Peristiwa 21 Juli 1947: Agresi Militer Belanda I, Berikut Sejarahnya
Tepat hari ini, 21 Juli pada tahun 1947 silam, Belanda melancarkan Agresi Militer I di Indonesia.
Tepat hari ini, 21 Juli pada tahun 1947 silam, Belanda melancarkan Agresi Militer I di Indonesia.
Peristiwa 21 Juli 1947: Agresi Militer Belanda I, Berikut Sejarahnya
Tepat hari ini, 21 Juli pada tahun 1947 silam, Belanda melancarkan Agresi Militer I di Indonesia. Serangan ini dilakukan dengan dalih bahwa Indonesia merupakan Negara Federal yang masih di bawah kekuasaan Belanda. Dengan alasan tersebut, Belanda melancarkan serangan di Indonesia yang saat itu belum genap 2 tahun merdeka. Bagi Indonesia, serangan militer tersebut telah melanggar Perjanjian Linggarjati. Di mana dalam perjanjian tersebut, Belanda sebenarnya sudah mengakui Indonesia secara de facto.
-
Kapan Agresi Militer Belanda I terjadi? Mengutip dari beberapa sumber, berlangsungnya Agresi Militer Belanda I ini tepat di hari ketiga puasa.
-
Kapan Agresi Militer Belanda II terjadi? Pada tanggal 19 Desember 1948, Indonesia mengalami salah satu peristiwa paling kritis dalam sejarahnya, yaitu Agresi Militer Belanda II.
-
Apa yang dilakukan Belanda? Pada praktiknya, tanah milik sultan itu kemudian disewakan kepada Belanda. Sementara itu, pemerintah kolonial memberikan konsesi kepada pemodal untuk mengolah hasil perkebunan tersebut. Mirisnya, rakyat yang ingin menggarap tanah harus memberikan konsesi kepada pemilik Afdeling.
-
Siapa yang memimpin serangan ke markas Belanda? Dengan segala persiapan dan menyusun rencana untuk menyerang Belanda, akhirnya Siti Manggopoh bersama pasukannya mulai menyerang malam hari pada Kamis 15 Juni 1908. Tak tanggung-tanggung, Siti bersama pasukan langsung menyerang markas Belanda.
-
Apa yang ditonton tentara Belanda di Sukabumi? Tampak jika keduanya tengah menyaksikan sebuah film di pertunjukan layar tancap.
-
Apa yang dilakukan tentara Belanda di Tegal? Potret lawas selanjutnya adalah tentara Belanda sedang menikmati alunan musik keroncong yang diamkan oleh orang-orang Pribumi. Nampak 3 orang tentara sedang duduk di sebidang tanah di Kota Tegal kurang lebih tahun 1947. Seakan-akan foto itu berbicara, ketiga tentara itu begitu sumringah dan senang mendengarkan musik keroncong yang dibawakan oleh warga pribumi.
Kronologi Agresi Militer Belanda I
Sebagai mana diketahui, saat itu Belanda mengalami kekalahan hebat setelah Perang Dunia II. Agresi Militer I ini dilakukan untuk memulihkan masalah keamanan dan menyatakan tindakan tersebut sebagai urusan dalam negeri.
Selain itu, alasan Belanda datang kembali ke Tanah Air tentu ingin kembali menguasai kekayaan Indonesia. Belanda datang ke Indonesia dengan membonceng pasukan sekutu yang menang Perang Dunia II. Tentara Belanda datang tidak lagi membawa bendera VOC, melainkan NICA (Netherlands Indies Civiele Administration). Saat itu, NICA mendarat di Sabang, Aceh dan sampai di Jakarta pada tanggal 15 September 1945.
Pihak Belanda mengeluarkan ultimatum.
Kemudian pada 15 Juli 1947, van Mook mengeluarkan peringatan keras agar Indonesia menarik mundur pasukannya sejauh 10 km dari garis gencatan senjata. Namun, ultimatum ditolak oleh Indonesia. Hingga akhirnya pada 21 Juli 1947, Belanda menyatakan bahwa ia tidak lagi terikat pada hasil Perjanjian Linggar Jati.
Agresi Militer Belanda ITujuan Agresi Militer Belanda I
Setelah Belanda menyatakan tidak terikat pada Perjanjian Linggarjati, mereka mulai melancarkan Agresi Militer I. Tujuan utama serangan ini untuk menguasai sumber daya alam Indonesia yang berada di Jawa dan Sumatera.
Di Sumatera, Belanda ingin menguasai pertambangan dan perkebunan. Sementara di Jawa, Belanda bergerak ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, dengan tujuan menguasai pabrik, pelabuhan, dan perkebunan. Tentara Belanda pun mulai menggempur daerah-daerah vital di Sumatera dan Jawa. Banyak warga yang menjadi korban. Namun, hingga saat ini belum ada sumber pasti berapa banyak jumlah korban akibat agresi tersebut.
Agresi Militer Belanda IPemerintah Indonesia Mengadu ke PBB
Atas serangkaian Agresi Militer Belanda I ini, Pemerintah Indonesia secara resmi mengadukan serangan ini ke PBB lantaran telah melanggar Perjanjian Linggarjati.
Kemudian pada 31 Juli 1947, agresi militer Belanda diajukan dalam agenda Dewan Keamanan PBB, yang kemudian menelurkan Resolusi Nomor 27 tanggal 1 Agustus 1947, yang menyerukan agar konflik bersenjata dihentikan. Setelah itu, Dewan Keamanan PBB secara de facto mengakui eksistensi Republik Indonesia. Hal ini terbukti dalam semua resolusi PBB sejak tahun 1947. Dewan Keamanan PBB juga secara resmi menggunakan nama Indonesia, bukan Netherlands Indies.