6 Fakta Kiai Marzuki Mustamar, Mantan Ketua PWNU Jatim yang Pernah Jadi Duta Perdamaian Internasional
Sosoknya pernah jadi sorotan media usai melakukan baiat NU pada Ustaz Hanan Attaki
Sosoknya pernah jadi sorotan media usai melakukan baiat NU pada Ustaz Hanan Attaki
6 Fakta Kiai Marzuki Mustamar, Mantan Ketua PWNU Jatim yang Pernah Jadi Duta Perdamaian Internasional
Kiai Marzuki Mustamar resmi dicopot dari jabatan Ketua PWNU Jawa Timur pada Kamis (28/12/2023). Mnegutip ANTARA, ia adalah Ketua PWNU Jatim kedua yang diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir.
(Foto: Dok. Marzuki Mustamar)
Profil
Kiai Marzuki Mustamar lahir di Blitar, 22 September 1966. Ia adalah putra dari Kiai Mustamar dan Nyai Siti Zainab. Sejak kecil, Kiai Marzuki dibesarkan di lingkungan yang kental ilmu agama.
Pendidikan Kiai Marzuki Mustamar
Saat duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD), ia telah mendalami ilmu nahwu, shorof, tasawuf, dan fikih kepada Kiai Hasbulloh Ridlwan serta kiai-kiai lain di Blitar.
Saat kelas IX, Kiai Marzuki sudah mengkhatamkan kitab Mutammimah. Pada masa mudanya, sembari belajar Kiai Marzuki juga mengajar ngaji warga sekitar. Menginjak Madrasah Aliyah, Kiai Marzuki belajar ilmu manthiq dan ilmu balaghah kepada Kiai Hamzah.
Mengutip Liputan6.com, Kiai Marzuki juga telah menghatamkan kitab Shahih Muslim.
Semangat tinggi dalam belajar membuat Kiai Marzuki meneruskan pendidikan S2 di Universitas Islam Lamongan (Unisla). Selanjutnya, ia menempuh S3 Program Studi Pendidikan Agama Islam Multikultural di Universitas Islam Malang (Unisma). Kiai Marzuki Mustamar
Menikahi Santriwati
Kiai Mustamar jatuh hati pada salah satu santriwati yang pernah ia didik, namanya Sa’idatul Mustaghfiroh. Ia kemudian menikah dengan pujaan hatinya tersebut.
(Foto: freepik freepic.diller)
Dari pernikahan tersebut, keduanya dikaruniai dua putra dan lima putri. Yakni, Habib Nur Ahmad, Diana Nabila, Millah Shofiya, M ‘Izzal Maula, ‘Izza Nadila, Rossa Rahmania, dan Dina Roisah Kamila.
(Foto: freepik)
Dirikan Pesantren
Selepas menikah, Kiai Marzuki bersama Nyai Sa’idatul Mustaghfiroh tinggal di Dusun Gasek Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Pasangan suami istri itu kemudian mendirikan Pondok Pesantren Sabilurrosyad yang berpaham Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah.
Pendirian pesantren bertujuan untuk meneruskan dakwah dan perjuangan guru-guru mereka.
Sang Singa
Kiai Marzuki dikenal dengan julukan Singa Pembela Ahlussunnah dari Malang. Ia sangat getol menjaga akidah dan menyiarkan agama Islam berpaham alhussunnah wal jamaah.
Kariernya di organisasi NU antara lain Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang selama dua priode, Wakil Rais PWNU Jatim, hingga Ketua PWNU Jatim masa khidmat 2018-2023.
Tak hanya berdakwah, Kiai Marzuki juga menulis kitab, yakni Al-Muqtathofat li Ahlil Bidayah. Kitab ini berisi dalil-dalil dasar amaliyah Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Ia juga menulis buku berjudul Solusi Hukum Islam, Mutiara Hadits, Syarah Hadits-Hadits Pilihan: Menggali Kemuliaan dari Kitab Mukhtarul Hadits, dan Khutbah Jumat 7 Menit.
Prestasi
Marzuki dinobatkan sebagai peraih Man of The Year Jatim 2020 dari Anugerah TIMES Indonesia.
Ia juga mendapat kehormatan sebagai Duta Perdamaian Internasional dari Vision of Peace Awards Indonesia (VPAI), Demien Dematra 2020.