Penyumbang Polusi, Ini Bahaya Asap Bakar Sampah Bagi Kehidupan Manusia
Proses pembakaran, baik sampah organik maupun anorganik akan menghasilkan asap yang mengandung zat-zat beracun.
Kualitas udara di Jakarta memburuk dalam satu bulan terakhir. Penyebabnya, tingginya polusi di Jakarta.
Penyumbang Polusi, Ini Bahaya Asap Bakar Sampah Bagi Kehidupan Manusia
Jakarta Dikepung Polusi
Kualitas udara di Jakarta belum aman hingga hari ini, Senin (4/9). Per hari ini, mengutip situs pemantau kualitas udara IqAir, Jakarta berada di posisi delapan dunia dengan skor 121. Artinya, tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Ada berbagai faktor menyebabkan buruknya kualitas udara di Jakarta. Paling tinggi berasal dari asap kendaraan bermotor dan asap pabrik.
Selain itu, menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) asap pembakaran sampah di lingkungan warga juga menyumbang polusi di Jakarta.
Banyak masyarakat memanfaatkan cuaca kemarau untuk bersih-bersih lingkungan. Sampah dedaunan yang mereka kumpulkan, kemudian dibakar.
Masyarakat sering kali tak sadr. Aktivitas membakar sampah tak hanya menggangu lingkungan di sekitarnya. Tetapi menyumbang polusi udara di Jakarta. Pada akhirnya, menggangu kesehatan.
Dari data terakhir, udara Jakarta mencapai titik rendah, yakni dengan konsentrasi 79,5 ug/m3 berdasarkan US Air Quality Index (US AQI) atau indeks kualitas udara. Ketika menggunakan acuan US AQI, hasil analisis pencemaran udara untuk parameter PM2.5, nilai 79,5 ug/m3 masuk dalam kondisi tidak sehat.
Kenapa asap bakar sampah bisa menggangu kesehatan?
Dalam proses pembakaran, baik sampah organik maupun anorganik akan menghasilkan asap yang mengandung zat-zat beracun. Seperti dioksida sulfur, nitrogen, karbon monoksida, dan senyawa organik volatil.
Jika asap ini terhirup oleh manusia, dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti iritasi pernapasan, gangguan kardiovaskular, dan bahkan berkontribusi terhadap masalah udara.
Lebih rincinya, berikut bahaya asap pembakaran sampah dihimpun merdeka.com dari berbagai sumber:
1. Gangguan Pernapasan
Paparan asap pembakaran sampah yang mengandung partikel-partikel kecil dan bahan kimia beracun dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan.
Parahnya, jika terus menerus terpapar asap pembakaran sampah, seseorang berpotensi akan mengalami gangguan seperti infeksi paru-paru, pneumonia, bronkitis, dan reaksi alergi. Terutama bagi individu yang sudah memiliki riwayat gangguan pernapasan sebelumnya.
2. Iritasi
Iritasi pernapasan akibat paparan asap dari pembakaran sampah dapat menyebabkan berbagai gejala yang tidak nyaman, seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, mata berair dan sesak napas.
Ini terjadi karena partikel-partikel kecil dan bahan kimia beracun yang terdapat dalam asap dapat merangsang saluran pernapasan dan menyebabkan peradangan.
Bagi individu yang memiliki masalah pernapasan kronis, seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), paparan asap pembakaran sampah dapat memperburuk kondisi mereka dan menyebabkan serangan pernapasan yang lebih serius.
3. Gangguan Kardiovaskular
Zat-zat beracun dalam asap dapat masuk ke dalam aliran darah dan mempengaruhi kesehatan jantung serta pembuluh darah. Ini dapat meningkatkan risiko masalah kardiovaskular, seperti penyakit jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.
4. Kanker
Meskipun risiko ini tidak selalu langsung terlihat, beberapa senyawa yang terdapat dalam asap pembakaran, terutama dari bahan-bahan anorganik dan plastik, dapat memiliki sifat karsinogenik (menyebabkan kanker) jika terhirup atau terpapar dalam jangka waktu yang panjang.
Beberapa senyawa yang terkait dengan risiko kanker dalam asap pembakaran termasuk benzena, formaldehida, polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH), dan logam berat seperti kromium dan nikel. Dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai jenis kanker, termasuk kanker paru-paru, kanker saluran pernapasan, dan kanker lainnya.
5. Kerusakan Kulit
Saat bakar sampah, bagian tubuh yang terkena paparan langsung dari asap adalah kulit. Dalam waktu singkat, dioksin, furan, serta bahan berbahaya lainnya dapat mengakibatkan kerusakan pada kulit.
Dampak dari paparan asap bisa menyebabkan lesi kulit seperti chloracne dan ketidakmerataan warna kulit.
Maka dari itu, masyarakat diharapkan dapat menjaga kesehatan dan lebih peduli dengan lingkungan sekitar.