Sosok Kiai Mahrus Aly Lirboyo, Pejuang Kemerdekaan Rasakan Duka Mendalam Sepeninggal Sang Istri
Kiai Mahrus Aly bukan ulama biasa, ia juga dikenal sebagai pejuang kemerdekaan yang punya sikap tulus. Saat istrinya meninggal, ia sangat bersedih.
Ulama karismatik ini punya sisi lain yang unik.
Sosok Kiai Mahrus Aly Lirboyo, Pejuang Kemerdekaan Rasakan Duka Mendalam Sepeninggal Sang Istri
Kiai Mahrus Aly adalah salah satu pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri yang jasanya dikenang banyak orang. Putra pasangan KH Aly bin Abdul Aziz dan Hasinah binti Kiai Sa’id ini lahir di Dusun Gedongan, Astanajapura, Cirebon pada 1906.
Masa Kecil
Kiai Mahrus anak bungsu dari sembilan bersaudara. Sejak kecil ia banyak diasuh oleh kakak-kakaknya, terutama Kiai Afifi. Mahrus kecil juga belajar agama kepada ayahnya di surau pesantren milik keluarga. Saat kecil Kiai Mahrus dikenal dengan nama Rusydi. Sifat kepemimpinan Rusydi sudah tampak sejak kecil. Benar saja, Rusydi tumbuh menjadi seorang ulama yang sangat dihormati masyarakat, terutama oleh kalangan Nahdliyin.
-
Siapa yang meninggal? Meskipun ia berjanji akan mengunggah video Kamari mukbang alias makan lagi, Papa Dali sudah pergi selamanya tanpa memenuhi janjinya.
-
Siapa yang meninggal dunia? Berdasarkan keterangan dari Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol. Artanto, AKBP Muhammad Yoga tutup usia pada Minggu malam pukul 20.00 WIB.
Pengasuh Ponpes Lirboyo
Pada 1936, Kiai Mahrus berpindah ke Pesantren Lirboyo, Kediri. Ia yang berniat awal nyantri justru diangkat jadi pengasuh ponpes karena keilmuannya.
Pada 1938, Kiai Mahrus dijodohkan dengan putri Kiai Abdul Karim yang bernama Zaenab. Beberapa tahun kemudian, Kiai Abdul Karim mengutus Kiai Mahrus membangun kediaman di sebelah timur kompleks Ponpes Lirboyo. Sepeninggal Kiai Abdul Karim, Kiai Mahrus bersama Kiai Marzuqi Dahlan meneruskan tampuk kepemimpinan Ponpes Lirboyo. Pesantren Lirboyo berkembang pesat di bawah asuhan kedua kiai tersebut. Banyak santri berduyun-duyun menuntut ilmu ke sana.Sisi Lain Kiai Mahrus
Kiai Mahrus bukan ulama biasa, ia juga pejuang kemerdekaan. Dikutip dari liputan6.com, ia mengirim puluhan santri Lirboyo pilihannya untuk menumpas tentara sekutu di Kota Surabaya.
Sepeninggal Sang Istri
Kehilangan sang istri Nyai Zaenab pada 4 Maret 1985 jadi duka mendalam bagi Kiai Mahrus. Nyai Zaenab meninggal karena tumor kandungan yang sudah lama beliau derita.
Sepeninggal sang istri, kesehatan Kiai Mahrus mulai terganggu. Bahkan banyak orang tidak tega melihat pengasuh Pesantren Lirboyo itu terus-menerus larut dalam kedukaan. Mereka menyarankan Kiai Mahrus Aly menikah lagi supaya ada yang mengurus, namun beliau menolak dengan sopan. Pada 18 Mei 1985, kesehatan Kiai Mahrus benar-benar terganggu. Setelah opname selama 4 hari di RS Bhayangkara Kediri, ia dirujuk ke RS Dr. Soetomo, Surabaya.Delapan hari setelah dirawat di RS dr Soetomo Surabaya, yakni pada 26 Mei 1985, Kiai Mahrus mengembuskan napas terakhirnya. Beliau wafat pada usia 78 tahun. (Foto: Freepik mdjaf)