Pemberontakan Silungkang, Bentuk Protes Eksploitasi Kolonial di Kalangan Warga Sumatra Barat
Perlawanan yang dilakukan kaum PKI terhadap pemerintah Hindia Belanda ini pecah di Minangkabau atau tepatnya di daerah Silungkang dekat tambang Sawahlunto.
Malam tahun baru berubah menjadi suasana yang panas dan menegangkan di Minangkabau. Sebab para pemberontak yang tergabung dalam Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan aksi radikal dalam melawan pemerintah Kolonial Belanda kala itu.
Pemberontakan ini digagas oleh sejumlah tokoh Syarikat Rakyat atau SR Silungkang yang ingin melakukan revolusi yang diawali dengan rencana pengeboman di Sikalang pada tahun 1926. Kemudian menyerbu penjara Sawahlunto untuk membebaskan para pemimpin serta membunuh pejabat Belanda.
-
Kenapa Belanda membantai rakyat Sulawesi Selatan? Upaya Merebut Wilayah Nusantara Melansir dari kanal Liputan6.com, kejadian ini bermula ketika Belanda berupaya untuk merebut kembali wilayah kedaulatan Indonesia pada tahun 1940-an yang disebut dengan 'tindakan pengawasan' terhadap 'teroris' dan 'ekstrimis' nasionalis.
-
Siapa yang memimpin perlawanan terhadap kolonial Belanda di pertambangan timah? Dengan tekad yang kuat dan penuh keberanian untuk menentang dan melawan pihak kolonial, Depati Amir mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat Bangka.
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
-
Bagaimana Revolusi Sosial dimulai di Sumatra Timur? Awal mula Revolusi Sosial menjadi peristiwa tragis, ketika pemberitaan terkait mendaratnya Belanda di Tanjung Balai pada tanggal 3 Maret 1946.
-
Siapa pahlawan yang berjuang melawan penjajah di Sumatera Utara? Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
-
Apa yang dilakukan Belanda dengan kelapa sawit di Sumatra? Pada Masa kolonial Hindia Belanda, perkebunan kelapa sawit menjadi sebuah industri berskala besar dengan dibukanya perusahaan bernama Sungai Liput Cultuur Maatschappij oleh Adrien Hallet dan K. Schadt di Pantai Timur Sumatra, tepatnya di Deli pada 1911.
Aksi yang direncanakan SR pun diduga bocor sehingga lahan tambang Batu Bara Ombilin di Sawahlunto pun langsung dijaga ketat oleh kepolisian maupun militer. Adapun beberapa anggota perlawanan yang diringkus dan beberapa pimpinan berhasil melarikan diri.
Kurang puas, mereka pun kembali menyusun strategi untuk melakukan perlawanan gelombang dua. Aksi yang awalnya dilakukan pada 27 November itu gagal lalu mundur sampai pada malam tahun baru.
Datang dari Berbagai Nagari, Persiapkan Senjata
Pimpinan SR pun memanggil simpatisannya dari berbagai nagari mulai dari Muaro Kalaban, Padang Sibusuk, Tanjung Ampalu, Pianggu, dan Tarung-Tarung. Mereka datang dengan jumlah yang cukup banyak dengan berbagai senjata tajam, senjata api, dan granat.
Pada malam tahun baru, mereka bergerak sekitar 400-an orang lalu menyerang beberapa tempat dan Kepala Nagari Silungkang lebih dulu terbunuh. Massa kemudian bergerak ke Stasiun Silungkang, di sini mereka meluapkan kemarahan mereka dengan membunuh petugas stasiun, membakar fasilitas yang ada, serta mendatangi rumah kepala stasiun.
Tan Malaka Dikhianati
Mengutip merdeka.com, pemberontakan yang terjadi di Silungkang ini bukanlah satu-satunya. Pemberontakan PKI lainnya juga terjadi di berbagai daerah dengan cara pemogokan disambung dengan aksi angkat senjata.
Semua ini berawal dari Tan Malaka yang awalnya menolak adanya pemberontakan yang terjadi pada tahun 1926-1927. Ia mendapat informasi pemberontakan dari Alimi di Manila.
Namun Tan Malaka tak setuju atas rencana itu. Tan Malaka menilai rencana pemberontakan masih mentah dan PKI belum siap untuk memberontak. Jika dipaksakan malah akan membahayakan gerakan di Tanah Air. Pemerintah Belanda pasti akan semakin memperketat ruang gerak dunia gerakan.
Tan Malaka meminta agar keputusan tersebut dirundingkan kembali. Tan Malaka lantas memberi Alimin dokumen yang berisi alasan penolakan terhadap rencana pemberontakan. Dokumen itu harus diberikan kepada para elite PKI yang ada di Singapura, Sumatra dan Jawa.
Singkat cerita, Alimin pun berangkat ke Singapura untuk berunding lagi soal rencana Prambanan tersebut dan berjanji akan mengabarkan kepada Tan Malaka. Namun, setelah satu bulan pergi, Alimin tidak ada kabar dan tidak menyerahkan dokumen kepada tokoh PKI di Singapura. Alimin malah pergi ke Moskow bersama Musso meminta restu untu menjalankan pemberontakan.
Kembali Memberontak
Perang kembali pecah pada 3 Januari, pemuda Silungkang turun dengan membawa bendera merah untuk melawan Kolonial Belanda. Ketika itu Belanda berhasil ditarik mundur, tetapi pemberontakan justru semakin meluas.
Hal ini juga terjadi di Padang, Pariaman, dan Agam yang berhasil membunuh pejabat Belanda. Baku tembak pun tiada henti dimana-mana, dari kedua belah pihak banyak anggota yang gugur di medan perang.
Pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan pada Maret 1927, setelah pemerintah mengirim 12 kompi tentara dari Jawa dibawah pimpinan Mayor Rhemrev. Beberapa tokoh PKI pun dihukum gantung dan sisanya dibuang ke Digul.
Setelah kejadian ini, Belanda semakin ketat mengawasi warga dan aktivitas sosial serta politik. Meski telah dikhianati, Tan Malaka tetap menghargai Alimin.