Kisah Perjuangan Kyai Makmur, Pahlawan Kemerdekaan dari Pemalang yang Tewas Tertembak Belanda
Kyai Makmur ditembak Belanda karena tidak mau diajak bekerja sama.
Kyai Makmur ditembak Belanda karena tidak mau diajak bekerja sama.
Kisah Perjuangan Kyai Makmur, Pahlawan Kemerdekaan dari Pemalang yang Tewas Tertembak Belanda
Di tepi Jalan Raya Pantura yang berada di Kabupaten Pemalang, terdapat sebuah tugu peringatan berwarna putih dengan garis tepi warna merah. Di sanalah dulu Kyai Makmur bersama adiknya tewas tertembak.
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
-
Siapa dokter pejuang kemerdekaan yang gugur ditembak Belanda di Jember? Raden Mas (RM) Soebandi merupakan seorang dokter sekaligus pejuang kemerdekaan Indonesia pada era Agresi Militer I dan Agresi Militer II.
-
Kenapa Teuku Nyak Arif berjuang melawan Belanda? Gemar membaca buku tentang politik dan pemerintahan, membuat jiwanya tergoyah untuk ikut perjuangan melawan penjajah.
-
Dimana Kiai Tunggul Wulung meninggal? Karyono melanjutkan, setelah peristiwa itu, Kiai Pandanaran meninggal dunia dan dimakamkan di daerah Bayat, Klaten, begitu pula dengan Kiai Tunggul Wulung yang meninggal dan dimakamkan di daerah Gunung Sumilir yang berada di selatan Bayat.
-
Siapa yang terbunuh dan menyebabkan dendam Belanda? Terbunuhnya Kapten François Tack, seorang perwira VOC di Kartasura oleh Untung Suropati membuat kolonial Belanda meradang.
-
Apa yang dilakukan Kiai Mahrus Aly untuk kemerdekaan? Kiai Mahrus bukan ulama biasa, ia juga pejuang kemerdekaan. Dikutip dari liputan6.com, ia mengirim puluhan santri Lirboyo pilihannya untuk menumpas tentara sekutu di Kota Surabaya.
Almarhum Kyai Makmur dan adiknya dimakamkan di TPU Pagaran Pemalang. Kini sosok Kyai Makmur dikenang sebagai salah satu nama jalan di Pemalang.
Dilansir dari Pemalangkab.go.id, Kyai Makmur dilahirkan di Desa Pelutan, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang pada tahun 1906. Ayahnya, KH Nawawi, merupakan seorang penghulu dan imam sholat di Masjid Agung Pemalang.
Kyai Makmur merupakan anak pertama dari sebelas bersaudara. Pada 1921, Kyai Makmur melanjutkan pendidikan di Presantren Grobogan dan kemudian pindah ke Pesantren Godong di Purwodadi.
Tahun 1922, Makmur bersama kakak sepupunya menempuh pendidikan di Pesantren Jamsaren, Solo. Ia kemudian kembali ke Pemalang pada tahun 1925.
Tak lama kemudian Kyai Makmur melanjutkan pendidikan di Pesantren Tebu Ireng. Setelah 6 tahun belajar di Tebu Ireng, ia kembali ke Pemalang.
Saat berusia 26 tahun, Kyai Makmur diperintahkan oleh gurunya dari Pesantren Tebu Ireng, Kyai Hasyim Asy’ari, untuk membuka pondok pesantren salafiah.
Saat itu juga ia menikah dengan Samnah, seorang anak mantan penghulu yang berasal dari Tegal. Dari pernikahan itu, ia dikaruniai empat orang anak yaitu tiga laki-laki dan satu perempuan.
Pada tahun 1946, Kyai Makmur menjadi seorang pemimpin pasukan dan diangkat sebagai Bupati Pemalang.
Namun era pemerintahannya hanya berjalan sembilan bulan. Pada 14 Oktober 1947 ia ditembak mati oleh Belanda pada Agresi Militer I karena tidak mau diajak bekerja sama.
Atas perjuangan Kyai Makmur, Pemkab Pemalang berencana membangun monument pahlawan menggantikan tugu nanas madu di Alun-Alun Kota. Rencananya monumen tersebut akan dilengkapi relief kisah perjuangan Kyai Makmur