Dua Klub Asal Jateng Ini Didiskualifikasi dari Liga 3 karena Kerusuhan dan Kekerasan, Ini Fakta di Baliknya
Kerusuhan tersebut menambah rapor merah dunia sepak bola nasional
Kerusuhan tersebut menambah rapor merah dunia sepak bola nasional
Dua Klub Asal Jateng Ini Didiskualifikasi dari Liga 3 karena Kerusuhan dan Kekerasan, Ini Fakta di Baliknya
Pada Jumat (24/11), Komisi Disiplin (Komdis) PSSI Jateng menghukum berat dua klub Liga 3, Persibas Banyumas dan PPSM Magelang.
Kedua klub tersebut harus didiskualifikasi dari Liga 3 karena terjadi kerusuhan suporter serta pemukulan kepada pemain klub tamu.
Bahkan kedua klub harus disanksi hingga musim depan yaitu menggelar pertandingan tanpa penonton dan terusir dari kota homebase.
Lantas apa fakta di balik sanksi tegas ini?
-
Bagaimana Persib mengatasi kerusuhan? 'Kami mengutuk segala bentuk kekerasan dengan alasan apapun dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam mengusut tuntas serta memproses hukum para pelaku kekerasan tersebut.'
-
Dimana keributan terjadi? Seorang anggota TNI Koramil 01/Purwodadi mengalami nasib yang kurang baik saat bertugas mengamankan acara hiburan solo organ di Dusun Tanjungan, Desa Ngembak, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
-
Apa nama kompetisi sepak bola pertama di Indonesia? Setelah berdirinya PSSI tahun 1930, setahun kemudian yakni pada 1931, PSSI menggelar kompetisi resmi pertamanya dengan tajuk ‘Steden Tournoi’.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Kenapa pekerja Indonesia dipecat? Pihak perkebunan yang mempekerjakan mereka mengatakan mereka dipecat karena kurang cepat memetik buah-buah yang akan dipasok ke supermarket besar.
Kericuhan Suporter di Magelang
Pertandingan Liga 3 antara PPSM Magelang dengan Persip Pekalongan dihentikan di menit ke-85 karena terjadi kericuhan. Peristiwa itu berawal saat salah satu suporter tuan rumah masuk ke dalam lapangan. Suporter itu membawa bola dan memasukan bola ke dalam gawang Persip Pekalongan. Aksi itu kemudian diikuti puluhan suporter lainnya masuk ke lapangan. Saat itu skor imbang 1-1.
Aksi ini membuat seluruh suporter PPSM terpancing dan ikut masuk ke lapangan. Tak hanya itu, mereka juga menyerbu ke arah tribun suporter Persip Pekalongan berada.
Foto: Instagram @magelangzone
Suporter Ngamuk di Banyumas
Aksi serupa juga terjadi di GOR Satria Banyumas, tatkala Persibas Banyumas bertanding melawan Persibangga Purbalingga. Kerusuhan terjadi saat pertandingan tinggal menyisakan 10 menit. Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion. Mereka melampiaskan kekesalan dengan merusak bench pemain.
Suporter kecewa dengan pencapaian tim kebanggaan mereka yang hampir selalu menderita kekalahan. Apalagi Persibas hanya mengumpulkan 1 poin dari 6 pertandingan yang dimainkan.
Foto: Instagram @magelangzone
Terkait hukuman tersebut, Ketua Komdis Asprov PSSI Jateng, Ismu Puruhito menjelaskan, keputusan tersebut sudah sesuai dengan Regulasi Liga 3 Jateng 2023 Pasal 45 tentang Invasi dan Rusuh.
Peraturan itu berbunyi apabila terjadi invasi dan rusuh di lapangan permainan yang ditimbulkan oleh tim, panpel, penonton, dan suporter, maka PSSI berhak mendiskualifikasi klub yang bersangkutan dari kompetisi Liga 3 Jateng 2023 serta seluruh pertandingan yang sudah dijalankan dihabiskan serta lanjutan sanksi sesuai dengan Kode Disiplin PSSI.
Lalu bagaimana tanggapan suporter terkait hukuman dikualifikasi ini?
Galih Aldhista (32) salah seorang pendukung Persibas mengatakan bahwa sanksi tersebut merupakan konsekuensi dari kerusuhan yang terjadi di GOR Satria pada Rabu (22/11).
“Kami kecewa karena sebagai suporter ingin penonton tetap bisa menyaksikan pertandingan Persibas. Tapi ini memang risiko kejadian kemarin. Saat itu kami sudah berada di titik puncak kekecewaan,” kata Galih dikutip dari Rri.co.id.
Galih berharap manajemen Persibas bisa memetik pelajaran dari hukuman tersebut. Ia berharap manajemen tidak main-main dalam membesarkan nama Persibas Banyumas. Ia pun berharap jangan ada kepentingan pribadi yang berlebihan di dalam kepengurusan Persibas.