Mengapa Seseorang Kerap Mengalami Sakit Perut saat Mengunjungi Tempat atau Negara Baru?
Pada saat berlibur, mendatangi lingkungan yang sepenuhnya baru bisa menyebabkan seseorang mengalami sakit perut.
Berlibur atau melakukan perjalanan ke tempat baru sering kali menjadi pengalaman yang menyenangkan. Namun, bagi sebagian orang, kunjungan ini bisa disertai masalah yang tidak diinginkan: sakit perut. Fenomena ini tidak jarang terjadi, terutama ketika seseorang bepergian ke daerah yang jauh berbeda budaya, lingkungan, atau kebiasaan makan. Mengapa hal ini terjadi? Dan mengapa orang lokal tampaknya memiliki ketahanan yang lebih kuat terhadap masalah ini?
Salah satu alasan utama seseorang mengalami sakit perut saat berada di tempat baru adalah perbedaan lingkungan mikroba. Setiap tempat memiliki mikroorganisme unik, baik yang terdapat di udara, air, maupun makanan. Ketika tubuh seseorang yang tidak terbiasa dengan mikroba lokal tersebut tiba-tiba terpapar, sistem pencernaannya bisa bereaksi dengan cara yang tidak nyaman.
-
Apa penyebab sakit usai liburan? 'Saya sering menemui pasien yang sakit setelah kembali dari liburan,' jelas apoteker Inna Lukyanovsky, seperti dilansir dari Greatist. Sakit setelah liburan ini bukan sekadar akibat rasa malas, tetapi ada beberapa faktor penyebab yang mendasarinya.
-
Kenapa masalah pencernaan sering muncul saat liburan? Salah satu permasalahan yang kerap kita alami pada saat liburan atau bepergian adalah masalah pencernaan. Hal ini tak hanya berupa terjadinya diare namun juga konstipasi atau sembelit.
-
Apa penyebab sakit setelah liburan? Perjalanan dengan menggunakan pesawat bisa jadi penyebab kamu mengalami sakit ketika usai bepergian. Biasanya hal ini meyebabkan pilek karena kelembapan udara yang rendah selama penerbangan.
-
Kenapa orang sakit setelah liburan? Berakhirnya liburan biasanya diikuti dengan aktivitas rutin seperti bekerja atau sekolah. Namun, pada hari-hari awal kembali ke rutinitas, tubuh sering kali terasa lelah, dan tak jarang beberapa orang jatuh sakit.
-
Apa saja masalah pencernaan yang sering dialami saat liburan? Masalah pencernaan bisa menjadi masalah pada saat sedang liburan. Ini penyebab mengapa hal tersebut rawan terjadi. Sembelit dan Diare Biasa Dialami saat Liburan, Ini Penyebabnya
-
Kenapa banyak orang sakit setelah liburan? 'Saya sering menemui pasien yang sakit setelah kembali dari liburan,' jelas apoteker, Inna Lukyanovsky dilansir dari Greatist.Terkait kondisi sakit setelah menjalani liburan ini, ternyata hal tersebut tidak muncul karena rasa malas semata.
Tubuh kita terbiasa dengan mikroba tertentu yang ada di lingkungan sehari-hari. Ketika mikroba baru masuk ke sistem, tubuh mungkin menganggapnya sebagai ancaman dan meresponsnya dengan reaksi inflamasi, yang dapat menyebabkan gejala seperti diare, kram perut, atau mual.
Air dan Makanan sebagai Sumber Utama
Sumber utama penyebab sakit perut saat bepergian sering kali adalah air dan makanan. Di banyak tempat, kualitas air minum bervariasi, bahkan yang terlihat jernih sekalipun bisa mengandung mikroba yang berbeda. Beberapa bakteri seperti Escherichia coli atau parasit seperti Giardia dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada orang yang tidak terbiasa dengan mikroba tersebut.
Makanan lokal, terutama yang dimasak dengan metode tertentu atau menggunakan bahan yang tidak umum di negara asal wisatawan, juga bisa menjadi pemicu. Misalnya, hidangan yang mentah, seperti salad atau seafood, sering kali membawa risiko lebih tinggi. Selain itu, perbedaan dalam penggunaan bumbu atau cara pengolahan makanan juga dapat memengaruhi sistem pencernaan.
Mengapa Imun Orang Lokal Lebih Kuat?
Orang lokal cenderung memiliki ketahanan yang lebih kuat terhadap mikroba di lingkungan mereka karena paparan yang konsisten sejak kecil. Dari waktu ke waktu, tubuh mereka membangun kekebalan terhadap mikroba yang ada di tempat tinggal mereka. Hal ini disebut dengan adaptasi mikroba lokal.
Sistem imun orang lokal telah belajar untuk mengenali mikroba tertentu sebagai sesuatu yang tidak berbahaya, sehingga tubuh mereka tidak bereaksi secara berlebihan. Sebaliknya, bagi wisatawan, mikroba ini bisa dianggap sebagai ancaman karena sistem imun mereka belum terbiasa.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Travel Medicine, paparan mikroba sejak kecil, terutama di lingkungan dengan tingkat kebersihan yang lebih rendah, membantu membangun toleransi yang lebih baik terhadap infeksi gastrointestinal.
Faktor Kebiasaan dan Pola Hidup
Selain adaptasi biologis, kebiasaan orang lokal juga berperan. Sebagai contoh, mereka mungkin memiliki metode tertentu dalam mengolah atau mengonsumsi makanan yang membantu melindungi tubuh dari penyakit. Contohnya, di beberapa negara tropis, penggunaan bumbu seperti kunyit dan cabai tidak hanya menambah cita rasa, tetapi juga memiliki sifat antimikroba yang membantu melindungi sistem pencernaan.
Sebaliknya, wisatawan sering kali mengonsumsi makanan tanpa mengetahui kebiasaan lokal yang mendukung keamanan pangan. Kurangnya informasi ini dapat meningkatkan risiko sakit perut.
Pengaruh Perbedaan Pola Diet
Wisatawan juga kerap mengalami perubahan drastis dalam pola makan selama perjalanan. Jika seseorang terbiasa dengan makanan yang minim minyak atau rendah serat, tiba-tiba mengonsumsi makanan berlemak atau berserat tinggi dapat mengganggu pencernaan mereka.
Perubahan mendadak dalam jenis makanan yang dikonsumsi dapat membuat tubuh sulit beradaptasi. Pola makan yang berbeda bisa menyebabkan gangguan seperti kembung, diare, atau bahkan sembelit.
Cara Mengurangi Risiko Sakit Perut Saat Bepergian
Meski risiko sakit perut saat bepergian tidak sepenuhnya bisa dihindari, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan pencernaan:
Hindari Air Mentah: Selalu minum air kemasan atau air yang sudah dimasak jika Anda tidak yakin dengan kualitas air di tempat yang Anda kunjungi.
Perhatikan Kebersihan Makanan: Pilih makanan yang dimasak matang dan hindari hidangan mentah jika Anda tidak yakin kebersihannya.
Cuci Tangan Secara Rutin: Gunakan sabun atau hand sanitizer sebelum makan untuk mencegah kontaminasi mikroba.
Adaptasi Bertahap: Jika memungkinkan, beradaptasilah dengan makanan lokal secara bertahap untuk memberi waktu bagi tubuh mengenali bahan-bahan baru.
Probiotik: Mengonsumsi suplemen probiotik sebelum dan selama perjalanan dapat membantu memperkuat sistem pencernaan Anda.
Sakit perut saat mengunjungi tempat baru adalah hal yang umum terjadi akibat paparan mikroba yang tidak dikenal oleh tubuh. Sementara orang lokal memiliki kekebalan yang lebih baik karena adaptasi lingkungan, wisatawan perlu berhati-hati dalam memilih makanan dan minuman.