Sejarah Medan Area, Pertempuran Pemuda Indonesia Melawan Sekutu Pasca Kemerdekaan
Konflik bermula ketika seorang penghuni hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh pemuda Indonesia.
Meski Indonesia sudah menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, pasukan Sekutu belum sepenuhnya "pergi" dari Tanah Air. Salah satunya pertempuran Medan Area yang melibatkan pemuda pribumi melawan tentara Sekutu.
Sejarah Medan Area, Pertempuran Pemuda Indonesia Melawan Sekutu Pasca Kemerdekaan
Kejadian Awal Medan Area
Melansir dari berbagai sumber, tentara Sekutu datang bersama NICA untuk mengambil alih pemerintahan pada tanggal 9 Oktober 1945. Niatan tersebut rupanya tak berjalan mulus, banyak sekali konflik dengan masyarakat pribumi. (Foto: Pixabay)
-
Siapa yang berjuang mempertahankan kemerdekaan di Padang? Bagindo Aziz Chan sendiri adalah tokoh penting bagi Kota Padang saat pihak kolonial Belanda menjajah wilayah tersebut.
-
Siapa pahlawan yang berjuang melawan penjajah di Sumatera Utara? Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Mari kita hormati para pemberani yang telah berjuang untuk kemerdekaan kita. Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus!
-
Dimana pertempuran di Tebing Tinggi terjadi? Pertempuran ini terjadi di beberapa wilayah seperti di Dolok Merawan dan di Paya Pinang.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
Salah satu konfliknya terjadi di sebuah hotel yang berada di Jalan Bali, Kota Medan, Sumatra Utara pada tanggal 13 Oktober 1945. Konflik bermula ketika seorang penghuni hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh pemuda Indonesia. Akibat peristiwa tersebut, barisan pemuda Indonesia sangat marah besar. Akhirnya mereka beserta TKR bertempur melawan Sekutu dan juga NICA yang berusaha mengambil gedung pemerintahan dari tangan Jepang.
Belum Mendengar Berita
Mengutip dari skripsi karya AT Yani tahun 2014, rakyat Medan ternyata belum mengetahui berita mengenai kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Hal ini karena minimnya alat komunikasi dan adanya pengaruh tentara Jepang. Berita kemerdekaan baru terdengar di Medan pada tanggal 27 Agustus 1945 berkat Mr. Teuku Mohammad Hasan yang menjabat sebagai Gubernur Sumatra. Ia ditugaskan untuk menegakkan kedaulatan di wilayah Sumatra.
Saat pasukan Sekutu bersama NICA tiba di Sumatra masih disambut baik oleh masyarakat pribumi karena dianggap ingin membeaskan tahanan perang. Namun, yang terjadi malah sebaliknya, Sekutu justru membebaskan tawanan kemudian dipersenjatai dan membentuk Medan Batalyon KNIL. Para tawanan yang sudah bebas menjadi arogan dan berani melawan para pejuang dan juga rakyat pribumi, termasuk kejadian di hotel tersebut.Pertempuran Semakin Panas
Pada 1 Desember 1945, tentara Sekutu memasang papan bertuliskan "Fixed Boundaries Medan Area" yang artinya batas resmi wilayah Medan. Pemasangan tulisan diberbagai sudut kota itu menyulut emosi para pemuda Indonesia. Untuk bertempur menghadapi Sekutu, komando-komando di Medan Area saling bertemu untuk membentuk satu komando yang bernama "Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area,"
Selanjutnya pada 10 Desember 1945, pasukan Sekutu dan NICA melancarkan serangan besar ke Kota Medan. Dari peristiwa ini memicu banyak korban jiwa dari pihak sekutu maupun tentara pribumi. Pada Agustus 1946, telah dibentuk Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area yang mengadakan serangan balik terhadap sekutu di Medan.
Perundingan dan Pertempuran
Untuk menentukan garis demarkasi, banyak hambatan yang harus dihadapi Indonesia. Pasalnya, setiap perundingan pasti menemukan jalan buntu dan kegagalan yang berujung perang tak ada hentinya. Akhirnya, perundingan berakhir pada 10 Maret 1967 dan ditetapkan garis demarkasi sesuai konsep yang dirancang oleh pihak Belanda. Padahal semula rancangan tersebut ditolak oleh pihak Indonesia.