Bagaimana Polusi Terjadi hingga Pengaruhi Kesehatan? Begini Prosesnya
Konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini adalah PM2.5 dengan konsentrasi 78,8µg/m³.
Apa saja yang menyebabkan terjadinya polusi udara?
Bagaimana Polusi Terjadi hingga Pengaruhi Kesehatan? Begini Prosesnya
Kualitas udara di DKI Jakarta kian tidak sehat alias memburuk. Menurut situs IQAir kualitas udara Jakarta menyentuh 163 US Air Quality Index (AQI US) pada Senin (28/8) sekira pukul 09.15 Wib.
Dari angka tersebut, Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk nomor dua di dunia. Konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini adalah PM2.5 dengan konsentrasi 78,8µg/m³. "
Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 15,6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," demikian tulis website tersebut dikutip merdeka.com.
Lantas, apakah polusi udara itu? Kenapa bisa mempengaruhi kesehatan warga?
Ahli Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan polusi udara di tengah perkotaan diakibatkan sejumlah faktor.
"Seperti aktivitas manusia, industri, transportasi serta kondisi geografis," jelas Guswanto kepada merdeka.com, Senin (28/8).
Secara rinci, Guswanto menjelaskan proses terjadinya polusi udara. "Mulai dari emisi, pencampuran dan penyebaran serta reaksi kimia," papar Guswanto.
Berikut tahapan-tahapan terjadinya polusi udara menurut Ahli dari BMKG:
1. Emisi: Ini adalah tahap di mana berbagai zat polutan dilepaskan ke udara dari berbagai sumber. Sumber-sumber ini termasuk kendaraan bermotor, pabrik, pembangkit listrik, pemanasan rumah, dan konstruksi. Zat-zat polutan yang umum termasuk partikel-partikel kecil (PM2.5 dan PM10), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), hidrokarbon, dan banyak lainnya.
2. Pencampuran dan Penyebaran: Setelah polutan dilepaskan, mereka mencampur dengan udara dan diangkut oleh angin. Faktor seperti kecepatan dan arah angin, serta topografi daerah perkotaan, mempengaruhi bagaimana polutan menyebar dan mencampur di atmosfer. Daerah yang tertutup atau kurang sirkulasi udaranya cenderung mengalami akumulasi polutan yang lebih tinggi.
3. Reaksi Kimia: Beberapa polutan dapat mengalami reaksi kimia di atmosfer yang mengubah sifat-sifatnya. Contohnya, gas sulfur dioksida dapat bereaksi dengan partikel air di udara dan membentuk asam sulfat, yang kemudian dapat menyebabkan hujan asam.
4. Deposisi: Ini adalah tahap di mana polutan turun dari udara dan mencapai permukaan bumi. Polutan bisa turun melalui proses jatuh langsung atau diserap oleh partikel-partikel udara dan turun bersama hujan atau salju (deposisi basah). Polutan juga bisa mengendap tanpa hujan (deposisi kering), yang dapat mengotori permukaan tanah dan air.
5. Efek Lingkungan dan Kesehatan: Setelah polutan mencapai permukaan, mereka dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Polusi udara dapat merusak tanaman, menyebabkan erosi tanah, mengurangi kualitas air, dan mempengaruhi keanekaragaman hayati. Di sisi kesehatan, paparan jangka panjang terhadap polutan udara dapat menyebabkan masalah pernapasan, penyakit jantung, gangguan sistem saraf, dan bahkan kematian dini.