Pendukung Persib Rusuh Usai Lawan Persija, Ini Penyebabnya Hasil Investigasi Manajemen
Dalam laga yang tersaji di Stadion Si Jalak Harupat (SJH), Persib Bandung menang dengan skor 2-0 atar Persija.
Kemenangan Persib Bandung atas Persija Jakarta dalam lanjutan Liga Indonesia, Senin (23/9) dirusak oleh insiden kericuhan yang dilakukan oknum supporter dengan steward. Aksi ini diduga dipicu oleh rangkaian kasus dan kekecewaan para pendukung terhadap manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PBB).
Dalam laga yang tersaji di Stadion Si Jalak Harupat (SJH), Persib Bandung menang dengan skor 2-0 atar Persija. Gol dicetak oleh Dimas Drajad pada menit 38 dan Ryan Kurnia pada menit 82. Kedua tim menuntaskan pertandingan dengan kondusif. Semua pemain dan official bersalaman sebelum meninggalkan lapangan.
Setelah itu, kericuhan terjadi ketika sejumlah penonton merangsek masuk ke lapangan. Mereka berlari mengincar steward yang berada di lapangan. Video dugaan pemukulan viral di media sosial.
Beberapa steward tampak menjadi bulan bulana massa. Sebagian lagi berhasil berlari menyelamatkan diri. Belum ada data jumlah steward yang menjadi korban amukan. Semua masih dalam penyelidikan.
"Kami langsung koordinasi dengan pengendali SSO (Steward Security Officer). Kemudian pasukan kami TNI Polri langsung masuk berdasarkan permintaan dari SSO," kata Kapolresta Bandung Kombes Kusworo.
Aparat yang masuk ke lapangan berhasil meredakan situasi dalam waktu 10 menit. Semua pendukung Persib Bandung diminta meninggalkan lokasi. Belum diketahui ada berapa orang yang diamankan.
Perisitwa kericuhan itu tidak disaksikan langsung oleh kedua belah pihak klub. Para pemain Persib Bandung dan official mendengar keributan saat hendak melakukan konferensi pers di ruangan lain.
Beberapa pemain mencurahkan kekecewaannya melalui status di media sosial. Salah satunya Nick Kuipers. Menurut dia, hal ini mencoreng hal-hal baik yang sudah diupayakan banyak pihak dalam mewujudkan sepakbola yang aman dan menyenangkan.
"Sepak bola adalah permainan yang paling indah di dunia-ini dimaksudkan untuk membawa kegembiraan, menyatukan teman, keluarga, dan orang-orang! Minggu ini merupakan kehilangan besar bagi kita semua. Inilah saatnya untuk menyadari bahwa kita semua memiliki tujuan yang sama. Kita seharusnya menjadi satu klub, satu tim, bersatu dalam warna biru," tulis Nick dalam bahasa Inggris.
Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) H Umuh Muchtar mengaku tidak melihat langsung peristiwa kericuhan yang melibatkan bobotoh di Stadion Si Jalak Harupat usai laga Persib Bandung melawan Persija Jakarta. Ia pun tidak ingin berkomentar terlalu banyak terkait hal tersebut.
"Itu juga saya tidak lihat karena saya tadi tahu ini (pengundian) langsung sembahyang juga, tadi saya tidak mendengar juga ya, tidak tahu saja,” ucap dia saat ditemui terpisah.
Pria yang akrab disapa Wa Haji ini mengaku tidak tahu penyebab penonton merangsek dan membuat situasi ricuh serta diduga menganiaya steward. Disinggung mengenai denda, menurut dia, potensi itu sangat besar terjadi.
"Ya itu mah resiko ya, udah biasa kita disanksi ya. Ya, saya lah semuanya minta menggali kondusif lagi aja ya. Udah harus saling memaafkan bila ada kesalahan-kesalahan ya," jelas dia.
Hubungan panas sejumlah kelompok pendukung Persib Bandung dengan pihak manajemen klub yang dinaungi PT PBB memanas setelah laga melawan Port FC dalam ajang AFC Champions League (ACL) 2 2024/25 di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung pada Kamis (19/9).
Di pertandingan itu, klub berjuluk maung bandung harus mengakui keunggulah tim dari Thailand dengan skor 0-1.
Setelah pertandingan, beredar video seorang pendukung ditangkap steward karena diduga meneriakkan kata-kata kasar kepada pemain karena kecewa dengan permainan yang ditunjukkan saat laga melawan Port.
Dari video yang beredar, instruksi penangkapan datang dari Adhi Pratama selaku Head of Communications PERSIB Bandung. Penonton tersebut dibawa ke ruang ganti pemain dan diduga mendapatkan penganiayaan dari sejumlah pemain.
Hal ini memicu kemarahan. Sejumlah kelompok pada hari berikutnya menggelar unjukrasa di Graha Persib. Mereka menuntut keterbukaan mengenai kasus ini, sekaligus tanggungjawab dari pihak manajemen.
Pada Minggu (22/9) pihak manajemen mengumumkan hasil investigas. Namun, kekecewaan pendukung Persib makin memuncak karena apa yang disampaikan masih bernada menyalahkan dan tidak menjawab pertanyaan dalam kasus dugaan penganiayaan.
Berikut hasil investigasi yang disampaikan manajemen Persib melalui laman resminya:
1.Insiden terjadi setelah adanya tindakan provokasi teriakan kasar, kebencian, dan hinaan dari oknum suporter di tribun VIP yang ditujukan kepada beberapa pemain PERSIB yang hendak masuk ke area tunnel setelah pertandingan melawan Port FC selesai.
2.Provokasi oknum suporter tersebut sempat mengakibatkan terjadinya situasi kurang kondusif di area balkon tribun VIP dengan suporter lain yang tidak melakukan provokasi kepada pemain PERSIB.
3.Untuk menghindari gesekan antar suporter di tribun semakin meluas, oknum suporter yang melakukan provokasi tersebut diamankan pihak keamanan dan dibawa ke area tunnel. Sebelumnya steward pun sudah mendokumentasikan tiket dan KTP oknum suporter tersebut sebagai pegangan data.
4.PERSIB tidak dapat mentolerir tindakan provokasi yang dilakukan oleh oknum suporter tersebut, karena berpotensi mengakibatkan kericuhan di area tribun dan mengganggu keamanan suporter lain yang hadir di stadion, khususnya keluarga, perempuan, dan anak-anak.
5.Terkait dengan dugaan intimidasi atau kekerasan yang terjadi pasca pertandingan dan dugaan terjadinya pelecehan verbal kepada Bobotoh perempuan, saat ini tim fact-finding PERSIB masih melakukan pendalaman antara lain pengumpulan data, bukti, klarifikasi dengan para saksi, dan pihak yang diduga terlibat.
6.Untuk memastikan hasil yang objektif dan sesuai dengan fakta yang terjadi, proses investigasi membutuhkan waktu karena melibatkan banyak pihak. Perkembangan proses investigasi akan kami sampaikan kembali selambat-lambatnya pada tanggal 27 September 2024 mendatang.
7.PERSIB berkomitmen untuk menindak tegas pihak-pihak yang terbukti bersalah.
8.Merupakan komitmen PERSIB untuk selalu patuh terhadap regulasi serta memastikan keselamatan, keamanan, kenyamanan Bobotoh, pemain, official dan seluruh perangkat pertandingan, karena sepakbola memiliki nilai universal untuk dinikmati oleh semua kalangan.
Selain kasus dugaan penganiayaan, hubungan sejumlah pendukung dengan manajemen, khususnya steward meruncing diduga karena kasus dugaan pelecehan terhadap penonton wanita saat pertandingan melawan Port FC. Dugaan itu sempat ramai dibahas di media sosial.