di Gua Genovesa? Para peneliti mengatakan, berdasarkan bukti yang ada, manusia membangun jembatan batu ini menuju ke kolam air gua dan akses ke satu-satunya bagian gua kering yang terletak di luar danau, di Sala d’Entrada.
Sebelum Era Kerajaan Majapahit
Sabar Supardi, keturunan ke-12 dari sosok pembangun gua menegaskan bahwa gua milik keluarganya ini tidak ada hubungannya dengan penggede Majapahit. Gua ini dibangun oleh Mbah Suropunyo jauh sebelum era Kerajaan Majapahit dan tidak pernah menjadi lokasi bertapa Raden Wijaya maupun Hayam Wuruk.
Adapun keberadaan benda-benda bersejarah seperti arca, menhir, dan bebatuan lain tidak ada kaitannya dengan sejarah kerajaan. Sabar Supardi mengungkapkan bahwa arca-arca yang ada adalah cara generasi penerus mengingat muka nenek moyang. Mbah Suropunyo sengaja membuat arca dengan wajah nenek moyangnya.
(Foto:jejakpiknik.com)
Milik Pribadi
Gua yang berusia lebih dari 100 tahun ini dikelola secara pribadi oleh generasi penerus Mbah Suropunyo. Di sini juga tidak ada juru kunci. Jika pengunjung ingin bertanya-tanya mengenai Gua Gembyang, maka ia bisa menghubungi sang pemilik tanah.
(Foto: jejakpiknik.com)
Bukan Tempat Wisata
Gua ini hanya bisa dimasuki oleh para pelaku spiritual yang ingin bertapa. Tidak dibuka untuk objek wisata.
Banyak Arca
Gua Gembyang sering jadi rujukan para pelaku spiritual untuk bertapa. Saat ini, ada aturan yang melarang tegas pertapa menginap di Gua Gembyang.
Menurut Sabar, saat gua ini dikelola sang ayah, banyak pertapa yang tinggal di sana hingga bertahun-tahun. Beberapa di antara pertapa sengaja membawa keluarganya ikut serta.
Cagar Budaya
Meskipun dikelola secara pribadi, Gua Gembyang sudah ditetapkan sebagai warisan cagar budaya.
Banyak Arca
Adapun keberadaan arca, menhir, dan kerajinan batu khas zaman prasejarah disebut sebagai karya Mbah Suropunyo dan warga lain di sekitar Gua Gembyang. Mereka membuat benda-benda tersebut untuk tujuan praktis. Seperti membuat arca wajah nenek untuk mengenang nenek yang telah meninggal dunia, membuat batu berukir untuk tanda pembatas suatu wilayah, dan lain sebagainya.