Ketahui 5 Jenis Penyakit akibat Banjir yang Perlu Diwaspadai, Ini Kata Mantan Direktur WHO
Banjir berpotensi menimbulkan berbagai penyakit menular. Mantan Direktur WHO, Prof. Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan untuk waspada terhadap lima penyakit ini:
Banjir, yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi maupun banjir rob, merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Dalam keadaan seperti ini, terdapat beberapa penyakit menular yang harus diperhatikan oleh setiap orang. Menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama, seorang Ahli Kesehatan dan Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, terdapat lima jenis penyakit yang perlu diwaspadai selama musim banjir.
1. Diare
Penyakit diare sangat berkaitan dengan aspek kebersihan individu. Pada saat banjir, sumber air minum, terutama yang berasal dari sumur dangkal, sering kali terkontaminasi. Selain itu, kondisi pengungsian yang memiliki fasilitas terbatas juga dapat memperburuk situasi ini. "Diare bisa menular dengan cepat, terutama di area pengungsian," ungkap Prof. Tjandra dalam wawancaranya dengan Health Liputan6.com, pada Kamis, 19 Desember 2024. Untuk mencegah terjadinya diare, ada beberapa langkah yang sebaiknya diambil:
-
Apa penyakit yang ditularkan melalui air banjir? Selain infeksi pernapasan dan pencernaan, leptospirosis adalah penyakit lain yang perlu diwaspadai. Penyakit ini ditularkan melalui urin tikus yang mencemari air. Terlebih, banjir dan genangan air menjadi sarana ideal bagi penyebaran bakteri penyebab leptospirosis.
-
Kenapa banjir menyebabkan krisis kesehatan? Setelah banjir, air yang tergenang dapat menjadi sarang bagi berbagai penyakit menular seperti diare, leptospirosis, dan malaria.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Apa penyebab utama banjir? Banjir terjadi karena berbagai penyebab utama, termasuk hujan lebat, pencairan salju, badai, dan kenaikan permukaan air laut.
-
Apa yang ditemukan di banjir? Seekor ular muncul di tengah banjir yang merendam permukiman warga di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Jumat, (1/12/2023).
-
Apa saja akibat kekurangan air bersih? Sehingga berpotensi menimbulkan penyakit kulit, infeksi pencernaan, dan lainnya.
- Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan atau minum, serta setelah buang air besar.
- Memastikan air minum direbus hingga mendidih setiap hari.
- Menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari penumpukan sampah.
- Segera menghubungi petugas kesehatan terdekat jika mengalami gejala diare.
2.Leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat ditularkan melalui kotoran dan urin dari tikus. Ketika banjir terjadi, tikus akan keluar dari tempat persembunyiannya dan berkeliaran di sekitar manusia, sehingga bakteri ini dapat mencemari air banjir. Prof. Tjandra menjelaskan, "Jika seseorang memiliki luka dan terendam dalam air banjir yang tercampur dengan urine tikus, maka mereka berisiko terinfeksi." Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
- Menjaga kebersihan lingkungan agar tikus tidak berkeliaran.
- Menghindari kontak dengan air banjir, terutama jika terdapat luka pada tubuh.
- Menggunakan pelindung seperti sepatu saat berada di daerah yang terkena banjir.
- Segera mencari pengobatan jika mengalami gejala seperti demam mendadak, sakit kepala, atau menggigil.
3.Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Banjir dapat menyebabkan menurunnya kebersihan serta daya tahan tubuh, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Selain itu, keberadaan tempat pengungsian yang padat juga berpotensi memperburuk penyebaran penyakit tersebut. Dalam situasi seperti ini, sangat penting untuk menjaga kebersihan lingkungan serta kesehatan individu agar risiko infeksi dapat diminimalisir. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penanganan yang tepat harus dilakukan untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh bencana ini.
4.Penyakit Kulit
Selain infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), terdapat juga peningkatan kasus penyakit kulit, seperti infeksi dan alergi, yang sering terjadi saat musim banjir. Peningkatan ini disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap kebersihan serta penurunan sistem kekebalan tubuh, sehingga individu menjadi lebih rentan terhadap berbagai infeksi.
5.Penyakit Pencernaan Lainnya
Selain diare, penyakit pencernaan lainnya, seperti demam tifoid, juga cenderung meningkat saat musim banjir. Kebersihan yang kurang baik serta kontaminasi air dan makanan menjadi faktor pemicu bagi penyakit ini. Prof. Tjandra menekankan bahwa kewaspadaan terhadap perburukan penyakit kronis yang sudah ada sangatlah penting. Banjir yang berlangsung dalam waktu lama dapat melemahkan sistem imun, sehingga memperburuk kondisi pasien yang telah memiliki penyakit kronis sebelumnya. "Masyarakat perlu lebih waspada terhadap kelima jenis penyakit ini dan mengikuti langkah-langkah pencegahan yang telah disebutkan," pungkas Prof. Tjandra.