Waspadai Penggunaan Air Permukaan, Bisa Sebabkan Stunting hingga Kanker
Penggunaan air permukaan dari air tanah dan sungai bisa berisiko karena rentan terkontaminasi.
Air permukaan, seperti air tanah atau sungai, sering kali menjadi pilihan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Diana Sunardi, MGizi, SpGK(K), menegaskan bahwa konsumsi air permukaan bisa berisiko tinggi bagi kesehatan, bahkan memicu penyakit serius mulai dari gangguan lambung hingga kanker.
Dr. Diana Sunardi menjelaskan bahwa air permukaan sangat rentan terhadap kontaminasi.
-
Siapa yang berisiko mengalami stunting karena minum air putih berlebihan? Menurut penjelasan Radhian, anak yang mengonsumsi air putih dalam jumlah yang berlebihan cenderung merasa kenyang sehingga kurang nafsu makan atau minum susu.
-
Bagaimana air putih mempengaruhi kesehatan? Terlepas dari asal katanya, ternyata air putih ini memiliki segudang manfaat untuk kesehatan tubuh lho
-
Apa saja akibat kekurangan air bersih? Sehingga berpotensi menimbulkan penyakit kulit, infeksi pencernaan, dan lainnya.
-
Apa dampak buruk kaporit di air minum? Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi air berkaporit dalam jangka panjang dapat berdampak negatif bagi kesehatan.
-
Kenapa anak yang terlalu banyak minum air putih bisa stunting? Ini juga yang jadi masalah jadi kapasitas lambung udah biasa sama air putih jadi rasa mau minum susu nggak ada atau makan nggak ada, dampak berkepanjangan kalau dia terlalu banyak air putih, kurang kalori jadinya bisa jadi stunting,' terang Radhian dilansir dari Antara.
-
Apa manfaat minum air untuk kesehatan? Minum air dalam jumlah yang cukup sangat penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Ketika tubuh terhidrasi dengan baik, produksi keringat berlebih dapat dikurangi.
"Air yang permukaan itu mudah untuk terkontaminasi. Jadi dulu yang paling kita kenal adalah diare. Tapi semakin ke sini penelitian menunjukkan bahwa pengaruhnya banyak sekali, mulai dari stunting, lalu juga risiko terhadap penyakit termasuk kanker," kata Diana dilansir dari Antara.
Air permukaan, kata dia, mudah terpapar oleh logam berat seperti timbal dan kadmium yang diketahui dapat meningkatkan risiko kanker.
Lebih lanjut, Dr. Diana menambahkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan adanya kuman Helicobacter pylori dalam air permukaan, yang sering dikaitkan dengan penyakit lambung kronis atau akut. Helicobacter pylori lebih sering ditemukan pada individu yang mengonsumsi air tanah atau air sungai dibandingkan mereka yang minum air berkualitas seperti air kemasan galon.
Selain itu, Dr. Diana menyoroti masalah stunting atau pertumbuhan terhambat pada anak-anak sebagai akibat dari konsumsi air yang tidak sehat. Menurutnya, konsumsi air berkualitas tinggi membantu menjaga keseimbangan bakteri baik dan jahat di saluran cerna anak-anak, sehingga penyerapan makanan menjadi lebih optimal.
"Kalau saluran cernanya tidak sehat, penyerapan makanannya kurang baik. Jadi dikasih makanan sebanyak apapun anak tersebut tidak tambah tinggi, itu yang terjadi," jelasnya.
Senada dengan Dr. Diana, Dosen Departemen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, Dr.rer.nat. Ir. Heru Hendrayana, menegaskan bahwa air permukaan sering kali tercemar oleh berbagai aktivitas manusia seperti limbah dan septic tank, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Ia menjelaskan bahwa air berkualitas baik berasal dari sumber air di lapisan bawah yang menyerap mineral dari batuan selama puluhan hingga ratusan tahun.
Dr. Heru menjelaskan lebih lanjut bahwa air bawah permukaan yang berada di daerah gunung berapi atau vulkanik memiliki kualitas yang lebih baik.
"Maka yang baik adalah air yang di bawah. Yang di bawah itu akan terlindungi, ada satu lapisan yang melindungi ... Air itu mengalir bisa ratusan atau puluhan tahun. Selama itulah batuan itu memberikan mineral kepada air. jadi mineral itu larut, kimia itu larut di dalam air sehingga air itu mengandung mineral," kata Dr. Heru.
Batuan vulkanik muda, terbentuk dari aktivitas gunung api, menyediakan air yang kaya mineral dan berkualitas tinggi.
"Gunung api itu kan dari batuan muda, tapi muda itu juga ratusan tahun. Maka yang kita cari adalah daerah vulkanik muda yang menghasilkan batuan-batuan fresh tadi. Dia terjebak mengalir sekian lama, maka itulah air yang berkualitas baik," ucap Dr. Heru yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Aliansi Wali Sumber Daya Air Indonesia.
Secara keseluruhan, konsumsi air permukaan memerlukan kehati-hatian khusus mengingat potensi kontaminasi dan risiko kesehatan yang bisa ditimbulkannya. Konsumsi air yang tidak sehat dapat menyebabkan berbagai penyakit serius seperti gangguan lambung, kanker, dan stunting. Oleh karena itu, masyarakat perlu diberi edukasi mengenai pentingnya memilih sumber air yang berkualitas baik untuk menjaga kesehatan mereka dan keluarga.