Fakta Air Tanah di Jakarta Berbahaya Tak Layak Dikonsumsi
Nyata air tanah di Jakarta saat ini tidak layak konsumsi karena sudah tercemar
Kebanyakan warga Jakarta masih menggunakan air tanah untuk kehidupan sehari-hari, mulai dari memasakan sampai mencuci. Bahkan, masih ada yang menggunakan air tanah untuk diminum sehari-hari.
Namun, nyata air tanah di Jakarta saat ini tidak layak konsumsi. Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menyarankan warga tak mengonsumsi lagi air tanah karena hasil kajian Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada 2023 menunjukkan rata-rata air tanah sudah tercemar.
-
Mengapa polusi udara di Jakarta berbahaya? Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif yakni dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
-
Apa polutan utama yang menyebabkan kualitas udara Jakarta tidak sehat? Ukuran polutan utamanya PM2.5 dengan konsentrasi 59.4µg/m³. Data ini tercatat per pukul 08.00 WIB.
-
Di mana kualitas udara Jakarta terpantau tidak sehat? Kualitas udara di DKI Jakarta terpantau masuk kategori tidak sehat pada Senin (14/8) pagi ini.
-
Apa yang menyebabkan polusi udara Jakarta? Pasalnya, buruknya kualitas udara di Jakarta juga merupakan hasil tingginya emisi pembuangan dari industri, selain tingginya mobilitas kendaraan di Jakarta.
-
Mengapa kualitas udara Jakarta memburuk? Memang, belakangan kualitas udara Jakarta jadi sorotan. Sebelumnya, Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Kota dan Semesta (Ibukota) juga mencatat dalam dua bulan terakhir kualitas udara di Jakarta memburuk.
-
Kenapa kualitas udara Jakarta buruk? Belakangan ini, kualitas udara Jakarta jadi sorotan masyarakat. Kualitas udara di DKI Jakarta terpantau masuk kategori tidak sehat pada Senin (14/8/2023) pagi ini. Dilihat dari situs IQAir, indeks kualitas udara DKI Jakarta 153 AQI US.
Ketua Sub Kelompok Perencanaan Bidang Geologi, Konservasi Air Baku dan Penyediaan Air Bersih Dinas SDA DKI Jakarta Elisabeth Tarigan menyebut dari 267 titik pemantauan, sebanyak 52 persen lokasi memiliki status indeks cemar berat dan 27 persen cemar ringan.
"Kami harus bisa menjamin kualitas. Kalau air tanah itu kami kurang bisa menjamin. Pengaruhnya bakteri E.coli dari tangki septik, pencemaran permukaan, dan lainnya," kata Elisabeth dilansir dari Antara, pada Selasa (13/8).
Menurut Elisabeth, saat ini masih ada daerah di Jakarta yang belum terlayani dengan air perpipaan khususnya di selatan Jakarta, serta kiri dan kanan Jakarta yakni bagian barat dan timur. Warga di sana masih menjadikan air tanah sebagai sumber air.
Data dari PAM Jaya memperlihatkan bahwa sebesar 32,35 persen area di DKI Jakarta yang belum terlayani oleh layanan air minum perpipaan.
Upaya yang Dilakukan Pemprov Jakarta
Untuk menyediakan air bersih di Jakarta, imbuh Elisabeth, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan percepatan atas sejumlah upaya yang sudah dilakukan antara lain dalam pembangunan instalasi pengelolaan air (IPA) dan jaringan perpipaan.
Pemprov DKI juga menambah jaringan perpipaan dan non perpipaan di wilayah yang belum terlayani misalnya dengan menghadirkan kios air, hidran umum, master meter, mobil tangki, dan reservoir komunal.
"Bekerja sama dengan pihak lain baik tingkat nasional termasuk pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), membangun beberapa IPA, jaringan untuk mendukung percepatan peningkatan pelayanan, melakukan pemeliharaan, evaluasi, laporan supaya tahu masih on the right track atau tidak," jelas dia.
Selain itu, Pemprov DKI juga menambah suplai air dengan uprating SPAM Hutan Kota, IPA Cilandak, Buaran lalu mendampingi percepatan pembangunan IPA, melakukan pembatasan penggunaan air tanah.
Hal lainnya yakni peningkatan indeks ketahanan air dengan menjaga kualitas badan air seperti embung, sungai, danau, dan waduk. Upaya-upaya ini nantinya diharapkan dapat mewujudkan target cakupan pelayanan air bersih hingga 100 persen pada tahun 2030.
Penyebab Air Tanah Tercemar
Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin mengatakan, penyebab air tercemar bakteri E coli di wilayah Jakarta akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan. Menurutnya, hal ini mengakibatkan, lapisan tanah semakin tipis.
“Air tanahnya itu eksploitasinya berlebihan sehingga dalam lapisan tanah itu semakin tipis. Kemudian mudah korosi. Pada saat korosi, kan di rumahan itu ada septic tank dan sumur itu berdekatan. Jadi itu yang kemudian tidak ada batasan di antara septic tank dan sumur, sehingga mudah terkontaminasi air yang ada di bawah tanah, air septic tank dan air bersih,” jelasnya di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Senin (14/11/2022).