Nyaris Satu Abad Melawan Kolonial, Begini Kisah Keluarga Suropati yang Berujung Tragis di Tangan Belanda
Pihak kolonial enggan membiarkan keturunan Suropati hidup tenang
Pihak kolonial enggan membiarkan keturunan Suropati hidup tenang
Nyaris Satu Abad Melawan Kolonial, Begini Kisah Keluarga Suropati yang Berujung Tragis di Tangan Belanda
Terbunuhnya Kapten François Tack, seorang perwira VOC di Kartasura oleh Untung Suropati membuat kolonial Belanda meradang. Pihak kolonial pun menaruh dendam kesumat pada Suropati dan keturunannya.
-
Apa yang dilakukan keluarga Suropati untuk melawan VOC? Kematian Suropati membuat keturunan dan para pengikutnya yang jumlahnya sangat banyak terus-menerus melakukan perlawanan terhadap VOC, khusunya di wilayah Malang, Lumajang, Winongan, Ngantang, dan Porong.
-
Kenapa VOC memburu Suropati? Sejak peristiwa itu, Suropati jadi musuh sekaligus buronan yang paling dicari VOC di Pulau Jawa.
-
Di mana keluarga Soeparwi tinggal di Belanda? Di sana mereka menempati sebuah rumah dua lantai yang cukup besar.
-
Kapan Suropati meninggal? Mengutip Instagram @jurulamadjang, Suropati meninggal akibat serangan gabungan koalisiVOC pada tahun 1705 di Bangil, Pasuruan.
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
-
Apa yang terjadi di Purwokerto saat dikuasai Belanda? Mereka kemudian mengadakan pembersihan di desa-desa sekitar yang menjadi basis perjuangan tentara Indonesia di Banyumas.
Trah Suropati
Suropati dan keluarga serta keturunannya merupakan pihak penting dalam konflik-konflik antara pihak kolonial dengan pribumi yang terjadi di Jawa Timur dan Jawa Tengah selama nyaris satu abad, yakni mulai tahun 1686 hingga 1770.
Trah Suropati menunjukkan keteguhannya melakukan perlawanan terhadap kolonial. Sikap inilah yang membuat mereka berbeda dari bangsawan Jawa lain yang mayoritas memilih tunduk pada Belanda.
Semangat perlawanan trah Suropati yang selalu membara membuat pihak kolonial bersikap opresif dan agresif menghadapi mereka. Kolonial Belanda berupaya keras menumpas trah Suropati.
Pihak kolonial bermaksud menghukum mati seluruh anggota keluarga Suropati.
Selain membalas dendam atas kematian salah satu perwira VOC, pihak kolonial ingin mengontrol kekuasaan dan perpolitikan di tahan Jawa yang sebelumnya berada di tangan trah Suropati.
Pihak kolonial ingin melenyapkan keluarga Suropati dari sistem kekuasaan dan perpolitikan di Pulau Jawa.
Nasib Trah Suropati
Sembunyi
Lumajang dulunya dipimpin trah Suropati yakni Adipati Kartanagara. Pada medio September-Oktober 1768 Lumajang tahun ke tangan kolonial.Tak mau membiarkan keturunan Adipati Kartanagara melancarkan perlawanan kembali, kolonial memburu mereka ke berbagai daerah di Jawa Timur.
Pihak Belanda meminta bantuan Sultan mengambil langkah penting guna memburu sisa-sisa keluarga Adipati Kartanagara.
Pada tahun 1770, prajurit Sultan dan Kompeni berhasil menangkap 21 orang keluarga Kartanagara. Mereka merupakan kelompok terakhir yang berhasil diketahui dan ditangkap.
Meski demikian, pihak kolonial meyakini ada lebih banyak sisa-sisa keluarga Adipati Lumajang yang masih bersembunyi di wilayah Jawa dan tidak bisa terdeteksi.
Nasib Tragis
Keluarga Kartanagara yang ditangkap kolonial Belanda pada tahun 1768 yakni:
- Adipati Lumajang, (Putra/Cucu Suropati), meninggal dilereng selatan Gunung Semeru pada tahun 1767.
- Kartayuda, Adipati Lumajang setelah Kartanagara (Saudara Kartanagara), meninggal tahun
1768. - Natakusuma, Patih Lumajang era Kartanagara (Saudara Kartanagara).
4. Putra Kartanagara. Ditangkap pada 1768 di Blambangan bersama keempat istrinya, 7 budak, dua saudara ipar dan dua orang keluarga Blambangan yakni Mas Uno dan Mas Weka, dua orang Adipati pertama Blambangan yang dipasang Kompeni. Natapura dikirim ke Batavia pada September 1768.
5. Mas Ekalaya. Putra Natapura ini ditahan pada 1768 di Blambangan dengan Mas Uno dan Mas Weka. Ia dikirim ke Batavia pada September 1768.
6. Mas Brahim, saudara Kartanagara yang ditahan pada 1768.
7. Nurdin, putra Kartayuda, ditahan di Lumajang pada 1768, dan dikirim ke Batavia pada bulan September 1768.
8. Tirtakusuma, Putra Kartayuda. Mantan Adipati Winongan, melarikan diri ke Blambangan
setelah gagal melakukan pemberontakan pada 1713-1714, dan ditangkap di Lumajang.
Selain kedelapan nama tersebut, masih ada sejumlah trah Suropati yang ditumpas pihak kolonial Belanda.
Pemimpin Baru
VOC berhasil meredam kericuhan yang terjadi di Wilayah Brang Wetan (Java Oosthoek) pada akhir tahun 1770.
Selanjutnya, mereka menunjuk tumenggung baru dari Trah Kadipaten Soerabaja untuk memimpin Lumajang.