Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian
Revolusi Sosial Sumatra Timur kisah kelam pembantaian kesultanan Melayu.
Tak hanya G30S PKI, peristiwa Revolusi Sosial di Sumatra termasuk dalam sejarah kelam Indonesia yang tidak banyak orang tahu.
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian
Pasca proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945, banyak terjadi perubahan iklim sistem pemerintah baik di pusat maupun daerah. Begitu juga yang dirasakan kesultanan yang ada di Sumatra.
Para sultan yang berada di Sumatra bagian Timur mencapai titik dilema dalam memilih sistem pemerintahan yang berubah drastis alias harus mengakui presiden sebagai kepala negara.
-
Apa yang terjadi di Lemah Abang pada 19 Desember 1945? Dahulu Kecamatan Lemah Abang pernah dibom bardir oleh pasukan sekutu pada 19 Desember 1945.
-
Apa yang terjadi pada 4 Juli 1946? Baru tanggal 4 Juli 1946, republik Filipina mencapai kemerdekaan penuh setelah mencapai kesepakatan dengan Amerika.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
-
Kapan Perang Sampit terjadi? Ritual Mangkuk Merah juga terjadi pada peristiwa Perang Sampit pada tahun 2000-an.
-
Bagaimana kondisi Indonesia di tahun 1945-1950? Sebab, pada tahun itu, kondisi politik dan keamanan negara sudah mulai kondusif, karena pada 1945 hingga 1950-an masih banyak peperangan yang mengharuskan rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaannya.
-
Apa yang terjadi di Peristiwa Situjuah? Peristiwa Situjuah merupakan salah satu rangkaian perjuangan berdarah bangsa Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949. Peristiwa ini terjadi pada 15 Januari 1949 kala subuh hari.
Saat momen tersebut, hampir seluruh sultan di Sumatra Timur mulai kehilangan kekuasaan khususnya di bidang pertanahan dan lahan perkebunan yang sempat menjadi komoditi yang paling dicari pada saat itu.
Hingga akhirnya muncul revolusi sosial di tanah Sumatra Timur yang bukan lagi melulu soal kesultanan maupun orang Melayu. Siapapun bisa memiliki kekuasaan penuh atas tanah yang mereka miliki.
Berikut kisah kelam peristiwa Revolusi Sosial di Sumatra Timur yang dihimpun dari Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah berikut ini.
Gerakan Kaum Komunis
Lahirnya revolusi sosial di Indonesia dipicu oleh gerakan sosial oleh rakyat terhadap penguasa Kesultanan Melayu yang terjadi pada bulan Maret 1946. Hal ini tak lepas dari peran kaum Komunis yang ingin menghapus sistem kerajaan dengan alasan anti feodalisme.
Penghapusan sistem kerajaan yang melibatkan rakyat biasa ini berujung pada peristiwa berdarah yaitu membunuh anggota kelurga Kesultanan Melayu yang dianggap pro terhadap pemerintah Belanda.
Peristiwa Maret berdarah ini berlangsung di beberapa daerah berbasis kesultanan, mulai dari Kesultanan Asahan, Kesultanan Panai, Kesultanan Kualuh, dan Kesultanan Langkat.
Pencabutan Hak Istimewa
Tak hanya gerakan kaum komunis, dari kaca mata lingkungan kerajaan maupun kesultanan pun dianggap tidak senang dengan kemerdekaan Indonesia. Alasannya mereka tidak lagi mendapat "Previlige" dari pemerintah kolonial atas hak istimewa.
Setelah Jepang menduduki Nusantara, mereka telah mencabut hak-hak istimewa atas tanah dan lahan perkebunan dan diambil oleh para kaum buruh.
Melihat situasi tersebut, kaum bangsawan pun begitu menginginkan kerja sama antara mereka dengan Belanda atau NICA untuk merebut kembali hak-hak istimewa mereka sekaligus menjauhkan dari pihak yang pro republik.
Pembunuhan dan Pembantaian
Awal mula Revolusi Sosial menjadi peristiwa tragis, ketika pemberitaan terkait mendaratnya Belanda di Tanjung Balai pada tanggal 3 Maret 1946.
Massa yang sudah berkumpul sejak pagi hari itu berangkat menuju istana Sultan Asahan. Rombongan massa tersebut sempat dihadang oleh TKR namun dengan terbatasnya pasukan, massa berhasil merengsek masuk ke istana.
Setelah massa menyerbu istana, Sultan Asahan pun dibunuh bersama dengan kaum bangsawan yang ada di lingkungan Sultan. Momen tersebut menjadi penanda telah dimulainya Revolusi Sosial di Sumatra Timur.
Kemudian, aksi berdarah ini merembet hingga Tanjung Balai yang seluruh kelas bangsawan tewas. Begitu juga di Tanah Karo, Deli Serdang, hingga Langkat.
Peristiwa kelam di Indonesia rupanya tak melulu soal G30S PKI saja. Tetapi beberapa peristiwa kelam di sebuah daerah juga patut untuk tidak dilupakan.
Peristiwa Revolusi Sosial di Sumatra Timur ini mungkin bagi sebagian orang tak mengetahuinya. Mereka yang menjadi korban tak hanya para penguasa, melainkan orang-orang biasa pun juga ikut dalam pembantaian berdarah tersebut.