Peristiwa Padang Area, Perjuangan Rakyat Padang Melawan Sekutu dalam Mempertahankan Kemerdekaan
Di Kota Padang, terjadi peristiwa bersejarah pada 27 November 1945 di sebuah sekolah bernama Sekolah Teknik Simpang Haru.

Di Kota Padang, terjadi peristiwa bersejarah pada 27 November 1945 di sebuah sekolah bernama Sekolah Teknik Simpang Haru.

Peristiwa Padang Area, Perjuangan Rakyat Padang Melawan Sekutu dalam Mempertahankan Kemerdekaan
Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, kondisi wilayah di tanah airmasih belum stabil. Kedatangan tentara sekutu yang berniat kembali menguasai wilayah Indonesia memicu terjadinya konflik dan peperangan di beberapa daerah.
Di Kota Padang, terjadi peristiwa bersejarah pada 27 November 1945 di sebuah sekolah bernama Sekolah Teknik Simpang Haru. Peristiwa ini menjadi awal pemicu perlawanan rakyat Padang menghadapi kelompok sekutu. (Foto: Pixabay)
Pada saat itu, serdadu KNIL memaksa melakukan pendudukan di sekolah tersebut. Hal ini memaksa kepala sekolah bernama Said Rasad melayangkan protes terhadap perilaku serdadu KNIL. Alhasil, anggota KNIL pun memukul Said Rasad hingga pingsan.
Sikap KNIL ini memicu perlawanan dari rakyat pemuda. Ketika malam tiba, mereka pun merengsek masuk ke kawasan sekolah untuk menyerang para serdadu KNIL.
Pengungsi Warga Asing
Sejak kedatangan sekutu ke Kota Padang pada bulan Oktober 1945, ada banyak pengungsi orang-orang Belanda maupun Eropa yang kemudian bekerja di perusahaan swasta. Dari sekian banyak pengungsi asing, terdapat beberapa orang yang merupakan mantan serdadu KNIL.
Pihak republik pada saat itu memang membantu para pengungsi asing untuk menyediakan tempat pengungsian. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu jumlah pengungsi kian meningkat sehingga kewalahan untuk menanggulanginya.
Serbu Sekolah
Tepat pada 27 November 1945, serdadu KNIL mencoba merengsek masuk ke sekolah Teknik Simpang Haru. Tanpa berpikir panjang mereka langsung menyerobot masuk dengan membawa barang-barang pribadinya.

Said Rasad, yang pada saat itu menjabat sebagai kepala sekolah melayangkan protes kepada mereka. Said pun menanyakan di mana keberadaan komandan mereka. Lalu, serdadu KNIL mengantarnya ke kediaman komandan yang tak jauh dari sekolah.
Setelah melakukan pertemuan, Said justru diusir dari rumah komandan KNIL, kemudian para serdadu mulai menyerang Said dengan brutal hingga jatuh pingsan. Said mendapatkan pertolingan dari komisaris Polisi, Johnny Anwar, kasus ini pun dengan cepat tersebar luas.
Serangan Kelompok Pemuda
Setelah kasus tersebut menyebar, para pemuda Republik yang merasa tidak terima pun langsung menyerang serdadu KNIL pada malam harinya. Beberapa dari mereka pun tewas akibat serangan tersebut.
Dampak dari penyerangan tersebut, pihak KNIL pun melakukan penggeledahan terhadap rumah-rumah warga. Ratusan pemuda dijebloskan ke penjara serta beberapa rumah juga hangus terbakar hingga memakan korban dari pihak rakyat.
Monumen Padang Area
Dari insiden tersebut, di Kota Padang tepatnya di Simpang Haru dibangun sebuah monumen untuk mengenang perjuangan rakyat pada saat itu. Monumen yang dibangun pada tahun 1990 ini bentuknya berupa lidah api yang menyala lalu dihias dengan relief perjuangan rakyat Padang.

Pembangunan monumen ini dirancang oleh Ibenzani Usman dengan biaya dari sumbangan purna bakti Kamardy Arief (ex Direktur BRI) sebanyak Rp200 juta. (Foto: Wikipedia)