Waspadai 6 Zat Berbahaya pada Polusi Udara, Dapat Mendatangkan Penyakit
Merdeka.com merangkum informasi tentang 6 berbahaya pada polusi udara yang perlu diwaspadai.
Merdeka.com merangkum informasi tentang 6 berbahaya pada polusi udara yang perlu diwaspadai.
Waspadai 6 Zat Berbahaya pada Polusi Udara, Dapat Mendatangkan Penyakit
Baru-baru ini sedang ramai menjadi perbincangan publik tentang polusi udara yang ada di Jakarta. Polusi udara sangat mengganggu, terutama pernafasan. Aktivitas banyak dilakukan di dalam ruangan untuk menghindari sakit dan keracunan akibat polusi udara yang semakin hari semakin meresahkan.
-
Mengapa polusi udara berbahaya? Polusi udara merupakan salah satu masalah lingkungan yang meresahkan di beberapa tempat saat ini.
-
Apa saja penyakit akibat polusi udara? Dampak buruk dari polusi udara terhadap kesehatan manusia semakin menjadi perhatian, karena munculnya berbagai penyakit serius yang berkaitan dengan paparan terus-menerus terhadap polutan tersebut.
-
Kenapa polusi udara berbahaya? Dalam dekade terakhir, peningkatan industri, urbanisasi yang cepat, dan kegiatan manusia lainnya telah berkontribusi terhadap pelepasan berbagai zat berbahaya ke atmosfer.
-
Kenapa polusi udara berbahaya bagi kesehatan? Udara yang tercemar oleh berbagai zat kimia dan partikulat dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pernapasan, penyakit kardiovaskular, dan bahkan kematian.
Namun, siapa sangka bahwa polusi udara bukan hanya berarti menghirup udara kotor. Tapi juga menghirup udara yang penuh dengan racun dan zat berbahaya. Zat-zat tersebut tentu dapat memicu berbagai macam penyakit. Melansir dari laman alodokter, berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang 6 berbahaya pada polusi udara yang perlu diwaspadai.
Zat Berbahaya pada Polusi Udara
1. Karbon Monoksida
Zat berbahaya pada polusi udara pertama adalah karbon monoksida. Zat berbahaya ini tidak memiliki warna dan aroma dan termasuk dalam zat beracun. Karbon monoksida biasanya dihasilkan dari pembakaran batu bara, bahan bakar kendaraan bermotor, kayu bakar kompor, pembangkit listrik, dan limbah industri.
Jika karbon monoksida terhirup ke dalam tubuh maka akan menyebabkan Anda keracunan. Selain itu, suplai darah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh akan terhambat. Paparan karbon monoksida yang tinggi akan menyebabkan Anda mengalami muntah, sesak nafas, penglihatan kabur, penurunan kesadaran, hingga kematian.
2. Nitrogen Dioksida
Zat berbahaya pada polusi udara kedua adalah nitrogen dioksida. Zat ini dihasilkan pada proses pembakaran emisi pada pembangkit listrik, mesin kendaraan, dan kapal. Nitrogen dioksida jika terkena manusia dapat menyebabkan iritasi pada lapisan lendir pada mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Jika paru-paru manusia terpapar nitrogen dioksida, maka akan memperburuk penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan emfisema. Pada gejala yang lebih ekstrem, paparan nitrogen dioksida bahkan bisa memperparah penyakit jantung dan menyebabkan kematian dini.
3. Partikel Padat dan Cair
Selanjutnya, zat berbahaya pada polusi udara yang tidak boleh Anda remehkan adalah partikel padat dan cair. Partikel padat dan cair ini memiliki beberapa komponen seperti sulfat, nitrat, bahan kimia organik, logam, hingga partikel tanah atau debu. Partikel-partikel tersebut biasanya terdapat pada asap kendaraan bermotor, pembangkit listrik dan asap dari kebakaran hutan.
Jika di dalam polusi udara dan Anda terpapar kombinasi zat tersebut secara terus-menerus, maka ini akan menyebabkan Anda terpapar berbagai macam penyakit. Bahkan, pada kondisi yang lebih ekstrem, risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular dan pernapasan akan semakin meningkat.
4. Ozon
Ozon yang dimaksud di sini bukanlah ozon yang ada di lapisan atmosfer. Ozon di lapisan atmosfer berfungsi untuk menangkal cahaya ultraviolet, sedangkan ozon di permukaan bumi termasuk dalam kategori polusi. Ozon berbahaya ini terbentuk ketika cahaya matahari memicu reaksi kimia antara unsur-unsur polusi.
Ozon di permukaan bua sangatlah berbahaya karena bisa mengiritasi mata dan menyebabkan gangguan pernapasan. Zat ini dapat memicu serangan asma pada penderita asma, meningkatkan risiko terkena infeksi pernapasan, dan memperparah penyakit pernapasan oleh orang yang sudah menderita penyakit pernapasan sebelumnya.
5. Sulfur Dioksida
Zat berbahaya pada polusi udara selanjutnya adalah sulfur dioksida. Sulfur dioksida adalah zat berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran batu bara dan bensin. Zat ini memiliki sifat sangat mudah larut dalam air, memiliki bau akan tetapi tidak berwarna. Sulfur dioksida terdapat dalam hampir semua material mentah yang belum diolah seperti minyak mentah, batu bara, dan lain sebagainya.
Zat berbahaya sulfur dioksida jika terkena manusia dapat menyebabkan mata dan hidung mengalami iritasi. Selain itu, jika dihirup dan masuk ke tubuh dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan dan meningkatkan risiko terjadinya pneumonia.
6. Timbal
Timbal adalah zat berbahaya pada polusi udara yang terakhir. Timbal sebagian besar berasal dari emisi kendaraan, industri, dan cat. Timbal sangat berbahaya karena sangat beracun dan menyebabkan kerusakan sistem saraf dan ginjal. Selain itu, timbal juga mengganggu proses pembentukan hemoglobin.
Orang dewasa yang terkena timbal akan mengakibatkan penyakit kardiovaskular, gangguan saraf, penurunan kesuburan, hingga penurunan fungsi ginjal. Sementara anak-anak jika terpapar timbal akan mengalami penurunan IQ, kemampuan kognitif, gangguan perilaku, tertundanya pubertas, hingga penurunan fungsi pendengaran.
Cara Meminimalisir Risiko Paparan Zat Berbahaya pada Polusi Udara
Setelah mengetahui apa saja zat di polusi udara yang dapat membahayakan tubuh, maka berikut ini adalah cara meminimalisir risiko paparan zat berbahaya pada polusi udara yang dilansir dari dinkes.jakarta.go.id: 1. Melakukan pengecekan kualitas udara di daerah masing-masing. 2. Menghindari tempat dengan polusi tinggi. 3. Melakukan pembersihan udara di dalam ruangan. 4. Memperbanyak tanaman hijau. 5. Mengatur sirkulasi udara dengan baik. 6. Menggunakan transportasi publik. 7. Menjaga Gaya Hidup Sehat 8. Menggunakan masker bila berada di lokasi dengan tingkat pencemaran yang tinggi.