Mengenang Pertempuran Ambarawa 20 Oktober 1945, Berikut Sejarahnya
Tepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.
Tepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.
Mengenang Pertempuran Ambarawa 20 Oktober 1945, Berikut Sejarahnya
Pertempuran yang terjadi di Ambarawa ini terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan sekutu Inggris.
Pertempuran Ambarawa tejadi ketika sekutu Inggris datang ke Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan tawanan Belanda di Magelang dan Ambarawa.
Kedatangan Sekutu Inggris ternyata memiliki maksud tidak baik. NICA mempersenjatai mantan tahanan.
-
Kapan pertempuran Palagan Ambarawa terjadi? Salah satu cuplikan video diambil pada 30 November 1945, setelah pecah pertempuran awal antara Pasukan Inggris sekutu dengan TKR di Ambarawa.
-
Di mana pertempuran Palagan Ambarawa terjadi? Pertempuran ini merembet ke berbagai tempat, salah satunya di Ambarawa. Di sana, pertempuran terjadi begitu sengit yang hingga sekarang dikenal dengan nama pertempuran Palagan Ambarawa.
-
Siapa yang terlibat dalam pertempuran Palagan Ambarawa? Sejak itulah pecah pertempuran antara TKR dengan tentara Inggris.
-
Mengapa pertempuran Palagan Ambarawa pecah? Hal ini menyulut kemarahan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang sejak awal curiga bahwa Belanda hendak kembali menjajah Indonesia.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
Kemudian pada 20 Oktober terjadilah peristiwa di Magelang antara TKR dengan pasukan Inggris dan sekutu NICA. Lebih jelasnya, berikut sejarah singkat Pertempuran Ambarawa yang merdeka.com lansir dari berbagai sumber:
Sejarah Singkat Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa dipicu oleh kedatangan pasukan Inggris di Semarang pada 20 Oktober 1945. Pertempuran Ambarawa menjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Belanda dan Inggris arau sekutu di Ambarawa, Jawa Tengah.
Awalnya, kedatangan pasukan Inggris disambut baik karena dinilai tidak memiliki maksud buruk. Namun ternyata, tentara Inggris menunggu kedatangan Netherlands Indies Civiele Administration (NICA) untuk membebaskan tawanan perang.
Setelah tawanan perang dibebaskan, Inggris pun mempersenjatai mereka. Tentara sekutu itu juga melucuti senjata TKR. TKR dan masyarakat Ambarawa pun merah, lalu situasi gaduh pun terjadi dan berujung pertempuran.
Pertempuran Ambarawa melibatkan banyak tokoh penting untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Letkol M. Sarbini mengerahkan pasukan untuk mengepung sekutu dari segala penjuru. Sementara itu, Jenderal Soedirman menggunakan taktik gelar supit orang atau pengepungan rangkap dari kedua sisi agar musuh tidak dapat melarikan diri.
Pertempuran Ambarawa sendiri beralngsung hingga 15 Desember 1945. Dalam pertempuran ini, ada beberapa tokoh Indonesia yang gugur dalam membela kemerdekaan Indonesia.
Tokoh Pertempuran Ambarawa
Ada beberapa tokoh penting dalam pertempuran Ambarawa, antara lain:
Jenderal Sudirman
Salah satu tokoh pertempuran Ambarawa adalah Jenderal Sudirman. Saat itu, Jenderal Sudirman bertindak sebagai panglima perang di Ambarawa.
Taktik Jenderal Sudirman saat pertempuran Ambarawa adalah taktik supit urang. Taktik ini menyerang lawan dilakukan dari kedua sisi sehingga membuat lawan terjepit. Dengan taktik ini, TKR berhasil memutus komunikasi antar militer asing, merusak sistem pertahanan.
Letkol Isdiman
Letkol Isdiman adalah salah satu perwira terbaik Kolonel Sudirman. Meski gugur dalam menjalankan tugasnya, Letkol Isdiman telah menunjukkan keberanian dan kemampuannya sebagai seorang pemimpin yang baik.
Letkol Isdiman merupakan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), serta Komandan Resimen TKR Banyumas. Ia menjadi pemimpin pertempuran di Ambarawa yang gugur pada 16 November 1945, ia yang saat itu berpangkat Letnan Kolonel memimpin pasukan Resimen Pusat Kedu, TKR, untuk menyerang dan menutupi pengepungan pasukan Sekutu dan NICA di Desa Jambu, Ambarawa dikenal sebagai Insiden Palagan Ambarawa.
Surono Reksodimejo
Surono Reksodimejo adalah tokoh penting pertempuran Ambarawa yang menjabat di bawah komando satuan militer Letnan Kolonel Gatot Subroto.
Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia dan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Kemanan Republik Indonesia.
G.P.H Djatikusumo
Tokoh pertempuran Ambarawa selanjutnya adalah G.PH Djatikusumo. Saat itu, ia menjabat sebagai komandan Divisi IV. Misi utama divisi ini adalah melacak dan mengepung pasukan asing.
Selama pertempuran sengit di Ambarawa, Kolonel G.P.H Jati Kusumo menunjukkan kepemimpinan yang sangat baik. Ia menjaga pergerakan pasukan tetap ada jalurnya.
Gatot Soebroto
Tokoh pertempuran Ambarawa yang cukup terkenal adalah Gatot Soebroto. Namanya menjadi jalan di mana-mana.
Gatot Soebroto mengutamakan kondisi orang yang ada dalam jangkauannya serta keluarga prajurit.
Keikutsertaan Gatot Soebroto sebagai ahli siasat pada pertempuran Ambarawa 20 Oktober 1945.